•Maukah kalian membaca kisah mereka?•
||
•Setelah SMA/SMK, tujuan mereka selanjutnya adalah Kuliah, dari siswa/i menjadi mahasiswa/i.
Dari awal, mereka menargetkan kampus yang akan mereka tempuh sesuai keinginan mereka sendiri.
Beberapa kampus begitu sulit untuk menerima pelajar karena tidak memenuhi syarat-syarat. Dari banyaknya kampus-kampus itu,
Universitas Dharma adalah salah satunya.
UD adalah kampus yang begitu terkenal di Indonesia karena memiliki dosen-dosen dari luar negeri, pendidikannya yang begitu terjamin dan terpercaya, serta salah satu kampus yang tidak memiliki catatan pungli dari awal dibangun.
Namun, UD memiliki banyak syarat masuk sesuai jurusan mereka, melalui tes-tes yang sulit dan juga biaya yang begitu mahal, hanya sedikit yang mendapatkan beasiswa disana karena sulitnya untuk menerima itu.
Tapi, UD memiliki bangunan yang tak begitu besar untuk menampung ribuan mahasiswa dan para dosen serta staf lainnya, sehingga jam kuliah harus berganti-ganti menyesuaikan kelas kosong.
Setelah diskusi panjang, akhirnya UD akan mendirikan bangunan yang lebih layak lagi dan lebih besar. Namun, negatifnya adalah UD harus pindah lokasi karena lokasi saat ini tidak begitu luas untuk bangunan baru nanti dan pembangunan UD dilakukan sedikit demi sedikit.
Hingga beberapa tahun berlalu, di masa libur semester gasal...
Pengumuman bangunan baru UD, masuk memenuhi seluruh media dan membuat respon yang tak terduga
UD yang sekarang ini, memiliki bangunan yang begitu besar dan luas, bahkan dijelaskan disana, sudah memiliki ruangan dan fasilitas yang lengkap dan kini menjadi kampus besar nomor 1 dari seluruh Indonesia.
Bangunan baru membuat mahasiswa/i tentunya senang akan itu, tapi tak memungkiri membuat yang lainnya tidak senang juga,
Karena kampus itu pindah lokasi.
Mahasiswa/i yang jarak rumah dekat dengan kampus kini begitu jauh dan mau tak mau membuat mereka mencari kos yang dekat dengan lokasi kampus yang sekarang.
Untungnya biaya kuliah tidak naik, itulah bonusnya.
Di hari libur ini, beberapa kembali ke Yogyakarta untuk mencari kos yang dekat dengan UD,
"Belum dapat kos?"
Salah satunya pemuda tinggi dengan rambut hitam legam yang sedang berjalan mengelilingi jalan itu, mencari kos yang masih kosong
"Belum ibu ... banyak yang sudah penuh, ada juga yang belum penuh tapi aku tak jamin kos itu baik.." keluhnya
"Sudah ibu bilang... lebih baik pilihan ayah saja, 'kan? bangun rumah disekitar sana dan selesai, mudah 'kan?"
Lelaki itu menghela nafas, "ibu... aku sudah dewasa biarkan aku menjadi anak kos sekarang, dulu-dulu aku tinggal sama ibu dan ayah, kan? aku ingin mandiri"
Lelaki itu tidak menghentikan langkah kakinya dan kini dia sudah berjalan memasuki lorong dengan banyaknya rumah-rumah di sisi kanan-kiri dan mengucapkan salam perpisahan kepada ibunya dari telepon.
"Padahal aku sudah mau selesai, kenapa juga pindah lokasi kampus sih?" gerutunya
Lamanya dia berjalan dibawah teriknya matahari yang panas, dia melihat warung dan tergiur akan minuman dingin disana
"Permisi mba.."
Wanita muda yang menjaga warung, tersenyum ramah, "panas yah?"
"Iya mba"
Mengambil air botol dingin serta cemilan lalu membayar nya,
"Kamu mahasiswa yah?"tanya wanita itu
"Iya mba, kok tahu?"tanya lelaki itu dengan wajah terkejut
Wanita itu hanya tertawa kecil dan memasukkan belanjaan lalu memberikan kepadanya
"Apa kamu sedang mencari kos?".
༶•́To Be Continued•̀༶
Nb : Universitas Dharma (UD dibaca : yu'dē)
*Lambang UD
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan 12 [Hiatus]
General FictionRumah itu menjadi saksi bisu kenangan mereka bersama. Bagaimana dengan kalian? Maukah kalian membaca kisah mereka hingga akhir? ~TXT & ENHYPEN LOKAL AU~ •Sabtu & Minggu : libur•