17. Kencan Budget UMKM

50 14 0
                                    


Keira ingin menghampiri Escal, tapi, Keira nggak percaya diri. Kado yang harusnya buat Escal malah dibawa sama Arran. Enggak mungkin juga kan, Keira nyamperin Escal cuma bawa diri? Nanti malah Keira ditatap sinis sama dayang-dayang Escal yang udah repot-repot joget sepanjang pertandingan.

Keira jadi nggak sabar nunggu momen dimana Escal mengakui Keira sebagai tunangannya di depan umum. Semua orang pasti akan menatap Keira dengan sorot iri dengki, kan? Lalu Keira bakal naik kasta jadi pemeran utama!

Hahaha.

"Buset! Ketawa lo kayak antagonis tau nggak!" Vivi tiba-tiba mengeplak punggung Keira, membuat mimpi setinggi kastil itu runtuh. "Ngetawain apa apa sih sampe segitunya? Emang apa yang lucu?"

"Nggak, bukan apa-apa." Keira mengibaskan tangan. "Lo udah selesai kasih buketnya ke Kak Escal? Udah foto bareng?"

Sebelah alis Vivi terangkat naik. "Ngapain foto bareng. Orang kakak gue yang nitip pengin kasih buket. Dia ada seminar proposal hari ini. Gue mah ngefans sewajarnya aja."

Keira tersenyum lega. Seenggaknya Keira nggak perlu kehilang Vivi kalau faktanya terbongkar, kan?

"Eh, gue harus balik duluan nih. Emak gue udah nelpon." Tatapan Vivi terlihat bersalah. "Lo nggak apa-apa kan, nunggu Arran sendiri?"

"Iya, enggak apa-apa." Keira tersenyum tipis. "Lo duluan aja."

"Lagian si Reihan itu. Bisa-bisanya dia malah cosplay jadi anak cheers." Tatapan Vivi beralih pada Reihan yang lagi ngobain pom-pom yang kilaunya bikin sakit mata. Keliatan bahagia banget waktu ngikutin gerakan Intan. "Gue jadi curiga kalau sebenarnya dia pengen join klub."

Keria terkekeh. Vivi emang pinter banget kalau urusan lawak.

Keira mendorong pundak Vivi. "Udah sana pergi. Nanti Emak lo tambah ngomel-ngomel."

Vivi cemberut. "Padahal gue kan masih pengin liat adegan uwu lo sama Arran."

"Uwu apanyaaa?" Keira melotot. Emang bebal makhluk satu ini kalau dikasih tahu. Mentang-mentang Keira belum naik haji apa. "Jangan ngada-ngada deh. Kan gue udah bilang kalau gue nggak pacaran sama Arran!"

"Muka lo merah tuh." Vivi berujar dengan nada menggoda. "Keliatan saltingnya!"

Ini Keira sebenarnya lagi marah, tau. Bukannya salting! Gregetan banget pengin jambak kunciran rambut Vivi yang dikasih pita warna warni mirip manggar ondel-ondel.

"Udah lama nunggu?" Arran tiba-tiba muncul. Dia tampak segar dengan rambut basah dan wangi sabun, udah kayak es teh tigaribuan di siang bolong.

"Kalau gitu gue cabut dulu." Vivi melambai ceria ke arah Arran. "Tolong jaga bestie gue baik-baik! Hatinya rapuh banget kayak rempeyek!"

Arran terkekeh kecil, balas melambai dan mengucap salam perpisahan. Setelah kepergian Vivi, Arran menatap Keira yang pasang muka ditekuk. Gemes banget kayak pacar yang lagi ngambek.

Arran jadi nggak tahan dan mengacak puncak kepala Keira gemas. "Gue tahu kok. Kalau lo nyiapin buket kadonya buat Escal. Jadi tadi gue taruh paper bag-nya di loker Escal." Arran mengibaskan buket bunga matahari di tangannya ke depan Keira. "Tapi bunga ini buat gue sebagai imbalan."

Keira mengerjapkan mata, tiba-tiba bingung harus kasih reaksi kayak gimana. Di satu sisi, Keira merasa bersyukur tapi, di sisi lain dia juga merasa nggak enak. Padahal tadi mukanya Arran kelihatan bahagia banget kayak abis menang lotre...

"Vivi salah paham ngira kita pacaran, ya?" tanya Arran lagi, mengalihkan pembicaraan. "Dia keliatan kayak fangirl yang bucinin kisah cinta gue sama lo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lovascal : My Lovely KeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang