Spesial Chapter (Obrolan William dan Elzio)

229 21 3
                                    

"Daddy, Daddy." Seorang remaja sedang duduk dipangkuan sang ayah, Elzio dan sang Daddy William.

"Hm?" William mengusap kepala sang anak dengan sayang.

Elzio menatap sang Daddy dengan mata yang berbinar, "Daddy, sayang ga sama kala?"

William menghentikan usapannya dan lalu kembali mengusap kepala sang anak, "Tentu, Daddy sangat menyayangi kala."

Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dirinya menyayangi sang anak.

"Kalau kala Meninggal, Daddy sedih ga?"

William mengernyitkan dahinya, lalu menggelengkan kepalanya, "Tentu saja sangat sedih, dan jangan mengatakan hal seperti itu Daddy tidak suka."

Elzio terkekeh geli, "Hihihiii."

"Dengar Daddy, kala tau? Saat kala lahir Daddy merasa sangat bahagia, daddy sangat bersyukur karna kala menjadi anak Daddy. Daddy sangat menyayangi kala lebih dari yang lain, bukannya Daddy pilih kasih, hanya saja memang begitu kenyataannya."

"Lalu bagaimana dengan kak Kara, apakah Daddy juga menyayangi kakak?" Tanya Elzio.

William diam.

"Tidak, Daddy tidak menyayanginya."

Elzio memiringkan kepalanya lucu, "Sedikitpun?"

William menggelengkan kepalanya, "Tidak."

Elzio bertanya, "Kenapa, kenapa Daddy tidak menyayangi kakak?"

"Karna, seharusnya dia tidak pernah lahir, dia itu pembawa sial. Bahkan, daddy tidak Sudi menganggapnya sebagai anak."

Elzio memegang wajah William dan mengusapnya, sedangkan William memejamkan matanya menikmati usapan dari sang anak.

"Daddy dengarkan kala. Tidak ada anak yang pembawa sial. Setiap anak itu adalah berkah dari tuhan. Jika daddy menganggapnya pembawa sial sama saja daddy menghina dan tidak bersyukur dengan pemberian Tuhan. Daddy, jika daddy tidak ingin menganggap kak kara sebagai anak, begitupun sebaliknya. Tidak ada anak yang ingin lahir sebagai anak yang dibenci oleh orang tuanya. Tidak ada anak yang ingin menjadi pembawa sial bagi orang tuanya. Tidak ada anak yang sanggup mendengar kata 'Pembawa sial' dari orang tuanya."

"Daddy, jika daddy dibilang sebagai anak 'Pembawa sial' oleh orang tua daddy bagaimana perasaan Daddy?"

"Sakit?" William mengangguk.

"Begitupun dengan kak kara. Cobalah berpikir secara rasional daddy, kala hanya tidak ingin daddy menyesal dikemudian hari."

Setelah Elzio bangkit dari pelukan sang Daddy dan pergi kekamarnya. Dia ingin sang Daddy merenungkan ucapannya dan menyadari semua kesalahan yang diperbuat oleh daddy-nya kepada kakaknya.

Tanpa diketahui oleh mereka, ada seseorang yang mendengar percakapan mereka berdua sedari tadi, "Terlambat, kalian sudah terlambat." Gumamnya.

"Dia sudah sangat jauh dari kalian."

"Dia tidak akan pernah menoleh kearah kalian."

"Selamat menikmati penyesalan De' Caldwell."

***

Sorry, telat up.

Soalnya lagi ada problem.

Theo's Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang