Tawa memenuhi ruangan berwarna abu-abu tersebut. Dua orang bocah yang sedang tertawa lebar. Bermain bersama."Kakak, u-udah~" Bocah yang lebih kecil mencoba menghentikan tangan kakaknya yang terus menggelitiknya.
Sedangkan sang kakak hanya acuh dan terus menggelitik adiknya dengan semangat.
Mata bocah yang lebih kecil berkaca-kaca, siap mengeluarkan liquid bening yang menampung dimatanya.
Yang lebih tua sadar jika sang adik akan menangis segera menghentikan gelitikannya.
"Jangan menangis."
Bocah yang merupakan adik itu tersenyum, sehingga membuat sang kakak bingung, kenapa adiknya tersenyum?
Tak lama keluarlah tawa riang dari mulut sang adik, Memegangi perutnya yang gemetar, karna lucu melihat ekspresi sang kakak. Merasa telah berhasil mengerjai sang kakak.
"Ahaha hahaha~"
"Kakak tertipu~" Dia tersenyum geli.
Sedangkan sang kakak mendatarkan wajahnya karna telah dikerjai oleh Sang adik. Namun, dia tersenyum melihat adiknya yang tertawa lebar.
Ah, dia akan menjaga tawa itu selamanya. Tidak ada yang boleh menghilangkan tawa sang adik. Tawa itu harus sering terdengar.
•
Bangun dari tidurnya. Elzio duduk dari tidurnya. Perlahan air mata mengalir dari mata Bulatnya.
"Hiks kakak.. Kala rin-du k-kakak, Hiks.."
Isak tangis memenuhi kamar itu.
BRAK
Elzio terlonjak kaget saat pintu kamarnya didobrak. Melihat siapa yang telah menganggu tangisannya.
Ternyata sang Daddy.
William menghampiri Elzio dengan tergesa-gesa dan duduk disamping putranya. Membawa putranya kedalam pelukannya.
Mengusap punggung sang anak menenangkan.
William bertanya, "kenapa putra Daddy ini menangis, hm?"
Elzio semakin mengeratkan pelukannya. Mengencangkan tangisannya, saat sang Daddy bertanya.
Tak lama, tangisannya mereda dengan sesegukan yang ada.
"Ka-la, ri-rindu kak Kara, Daddy."
William yang mendengarnya menghela nafas panjang. Jadi, karna anak itu putra kesayangannya menangis? Hah, dia pikir karna apa. Ternyata hanya karna anak pembawa sial itu.
"Kenapa kala bisa merindukan anak Pembawa sial itu?"
Elzio yang mendengar itu dengan kasar melepas pelukan William dan menatap tajam sang daddy. Berani sekali dia mengatakan kakaknya 'Pembawa sial'.
"Keluar!!!"
William mengernyitkan alis bingung, "Kamu kenapa?"
Elzio semakin marah, "AKU BILANG KELUAR!! DADDY, TIDAK TULI BUKAN?!!!"
William yang mendengarnya mengiyakan, tak ingin sang anak marah lebih lama lagi. Ia bangkit dan mengusap kepalanya anaknya, "Good night, boy."
Keluar dari kamar sang anak dan pergi menuju ruang kerjanya.
Elzio mengatur nafasnya, meredakan emosinya.
"Aku membencimu, William."
***
Info-info, aku bakal up lagi hari Sabtu minggu depan.
Mau fokus buat ujian dulu. Kalian jangan lupa nge-hafal buat ujian juga, ya🙌✨
Byeee, See you Minggu depan guysss💗💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Theo's Second Life
Teen FictionJudul awal: ASKARA THEO DE' CALDWELL To: Theo's second Life Note: Bab acak!! Jadi lebih baik lihat bab terlebih dahulu sebelum membaca!! Kembali ke masa lalu. Apa yang akan kamu lakukan jika kembali ke masa lalu? Memperbaiki semuanya? Ya, itulah y...