Disebuah taman terlihat seorang remaja yang menatap sekelilingnya dengan raut wajah bingung, namun meskipun begitu wajah datarnya lebih mendominasi.Dia tak lain dan tak bukan adalah Theo. Tadi, dia sedang tertidur di apartemennya dan sekarang kenapa dia bisa ada disini?
Dia melihat sekitarnya, Sangat indah. Bunga yang tumbuh dengan mekar, burung-burung yang berterbangan, Rumput yang hijau dan air mancur yang turun dengan indah.
Sangat indah.
"Kau pasti bingung bukan, Theo," Laki-laki dewasa datang menghampiri Theo yang kebingungan akan kehadirannya disana.
Theo menatap laki-laki itu dengan tatapan bertanya, "Siapa?"
Laki-laki itu terkekeh pelan, "Sungguh, kau tidak mengingatku Theo?" Theo menggeleng.
"Kau siapa?"
Laki-laki itu mendekat ke arah Theo dan tersenyum tipis, "Theo, bagaimana jika kita duduk di sofa sana untuk berbicara."
Theo menatap laki-laki itu jengkel, kenapa laki-laki itu sok akrab dengannya, padahal dia saja tidak mengenal laki-laki itu.
Laki-laki itu kembali terkekeh pelan, "Aku bisa membaca pikiranmu Theo, alangkah baiknya kita duduk dan kau akan tau siapa aku."
Theo terkejut, bagaimana bisa laki-laki itu tau?
Tak ingin penasaran lebih lama Theo mengangguk dan mereka berjalan kearah sofa. Dia lebih terkejut lagi saat melihat sofa ada disana, padahal dia tadi melihat-lihat sekitar tapi tidak menemukan sofa atau tempat duduk apapun.
"Theo lihatlah tanganku," Laki-laki itu memperlihatkan tangannya kepada Theo saat mereka telah duduk disofa.
Sofa itu berbentuk panjang, jadi muat untuk mereka berdua duduk.
Theo menuruti perintah laki-laki itu untuk melihat tangannya. Dan, apa ini?
Kenapa seperti itu?
Theo menatap laki-laki itu meminta penjelasan, "Kenapa, bisa?"
Karna, tangan laki-laki itu menghilang dan lalu kembali lagi.
Laki-laki itu terkekeh, "karna, aku sudah lama terjebak disini, sendirian."
"Terjebak? Kenapa?"
"Ini semua tergantung denganmu Theo, aku tidak punya banyak waktu. Selesaikan dengan cepat semua urusan dan masalahmu, lalu setelah itu kau akan tau semuanya."
Theo mengernyit, "Semua?"
Laki-laki itu mengangguk, "Ya semua."
"Kau akan tau semuanya, lalu setelah itu kau akan kembali."
Kemudian laki-laki itu menghilang. Theo hanya diam. Semuanya? Kembali? Apa maksudnya?
Theo menyadari bahwa dia sedang bermimpi, tapi semua ini terasa nyata.
"Kuharap kau mengingat yang aku katakan Theo, jangan sampai kau lengah, jangan terlalu mempercayai orang-orang di sekitarmu."
Theo mencari keberadaan laki-laki itu, namun nihil, tidak ada. Hanya suaranya saja yang ada tapi tidak dengan wujudnya.
***
Theo bangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah.
Dia berkeringat dan langsung saja dia mengusap keringat diwajahnya.
"Hah, akan aku cari tau semuanya," Gumamnya dengan senyuman, ah, tidak. Lebih tepatnya seringai.
***
Sorry, gaje.
Ini murni hasil pemikiran sendiri.
Kalau ada kesamaan dengan book lain, itu murni ketidak sengajaan.
Dilarang, Plagiarisme!!!
Plagiat? Jauh-jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Theo's Second Life
Teen FictionJudul awal: ASKARA THEO DE' CALDWELL To: Theo's second Life Note: Bab acak!! Jadi lebih baik lihat bab terlebih dahulu sebelum membaca!! Kembali ke masa lalu. Apa yang akan kamu lakukan jika kembali ke masa lalu? Memperbaiki semuanya? Ya, itulah y...