8. Selamat Atas Jadiannya!

67 17 0
                                    

"Maksud lo apa?"

Keira menatap Arran marah. Dadanya naik turun karena emosi. Jelas saja. Memangnya siapa yang nggak emosi dengar candaan Arran yang konyol itu? Bisa-bisanya Arran, nembak anak orang sambil makan siomay di kantin sekolah!

Enggak punya effort banget jadi cowok. Bukannya kalau nembak itu harus bawa bunga sama cokelat, ya?

Seenggaknya itu yang Keira baca di webtoon sama novel, sih. Keira belum pernah ditembak soalnya. Dulu waktu tunangan sama Escal kan Keira masih bocah, belum ngerti apa-apa. Escal juga belum pernah bilang suka.

Eh, atau pernah, ya? Mungkin itu dulu banget? Waktu Keira umur tujuh tahun?

Arran tersenyum manis. "Kalau belum jelas, biar gue omongin sekali lagi." Arran mengambil napas sambil menatap Keira lekat-lekat. "Keira, apa lo mau jadi pacar—"

"Nggak, bukan itu." Keira memotong cepat. Enggak tahan dengan kata pacar yang akan keluar dari mulut Arran. "Maksud gue... kenapa tiba-tiba?" Keira merasa tertekan. Tapi juga penasaran. "Apa lo emang begini sama semua cewek yang lo kenal? Apa emang segampang ini ngajak orang pacaran?"

Benar. Arran pasti tipe cowok buaya yang suka obral janji manis sana-sini, kan?

"Terserah lo mau percaya atau enggak. Tapi ini pertama kalinya gue nembak cewek. Biasanya cewek-cewek yang nembak gue sambil bawa bunga." Arran kelihatan PD banget kayak badut yang lagi ngisi acara ulang tahun. "Karena gue nggak ngerencanain ini, gue nggak bawa kado. Ah, enggak. Gue bakal bawain lo bunga besok pagi kalau mau nerima gue."

Astaga... beneran enggak terduga si Arran ini.

Emangnya Keira pay later? Nembaknya sekarang, tapi bawa bunganya besok.

"Apa alasannya?" Keira masih ingin bertanya meski jelas akan menolak Arran. "Kenapa harus gue?"

"Jatuh cinta pandangan pertama, mungkin?" Arran tersenyum, manis sekali dengan lubang di kedua pipinya. "Gue awalnya nggak percaya sama kalimat itu, tapi, semuanya berubah sejak gue ketemu lo."

Mata Keira seketika melebar terkejut. Enggak menyangka kalau Arran akan membahas soal cinta pertama. Saat menatap Arran, Keira seolah melihat cahaya menyinari wajahnya, kayak efek tokoh utama di webtoon. Minus taman bunga aja.

Keira buru-buru mengalihkan pandangan.

"Sorry, Ar, tapi gue—"

"Nggak perlu jawab sekarang." Arran memotong cepat. "Lo juga nggak perlu ngerasa terbebani, Keira. Perasaan gue, biar jadi urusan gue. Lo cukup bersikap kayak biasanya."

Bagaimana bisa Keira bersikap biasa saat tahu Arran menyukainya? Apapun yang Keira lakukan pasti jadi bumerang.

Nanti kalau Keira baik sedikit, dikira ngasih lampu ijo. Kalau jutek, nanti disangka benci. Serba salah, kan.

Keira menghela napas. "Gue bakal anggap pembicaraan ini nggak pernah ada." Keira kemudian berdiri dan menatap Arran dengan sorot tegas. "Dan karena lo udah sejauh ini, gue nggak punya pilihan selain ngungkapin rahasia gue." Keira berjalan ke arah Arran, kemudian berbisik di telinganya. "Sebenernya... gue sama Escal udah tunangan. Dan gue sama sekali nggak berniat buat khianatin Escal."

Lalu tanpa menunggu respon Arran, Keira meninggalkan kantin dengan langkah tegas. Keira... nggak akan menyesali keputusannya hari ini.

Karena sejak dulu sampai sekarang... hati Keira nggak akan berpaling dari Escal. Hal-hal yang sudah mereka lalui sejak kecil, bukan sesuatu yang bisa diganti dengan kehadiran orang baru. Keira hanya perlu menjauhi Arran dan semua akan baik-baik saja.

Keira hanya perlu menunggu sampai Escal mengumumkan pertunangan mereka satu bulan lagi.

Benar.

Hanya tinggal satu bulan lagi...

Lovascal : My Lovely KeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang