•13•

62 18 7
                                    

"Dering yang berisik"

Seth membuka matanya secara perlahan, samar-samar matahari dari jendela menusuk indra penglihatan nya

Dan melihat jam weker yang menunjukkan pukul 12.30 siang

"Hah... aku masih mengantuk..."

Hai, perkenalkan si pemuda tampan yang mempunyai hobi tidur, Seth namanya.

Seth sangat suka tidur, apalagi jika hari libur maka dia akan tidur sepenuh hari, apalagi besoknya libur, sudah dipastikan dia tidur 24 jam

Dan anak-anak lain tak mempermasalahkan itu.

Jika orang-orang biasanya begadang untuk belajar dan kerja tugas, maka Seth di jam 23.00 tepat, dia akan tidur,

Tidak peduli jika besok tugasnya dikumpul, karena besok pagi dia akan menyelesaikan nya dengan cepat dan tepat

Bahkan dosen pun mengakui kepintarannya.

Hari ini, dia tidak ada kelas, dan dia baru bangun tidur siang ini

Rupanya dia ada janji untuk keluar bersama temannya.

Akhirnya dia beranjak dari kasurnya dan membersihkan diri,

'dzzrrrt'

Hingga bunyi dering telepon menghentikan aktivitas nya yang sedang mengeringkan rambut

+62xxxxx97
Calling...

Melihat nomornya saja, Set sudah tahu itu siapa dan membuat wajahnya masam.

Panggilan itu berakhir tanpa ada kepedulian dari pemilik telfon.

'dzzzrrt'

S

epertinya pemanggil tidak menyerah, dia menelfon kembali dan akhirnya mau tak mau Seth mengangkat telepon itu.

"Apa mau mu?"

Nada ketus keluar dari bibirnya dan tatapan yang tak suka dari wajahnya.

"Hei, apakah kamu sengaja?kenapa tidak mengangkat telfonku?"

"Katakan, apa mau mu."

Suara perempuan itu terdengar berdecak sebal lalu, "apa kamu tahu?aku dapat tas baru dari mami!!"

"Tasnya branded!!"

Detik itu juga, Seth menyesal mengangkat telfon itu,

"Hei kak, apa kamu kesal dengan adik mu?kakak jahat...hueng.."

Rengekan dari adiknya itu terdengar menjijikan ditelinga Seth

"Ah, kamu kesal karena tidak pernah dibelikan barang dengan mami papi yah?"

"Minta sama bibi mu itu~ bukan kah kalian seperti ibu dan anak?,jangan bilang kamu adalah kakak tiri ku?"

Seth sudah kebal dengan ejekan itu, karena itu sudah menjadi makanan sehari-harinya.

Dan setelah diam terus,

"Sudah selesai bacotnya?"

"Apa-"

'Tuut'

Seth mengakhiri sambungan telepon itu dan memblokir nomor adiknya.

Seth menghela nafas panjang. "Aku akan sangat bersyukur jika aku anak kandung bibi,"

"Itu lebih baik daripada keluarga Ivander yang sangat memuakkan itu."

ו÷•×

Kos siang ini tampak sepi,

Ya, karena penghuni kos sedang menghirup udara di kampus.

Dan Seth sendiri yang tidak ada kelas hari ini, jadinya dia akan pergi keluar bersama temannya

Ketika ia membuka pintu utama,

"Loh, udah bangun?"

Seth mendapati Kinan yang berdiri didepan pintu, yang baru saja ingin membuka pintu

"Iya,aku mau pergi sama temanku"jawab Seth

"Kamu sudah selesai kelas?"

Kinan mengangguk.

"Bagaimana kelasnya?" tanya Seth melipat kedua tangannya sembari menyenderkan tubuhnya di pintu

Kinan menghela nafas pendek. "Baik-baik saja,tapi lelah juga~ banyak tugas aku dapat sekarang, aku harus menyelesaikan semua nya.." ucapnya dengan gerutu

Seth tersenyum tipis. Jika Kinan yang merengek, dia tidak akan masalah, sangat berbeda dengan adiknya itu yang bahkan ia tidak mau anggap sebagai saudara kandung

"Mau ikut?"tawar Seth

"Nga, aku dah terlalu banyak menghirup udara luar"tolaknya

"Berani sendiri, kan?kalau ada apa-apa, telfon aku, kak Sakha mungkin sibuk"

"Baiklah"

Seth pun menitipkan kunci rumah pada Kinan lalu melenggang pergi meninggalkan Kinan yang melambaikan tangannya

"Oh"

Didepan pagar, Seth berhenti sejenak lalu menatap Kinan

"Handphone mu harus aktif yah, kamu mau apa?"

Kinan terkekeh, "macaron sepertinya boleh~"

"Baiklah, sampai jumpa"

Kinan tersenyum, memandang kepergian Seth lalu menutup pintu,

'dzzzrt'

Sebelum getaran handphonenya bergetar

'Ayah'
Calling you...

༶•́To Be Continued•̀༶⁠ 

Kosan 12 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang