Bab 9

262 19 0
                                    

Seorang pemuda yang kini tengah memandang ke arah depan dengan tatapan kosong. Lalu, setelahnya terbitlah senyuman dibibir pemuda itu. Menatap foto yang sudah hancur dilantai.

"Seharusnya bukan dia yang pergi tapi kau Theo." Gumamnya menyebut nama sang adik.

Dia sangat membenci adiknya 'Theo' karna adiknya itulah dia harus kehilangan kesayangannya.

Sejak 7 tahun lalu, seperti inilah kondisi aslinya. Keluarganya tidak ada yang tau tentang kondisinya, yang keluarganya tau, dia sudah ikhlas dengan kepergian Dia dan memaafkan adiknya Theo.

"Ikhlas?" Dia tertawa dengan sudut mata yang mengeluarkan air mata.

Tidak, dia belum ikhlas atau lebih tepatnya tidak akan pernah ikhlas.

Dan,

"Maaf?"

Tidak, dia juga tidak pernah memaafkan atau memberi maaf Pada adiknya.

"Aku akan membalaskan dendamku, Theo." Seringainya.

Dendam sudah menjadi bagian dari jiwanya. Tapi, dia tidak tau bahwa adiknya juga telah menjadikan dendam sebagai hidup dan tujuannya.

Selamat, saling membalaskan dendam kalian masing-masing!

***

Theo mendongak ke atas dibawah derasnya hujan, membiarkan hujan membasahi wajahnya. Memejamkan matanya menikmati air hujan yang turun ke wajahnya.

"Aku akan membalaskan dendamku." Ya dia harus membalaskan dendamnya. Bukankah, itu tujuannya untuk kembali ke masa lalu? Jadi, mari nikmati dendam yang sudah abadi didalam jiwa dan ingatannya.

"Tuhan, bantu aku untuk membalaskan dendam ini."

JDER!!!

Terlonjak kaget sebentar, setelahnya dia tersenyum. Ah, bahkan tuhan saja merestuinya untuk balas dendam dan juga akan membantunya.

Memegang dadanya dan bersumpah, "Aku bersumpah. Setelah berhasil membalaskan dendam ini dan berhasil membuat adikku bahagia, aku akan kembali padamu tuhan. Pegang sumpahku."

Hujan turun bertambah deras, seolah-olah tuhan menyepakati sumpahnya.

Tak jauh dari mereka berdua, terlihat seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam.

Dia adalah seorang yang tau tentang Permasalahan, kesalahpahaman, dendam dan kembalinya Theo ke masalalu.

Dia tau tentang itu semua.

"Kalian terlalu sibuk dengan dendam, sehingga kalian melupakan seseorang yang menginginkan kedamaian kalian."

Benar, ada seseorang yang menginginkan kedamaian mereka. Orang itu adalah seseorang yang sangat berarti bagi keluarga De' Caldwell. Orang yang berhasil mengendalikan De' Caldwell.

"Tapi, lanjutkan saja dendam kalian. Aku akan melihat kalian dari kejauhan. Aku akan melihat bagaimana kalian saling membalas dendam dan saling membunuh satu sama lain."

Kemudian laki-laki itu terkekeh, merasa lucu dengan manusia yang dibutakan oleh dendam dan dunia.

Ya, begitulah manusia yang serakah akan harta dan kuasa. Mereka saling membunuh satu sama lain hanya karna memperebutkan harta dan kuasa, tidak peduli yang mereka korbankan adalah anak, orang tua dan keluarga.

"Satu yang aku ingatkan, Theo. Jangan sampai kau terlena dengan kesempatan kedua yang diberikan oleh tuhan."

"Dan kau Kakaknya Theo. Semoga kau tidak menyesal karna telah mengabaikan kebenaran. Penyesalan itu akan kau rasakan dengan rasa sakit yang hebat."

Kemudian laki-laki itu menghilang. Menyisakan dua orang yang kini diliputi oleh dendam.

***

Sorry, telat up.

Fyi, kedepannya gue bakal jarang up. Karna mau ngesiapin diri buat ujian. Meskipun itu Ujian tengah semester, tapi belajar yang giat untuk ujian itu juga penting. Kita harus bisa jadi nomor 1.

Mungkin sekarang yang baca book ini cuman 10 orang, karna gue yang udh lama ga up, tpi gpp ini juga slh gue

Thank you, bagi kalian yang masih stay nyimpan Book ini diperpus kalian. Lop you, guyss💗💗

Theo's Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang