SMA Cakra Buana sedang memulai masa orientasi siswa hari ini. Ah, enggak. Bukankah sekarang namanya sudah berganti jadi masa pengenalan lingkungan sekolah? Yah, pokoknya semacam itu. Dan kakak kelas ganteng yang lagi pegang toa di depan lapangan adalah Escal, tunangan Keira.
Escal begitu menawan di bawah sinar matahari pagi yang menyorot lembut. Rambut bagian depannya agak basah karena keringat. Tubuhnya tinggi menjulang bak aktor papan atas, berotot di tempat yang pas. Dia memiliki kulit seputih salju, bersinar bak berlian. Tiap kali tersenyum, disekeliling Escal ada bunga-bunga yang bermekaran. Kalau malaikat bisa digambarkan, itu akan sama seperti Escal.
Keira ingin berteriak pada semua orang bahwa cowok keren dengan suara lantang itu adalah miliknya, calon suaminya di masa depan.
"Kyyaaa. Kak Escal gans banget, asli. Paling ganteng di antara semua kakak OSIS." Nindya—cewek dengan rambut cokelat muka pick me itu tak melepaskan pandangannya dari Escal. Matanya menyala-nyala seperti kain shimmer. "Kak Escal udah punya pacar belum, ya?"
"Kalau pun belum, dia juga nggak bakal mau sama lo kali Nin!" Tika—gadis berambut pendek itu menatap Nindya sinis. "Seleranya Kak Escal itu cewek lolipop kayak gue."
"Idih, narsis amat neng!" Nindya menggeplak kepala Tika. "Gue bakal kopral di lapangan seribu kali kalau lo bisa jadian sama Kak Escal!"
"Lo berkata seolah-olah itu hal yang mustahil."
"Ya emang bener kan. Kak Escal udah ganteng, wangi, ramah, pengurus OSIS, terus ditambah pernah main film, pula. Nggak mungkin mau sama lo yang gudikan."
"Bingsit."
Keira yang melihat perdebatan dua cewek di sampingnya mendengus. Tak hanya Nindya dan Tika saja yang mengidolakan Escal seperti fans fanatik gila, tapi nyaris semua murid baru yang ada sini! Jiwa posesif Keira menyala-nyala.
Nyebelin banget sumpah. Rasanya Keira ingin menjambak kepala mereka semua sampai botak sambil berteriak keras-keras,
"Escal itu tunangan gue!"
"Apasih liat-liat tunangan orang. Mata kalian mau gue colok satu-satu?"
"Kalian boleh aja ngidolain Escal, tapi cintanya Escal cuma buat gue."
"Minggir kalian! Tunangan Escal mau lewat nih!"
"Sebelum muji-muji Escal, izin dulu ke gue!"
Dan... sederet makian lainnya yang tertahan di tenggorokan.
Yah, beginilah nasib tunangan tapi backstreet. Mau ngaku-ngaku nanti malah dikatain gila. Tapi kalau diem-diem malah gondok sendiri. Kenapa Escal harus genteng pake banget, sih? Kenapa dia harus punya suara berat yang seksi? Dan kenapa Escal harus punya aura memikat yang bikin semua cewek klepek-klepek?
Yah, mau bagaimana lagi.
Menyembunyikan pertunangan mereka memang keputusan terbaik saat ini. Kalau semua orang tahu, bisa-bisa Keira dijadikan bahan gibah seantero Cakra Buana. Belum lagi dengan teror dari kakak kelas dan tikus mati di loker. Terus masih dibanding-bandingin juga sama spek bidadari sekolah: yang pantes dapetin Escal tuh bukan lo, tapi dia!
Baru bayangin saja sudah bikin Keira ngeri. Keira bukan sosok pemberani yang mampu mencintai Escal secara terang-terangan dan ugal-ugalan.
Toh, Escal juga lagi bangun citra jadi calon ketos idola sejuta umat. Kalau sampai ada yang tahu Escal punya tunangan, bisa-bisa dia kalah suara sama si Bagas yang punya bekingan kepala sekolah. Keira kan, enggak mau jadi penghalang cita-cita Escal.
Tapi...
"Tik, gue udah putusin buat godain Kak Escal mulai hari ini." Tatapan Nindya terlihat bertekad. "Kalaupun Kak Escal udah punya pacar, gue bakal ngelakuin segala cara buat rebut Kak Escal dari pacarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovascal : My Lovely Keira
Roman pour AdolescentsGimana rasanya punya tunangan ketua OSIS yang populer, ganteng, baik dan ramah? Pasti kayak adegan dalam sebuah drama. Di mana kisah mereka bakal disorot dan dapat banyak dukungan. Isinya di sekolah cuma pacaran. Nyatanya, hal itu nggak berlaku bua...