•12•

78 17 5
                                    

"Pribadi yang berbeda"

Jayden adalah pribadi yang pemalu dan kaku untuk bertemu orang.

Tampangnya sahaja yang terlihat tegas, sangar dan cetus, tapi jauh di dalam hatinya dia begitu pemalu, dan tak tau harus buat apa jika bertemu orang

Dan sekarang dia tidak fokus membaca karena didepannya ada Junaan yang tadi menyapanya dan kini mereka duduk berhadapan didalam perpustakaan

"Apa yang harus kulakukan? apa kah aku harus bertanya? 'sudah makan' begitu? Kamu buat apa? kamu kenapa kesini? namamu siapa? baca buku apa?"

Pikirannya berkecamuk dengan keringat yang membasahi wajahnya

Sedangkan Junaan, dia tampak menikmati bacaannya, bukan buku pelajaran seperti Jayden, tapi novel dengan judul 'Hysteria'

"Gilak, kece juga mereka berlima nih, apalagi sih Alaric nih."

Cukup hening perpustakaan itu, tapi tidak dengan otak Jayden.

"Kak"

Jayden tersentak kala mendengar namanya keluar dari mulut Junaan

Dan Junaan ikut tersentak juga.

"Maaf, aku ganggu kakak"

Jay terdiam, matanya gelisah untuk menjawab ucapan Junaan

Dalam bisik-bisik itu, "Apa kakak tidak nyaman?"

Pertanyaan itu keluar dan membuat Jayden ribut dengan otaknya

"Apa ini?apa yang harus kujawab?tidak?kenapa kamu berpikir begitu?ngak juga? no? of course, no? Aniyo? nandemonai? ora?naur?"

Junaan menunggu nya dengan sabar sembari memandang lekat Jayden, dan dari banyaknya kata-kata di otaknya,

"I-iya...?"

Eh?

Sedetik kemudian Jayden menyesal.

ו÷•×

Junaan tersenyum simpul, lalu berdiri

"Kalau gitu aku pindah yah kak, hehe"

Junaan melangkah kan kakinya,menjauh dari Jayden

"Tidak!!aku salah bicara!!"

Terlambat.

Junaan sudah menghilang dari pandangan nya.

Jayden menutup wajahnya dengan kedua lengannya,

"Oh my GOD!! Crazy!!!AAAAAA!!"

Kita bisa mendengar suara tertahan Jayden saat ini.

"Bodohnya!! nanti dia pikir aku benci dia gimana?nanti dia menjauh gimana? begonya ngak ketolong!!!"

Cukup lama dia berkelahi dengan batinnya, dia menghela nafas panjang lalu kembali membuka bukunya

"Ah... sepertinya aku tidak akan bisa berteman.."

Kita tinggalkan Jayden, kita beralih ke Junaan,

Dia ingin baca buku lain, tapi perutnya sudah berbunyi, jadinya dia memilih untuk keluar perpustakaan

"DOR!"

"WARGG!"

Junaan berteriak kaget ketika seseorang muncul dari depannya langsung, dan memukuli nya

"REZKY!!"

Rezky tertawa keras, dia tidak sengaja melihat Junaan di perpustakaan lewat jendela dan berniat membuatnya kaget ketika melihat Junaan menuju pintu

Untung saja mereka sudah diluar perpustakaan.

Junaan mengelus dadanya. "Untungnya ngak ada riwayat penyakit jantung, kamu mau ganti kalau jantung ku keseleo?"

"Jantung mu bisa keseleo?ya udah sih diurut"sahut Rezky

"Tampol nih"

Rezky dan Junaan satu fakultas beda jurusan, mereka sama-sama semester 2 dan membuat pertemanan mereka lebih dekat

Rezky membuka handphonenya dan melihat jam yang menunjukkan pukul 12.59

"Kamu ngak makan di kantin kan?nah aku bawa bekal"ucap Rezky sembari memperlihatkan 3 kotak bekal yang tersusun

"Anjayyy... kebetulan juga aku lapar, yuk!" ucap Junaan sembari merangkul pundak Rezky yang tinggi nya sama dengan-nya

Kenapa mereka tidak mau makan di kantin?

Kata Rezky, 'hemat, aku bisa masak juga'. Kalau kata Junaan, 'ramai, sebenarnya aku malas kesana, pengen bawa bekal tapi suka lupa buatnya'

Yah begitulah jawaban mereka berdua.

Dengan canda tawa mereka berjalan menuju taman untuk makan dibawah pohon teduh dan sejuknya angin siang hari.

Oh, pribadi mereka terlihat sama.

Atau tidak?

༶•́To Be Continued•̀༶⁠ 

Kosan 12 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang