Keira sedang menunggu Arran di lobi hotel saat Escal tiba-tiba muncul dengan setelan jasnya. Dia berjalan dengan terburu-buru sebelum matanya menemukan Keira. Seketika, senyum Keira langsung terbit, lebar sekali. Dia melambaikan tangan meminta Escal mendekat.
Sudah Keira duga kalau dirinya hanya salah paham. Escal pasti akan datang sesibuk apapun jadwalnya. Escal pasti mengkhawatirkan Keira yang sendirian di tengah-tengah pesta, kan?
Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat Keira berdebar.
"Kamu mau ke mana?" tanya Escal begitu tiba di depan Keira.
"Aku nggak suka pesta tanpa Kak Escal. Jadi aku mau pulang." Keira begitu terharu dengan kehadiran Escal sampai tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipi.
"Maaf, aku datang terlambat hari ini. Tapi nggak bisa ngabarin karena ponselku mati." Escal mengusap air mata di pipi Keira dengan ujung jempolnya. "Kamu tadi berangkat sendirian?"
"Enggak, aku tadi dijemput Arran." Keira menjawab jujur. "Arran bilang dia disuruh Papa jemput karena Kak Escal berhalangan hadir malam ini."
"Arran?" ada keterkejutan di mata Escal. "Gimana bisa?"
"Aku nggak tahu." Keira berusaha menjelaskan agar Escal tak salah paham. "Arran tiba-tiba nyamperin ke rumah dan aku nggak punya pilihan selain ikut."
"Maksudku, sejak kapan Om Revaldi dekat sama Arran? Dan gimana bisa?" ulang Escal lagi. Ada emosi dalam suaranya. "Ini pertama kalinya Om Rivaldi biarin cowok lain jemput kamu."
Escal berujar seolah-olah Papa sedang mendorong Keira buat selingkuh sama Arran.
"Kakeknya Arran jadi salah satu mitra bisnisnya Papa." Keira berusaha tetap tenang. "Yang aku tahu cuma sebatas itu."
"Keira." Escal menyugar rambutnya, terlihat frustrasi. Dia bahkan meninggikan suara. "Kamu bener-bener bikin aku sakit kepala!"
Keira mengerjapkan mata, beberapa kali.
Kenapa... Kak Escal tiba-tiba marah? Apa Keira sudah melakukan kesalahan?
"Ayo kita ke dalam lagi." Escal menarik pergelangan tangan Keira, kuat. "Aku harus muncul di pesta ini biar semua orang tahu kalau aku masih tunangan kamu!"
"Tunggu dulu—" Keira berusaha menghentikan tarikan tangan Escal. "Tadi Arran udah masuk buat minta izin sama Papa buat balik lebih awal. Dan aku nggak tahu alasan apa yang dipake Arran."
Kalau Keira tiba-tiba muncul ke dalam, Escal akan berada dalam masalah. Arran bisa saja bilang ke papa kalau Keira sedang tak enak badan. Escal bisa disalahpahami Papa sebagai tunangan yang tidak pengertian. Dan itu lebih buruk dari absennya Escal di pesta malam ini, kan?
"Keira, kamu—" Escal kehilangan kata-kata. Dia mundur satu langkah dan mengusap wajahnya kasar.
"Memangnya kenapa sih? Aku sama Arran kan cuma temen. Kenapa Kak Escal marah?" Keira menggenggam jari-jarinya yang mulai dingin. Escal itu jarang banget nunjukin emosinya, jadi...
Apa kesalahan Keira sefatal itu?
"Harusnya kamu bilang dulu," balas Escal, dengan nada dingin.
Keira meremas jari-jarinya, berusaha menahan getar dalam suara. "Aku udah telpon tapi nomor Kak Escal nggak aktif."
"Keira..." Escal menatap Keira tajam. "Yang harusnya kamu lakuin saat ini cuma minta maaf, bukannya cari alasan."
Kepala Keira langsung tertunduk dalam. Air matanya jatuh lagi. "Maaf, harusnya tadi aku berangkat sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovascal : My Lovely Keira
Teen FictionGimana rasanya punya tunangan ketua OSIS yang populer, ganteng, baik dan ramah? Pasti kayak adegan dalam sebuah drama. Di mana kisah mereka bakal disorot dan dapat banyak dukungan. Isinya di sekolah cuma pacaran. Nyatanya, hal itu nggak berlaku bua...