Bab 1

673 40 4
                                    

Seorang remaja laki-laki yang sedang bertaruh antara hidup dan matinya. Dia baru saja terlibat kecelakaan yang mana dia merupakan korban tabrak lari dan terlebih pelakunya adalah 'kakak' nya.

Miris bukan? Seorang 'kakak' yang seharusnya menjaga adiknya agar tidak terluka, tapi tidak dengan 'kakak' nya
Yang malah berniat membunuhnya, ah tidak, bukan berniat tapi memang sangat ingin.

Dia menghela nafas lirih, "Tuhan, ini mungkin terdengar tidak tau diri, tapi bolehkah aku meminta kesempatan kedua tuhan?"

Kemudian matanya tertutup dengan sempurna, sebelum matanya benar-benar tertutup dia samar-samar mendengar suara orang yang dulu dia 'abaikan' kini melihatnya dengan khawatir dan wajah yang penuh air mata.

"Maaf.." Gumamnya pelan.

***

Cahaya matahari yang silau itu membuat seorang remaja yang tertidur lelap, kini membuka matanya perlahan lantaran terganggu dengan cahaya matahari tersebut.

"Eunghhh,"

Mata itu terbuka dengan sempurna, dia mengerjapkan matanya, dan melihat sekitar sontak dia duduk dari tidurnya.

Bukankah ini kamarnya? Kenapa tiba-tiba dia ada dikamarnya dan bukankah dia sudah mati setelah ditabrak oleh 'kakak' nya. Dan apa ini? Remaja itu menggerakkan kakinya dan bisa.

Kenapa dia bisa menggerakkan kakinya? Bukankah kakinya sudah patah?

Dengan cepat dia mengambil Handphone nya yang terletak di atas nakas. Dia menghidupkan layar handphone nya dan tertera disana tanggal, hari dan tahun.

Dan, apa ini? Bukankah dia ditabrak oleh 'kakak' nya pada tahun 2030 dan kenapa sekarang tahun 2027? Apakah dia kembali tiga tahun sebelum kematiannya? Dia kembali ke masa lalu? Tuhan mengabulkan permintaan nya? Sungguh? Jika, memang begitu dia akan menggunakan kesempatan ini untuk merubah hidupnya.

Tok tok tok

Remaja itu mengernyitkan dahinya, siapa yang datang mengetuk pintu kamarnya, "masuk."

Ceklek

Terlihatlah seorang remaja yang berbeda 1 tahun dengannya.

"K-kak ay-o makan," remaja itu gugup pasalnya kakaknya itu kini tengah menatapnya dengan tajam.

"Kemarilah, kala."

Remaja yang dipanggil 'kala' itu pun mendekat dengan langkah yang gugup, dia takut nanti kakaknya akan memaharinya seperti biasanya.

Sesampainya didepan kakaknya, kala menunduk, "Ke-napa, kak?"

Remaja yang dipanggil kakak itu tersenyum tanpa disadari oleh adiknya itu, "Tidak usah gugup, ayo kemari." Dia merentangkan kedua tangannya.

Kala mengangkat kepalanya dan melihat kakaknya kini sedang tersenyum sambil merentangkan tangan kepadanya, dia dengan senang hati masuk kedalam pelukan kakaknya.

Hangat, batinnya.

Sang kakak yang bernama Askara Theo De' Caldwell dan sang adik yang bernama Nakala elzio De' Caldwell.

Kapan mereka terakhir kali berpelukan hangat seperti ini? Dua tahun yang lalu, ah sudah lama ternyata.

Mereka tidak pernah berpelukan seperti ini semenjak kejadian dua tahun yang lalu yang mana membuat hubungan mereka merenggang sangat jauh.

"Maaf.." lirih Theo.

"Maafkan kakak, zio.." Kala yang mendengar lirihan sang kakak, semakin mengeratkan pelukan mereka, dia tau bahwa perkataan sang kakak sangat tulus terbukti dari air mata yang membasahi bahunya.

Dia menepuk pundak sang kakak, "Tidak papa."

Setelahnya dia ikut menangis, "Kakak berjanji akan melindungi mu, zio." Giliran Theo yang menenangkan sang adik.

***

Maaf, kalau ada typo dan salah kata.

Theo's Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang