Dulu, cita-cita Theo ingin menjadi dokter. Ingin menyelamatkan banyak orang. Ingin menyembuhkan banyak orang. Ingin menjadi dokter yang terbaik.
Tapi, mimpi itu dia buang dalam-dalam. Karna, kejadian 7 tahun yang lalu. Kejadian itu membuatnya tidak ingin menjadi dokter.
Dia sudah merenggut nyawa seseorang yang berharga bagi kakaknya. Dia sudah merenggut nyawa seseorang, lalu apakah pantas dia menjadi dokter? Tentu, tidak.
Disaat dia sudah merenggut nyawa seseorang, dan lalu dia menjadi dokter. Itu tidak akan pernah terjadi. Tidak, akan pernah.
Theo dia adalah anak kecil yang berumur 10 tahun yang terperangkap dalam tubuh remaja berumur 17 tahun.
Dia adalah seorang yang terpaksa menyembunyikan lukanya. Dia tidak pernah dizinkan untuk mengadili lukanya.
7 tahun yang lalu disaat kesalahpahaman itu terjadi. Dimana kesalahpahaman itu membuat keluarganya membencinya seperti sekarang.
Disaat dia ingin membela diri, dia tidak diizinkan. Disaat dia ingin memberi penjelasan, mereka tidak mengizinkannya membuka suara.
Dia..
.. tidak diizinkan untuk mengadili lukanya.
Disaat anak-anak yang lain berbahagia dan tertawa bersama dengan keluarga mereka, dia tidak pernah merasakannya.
Dari kecil, dia selalu diabaikan keluarganya. Disaat adiknya lahir, dia diabaikan. Dia dikucilkan. Dia tidak diberikan kasih sayang oleh keluarganya, karna kelahiran adiknya.
Tapi, meskipun begitu dia tidak pernah membenci adiknya. Hanya saja.. dia kecewa dan iri.
Dia kecewa, kenapa keluarganya tidak pernah memperhatikannya.
Dia iri, kenapa selalu adiknya yang mendapatkan kasih sayang sedangkan dia tidak.
Dia masih seorang anak yang membutuhkan figur orang tua. Dia masih seorang adik yang membutuhkan figur kakaknya. Sekalipun. Sekalipun dia tidak pernah merasakan figur mereka.
Bahkan disaat dia kecil yang merawatnya adalah Maid. Disaat seorang bayi yang seharusnya dirawat oleh orang tuanya, dia malah dirawat oleh pembantunya.
Dan disaat dia besar, dia mencoba mencari perhatian keluarganya. Namun, bukannya perhatian yang dia dapatkan, tetapi malah cacian dan hinaan.
Anak pembawa sial.
Dia bukan pembawa sial.
Anak tidak tau diri.
Aku tau diri.
Caper.
Aku hanya ingin mendapatkan kasih sayang kalian.
Adik sialan.
Aku bukan adik sialan, aku adik kakak.
Aku membencimu.
Aku menyayangimu.
Aku menyesal telah melahirkan mu.
Aku tidak menyesal lahir dirahim mu.
Kenapa kau terlahir menjadi anakku.
Karna aku ditakdirkan.
Aku tidak Sudi mempunyai adik sepertimu.
Aku Sudi mempunyai kakak sepertimu.
Aku tidak mempunyai adik sepertimu.
Aku mempunyai kakak sepertimu.
Kau adalah pembawa sial dikeluarga ini.
Maaf..
Kau adalah anak yang tidak diinginkan.
Maaf.. karna tidak bisa menjadi seperti yang kalian inginkan.
Masih teringat jelas diotaknya semua perkataan mereka.
Jika boleh memilih lahir disiapa dan tinggal bersama keluarga mana. Maka, dia tidak akan pernah memilih Mommy-nya dan keluarga ini.
Tidak akan pernah.
Bolehkah dia menyerah?
Bolehkan dia sekali saja menangis?
Bukankah, laki-laki juga boleh menangis?
Bolehkah, dia mengeluh?
Bolehkah, dia mendapatkan pelukan mereka?
Diluar dia memang terlihat kuat. Tapi, lihatlah lebih dalam matanya. Maka akan terlihat jelas kesedihan dan kekosongan didalam mata itu.
***
Jangan terlalu sering memendam luka. Berceritalah kepada orang lain untuk menumpahkan rasa sakitmu.
Kalau kalian ga ada teman cerita, kalian bisa cerita ke aku. Aku siap dengerin cerita kalian. DM aku aja kalau mau Cerita, oke?
KAMU SEDANG MEMBACA
Theo's Second Life
Teen FictionJudul awal: ASKARA THEO DE' CALDWELL To: Theo's second Life Note: Bab acak!! Jadi lebih baik lihat bab terlebih dahulu sebelum membaca!! Kembali ke masa lalu. Apa yang akan kamu lakukan jika kembali ke masa lalu? Memperbaiki semuanya? Ya, itulah y...