14. Pesta Ulang Tahun

47 14 0
                                    


"Bukannya lo ke pesta ulang tahunnya Om Revaldi?" Nando—yang sedang main play station di ruang tengah bertanya begitu melihat Escal datang hanya pakai kaus dan celana kolor. Tak lupa dengan tas punggung hitam besar. "Jangan bilang lo absen?"

"Bukan urusan lo," jawab Escal, dengan nada dingin. Dia hendak mengabaikan Nando, tapi, ucapan sang kakak selanjutnya membuat Escal mematung,

"Padahal lo baru aja dimarahin Ayah, kan? Masih belum kapok juga?" Sebelah alis Nando terangkat naik. "Tadi waktu gue pulang ngampus gue liat ada mini cooper di depan rumahnya Keira. Gue kira lo beli mobil baru tapi ternyata..." Nando memiringkan kepala. "Lo malah nggak dateng. Lo pasti udah bisa bayangin kan, gimana murkanya Ayah kalau sampai Keira datang sama cowok lain ke pesta?"

Kedua tangan Escal mengepal kuat. "Bukan urusan lo."

Sejak dulu, Escal tak pernah suka datang ke pesta ulang tahun yang memuakkan itu. Escal selalu memuntahkan semua makanannya masuk ke perutnya setelah selesai pesta, jadi, Escal tak ingin mengulanginya lagi.

Berada di pesta itu membuat Escal dipaksa menyadari betapa jomplangnya posisi Escal dan Keira dari segi kasta.

Escal hanyalah anak seorang budak sementara Keira adalah Tuan putri. Mereka terang-terangan bilang kalau Escal harus segera bangun dari mimpi indahnya; bahwa Escal tak akan pernah bisa menikahi Keira di masa depan.

Escal... dianggap sebagai boneka kesayangan Tuan Putri. Boneka yang hanya diaminkan saat kecil, dan akan dibuang begitu beranjak dewasa. Sama seperti boneka barbie milik Keira yang menumpuk di kamar Serena.

"Itu kan tunangan Keira. Escal bukan, namanya?"

Semua kata-kata jahat yang tak pernah berubah selama bertahun-tahun, Escal masih mengingatnya dengan begitu jelas.

"Mereka masih terlalu muda buat sadar kalau dunia lebih kejam dari yang mereka pikir." Tawa meremehkan dan lirikan mata penuh cemooh. "Nanti kalau sudah lebih dewasa, Keira bakal sadar kalau selama ini dia bertunangan dengan sampah."

"Well, cinta masa remaja memang indah, tapi tidak dengan masa depan mereka."

"Kisah Cinderella nggak berlaku buat sebaliknya."

"Pak Revaldi pasti sangat mencintai putrinya sampai rela menuruti keinginan kekanak-kanakannya untuk bertunangan."

"Tenang saja. Segalanya bisa berubah di masa depan, kan? Wanita dewasa tidak lagi bermain boneka."

Escal hanya anak supir pribadi Tuan Revaldi, sementara Keira adalah Tuan putri. Hubungan diantara keduanya sudah sangat jelas; Escal yang menempel seperti parasit pada keluarga bangsawan seperti Keira.

Sejak awal, Escal selalu tahu posisinya, tapi, saat mendengarnya dari orang lain, rasanya berkali-kali lipat lebih menyakitkan.

Bukan Escal yang menginginkan pertunangan ini, melainkan Keira dan keluarganya! Tapi kenapa selalu saja Escal yang jadi tersangka? Tak pernah sekalipun, Escal bahagia dengan posisinya sebagai tunangan Keira.

Jika diberi kesempatan untuk memutar waktu, hal yang pertama kali Escal lakukan adalah menghindari pertemuan pertamanya dengan Keira.

"Seandainya gue yang disukai sama Keira, lo pasti nggak akan semenderita ini." Nando menghampiri Escal dan menepuk-nepuk pundaknya. "Nggak ada yang bisa gue omongin ke lo selain semangat. Atau kalau lo nggak mau lebih menderita, coba buka hati lo buat Keira. Dia nggak seburuk itu, kan?"

***

"Enggak. Kalau Kak Escal nggak berangkat, aku juga." Keira mengabaikan uluran tangan Arran. "Mendingan lo berangkat ke pestanya sekarang sebelum telat."

Lovascal : My Lovely KeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang