5

198 12 0
                                    

Sepulang olla, Jessi, ashel dan Chika dari kuliah, mereka memutuskan untuk ke rumah Vanisa dan melanjutkan rencana mereka.

Beberapa saat kemudian, mereka berempat pun sampai di rumah Vanisa, Olla dan Ashel juga mempersilahkan duduk di ruang tamu sambil menunggu oline pulang

****

Saat oline merenung di tempat persembunyian nya, ia bingung sekaligus cemas.

"Gua gak bisaa bangsatt!!" Umpat oline sambil mengacak acak rambutnya.

"Lo lemah line! Lo pengecut! Lo pengecut oline! Lo gak pantes buat berada di sana" marah oline kepada dirinya sendiri.

We are~

Ponsel oline berdering, segera ia mengambil ponselnya dan mengangkat siapa yang menelponnya.

:iya, halo?

:lagi dimana line?

:di sekolah kak, kenapa?

:ngapain?

:ada keperluan bentar

:yaudah cepet pulang

:oke kak



Tut

"Kak ashel ngapain nelpon?" Bingung oline sambil melihat ponsel nya lagi.

Karena pikiran Oline cukup penuh, dan ia juga lelah, akhirnya oline memutuskan untuk pulang dan segera tidur.

Selama diperjalanan oline cemas, entah kenapa tapi tiba tiba ia khawatir dan cemas.

Skip!

Akhirnya, oline pun sampai di rumahnya ia memarkirkan motornya di garasi dan segera masuk ke kamar.

Tapi saat ia mencapai pintu depan, oline melihat Chika, Jessi, Olla dan Ashel berbincang di ruang tamu.

Karena oline lelah dan tidak mau mengganggu, ia pun langsung ke atas tanpa ada suara sama sekali.

Tapi ekor mata Jessi menangkap sosok oline yang sedang berjalan di lantai dua, sontak Jessi memanggil nya.

"Line!" Panggil Jessi membuat oline menghentikan langkahnya, lalu Chika, ashel dan Olla menatap ke arah tatapan Jessi.

Dan benar saja, disana terlihat oline yang sedang ingin berjalan ke atas, tapi lumayan jauh untuk sampai ke tangga.

"Sini.. kamu mau kemana?" Tanya Chika yang ikut nimbrung.

"Mau ke atas kak, bersih bersih" jawab oline sambil menatap teman teman kakaknya dengan senyum tipis sekali.

"Sini dulu lah line, kita lho gak pernah ngobrol" sahut Jessi.

"Ayo gak papa dek, lagian biar kamu bisa kenal sama temen temen Kakak juga" tambah ashel.

"Nah bener tuh" ucap olla menyetujui ucapan ashel dan Jessi.

Karena kondisinya sudah seperti ini, mau tak mau oline terpaksa berjalan ke arah teman teman kakak nya itu.

Oline pun duduk di single sofa yang dekat dengan tangga, biar nanti ia bisa langsung pergi dari sana.

"Kelas berapa line?" Tanya Chika yang duduk lumayan jauh dari oline.

"Kelas 2 kak" jawab oline apa adanya.

"Eh bentar.. gue ambil cemilan dulu, yok la" ajak ashel ke Olla, biar Chika dan Jessi apalagi oline nyaman berbicara.

Olla pun hanya mengangguk, lalu ia berdiri di ikuti oleh ashel dan segera mereka berdua pergi ke dapur.

Oline hanya menatap sedih saat Kakak kakak nya pergi, ia tidak mau harus terjebak pada pembicaraan ini sebenarnya.

"Udah punya pacar belum line?" Tanya Jessi asal, membuat Chika menatap tajam ke arah Jessi.

Oline yang ditanyai seperti itu hanya tersenyum kikuk, sungguh ia bahkan gak expect pertanyaan itu keluar dari mulut Jessi.

"Belum kak, masih fokus sekolah" jawab oline apa adanya.

"Diliat liat pinter juga kamu line, gak kayak Olla kakak kamu itu" sahut Chika membuat oline tersenyum tipis.

"Gak juga kak, gimanapun juga kak Olla lebih pinter dari oline" ucap oline tersenyum tipis.

"Adek idaman banget kamu line" ucap Jessi sambil tersenyum lebar.

"Makasih kak" jawab oline yang lagi lagi tersenyum tipis.

"Mau jadi adek aku gak line? Daripada sama kakak kakak kamu yang ngeselin" tanya Chika sambil menjelekkan kedua temannya itu.

"Heh! Enak aja.. lagian oline adek gue yah kak.. sorry sorry nih" ucap adel tiba tiba dari arah pintu masuk.

Mendengar ucapan Adel tentu saja Chika, Jessi dan oline menatap ke arah sumber suara.

"Canda del" ucap Chika sambil terkekeh.

"Pocecip banget sih del.." goda Jessi.

"Iya lah kak, lagian kalo kak Chika mau adek minta sama orang tua kak Chika" sahut kathrina di belakang Adel.

"Hadeh.. mulai deh" gumam Marsha lelah.

"Ye.. Bambang kalo gue minta adek ke ortu gue, jatohnya gue nyokapnya" ucap Chika agak kesal.

"Ya nasib.. kenapa gak kemarin kemarin kak Chika minta adek" ejek Adel sambil ia duduk di salah satu sofa.

"Nah bener kata dudul, lagian kalo kak Chika mau adek pungut aja kak di panti asuhan" sahut kathrina yang duduk di sebelah Adel.

"Kali ini Marsha setuju sama Adel sama Atin deh kak, soalnya oyin adek kami" tambah Marsha.

"Udah deh kalian... Jangan rebutin oline, orang oline nya mau sama gue" sahut Jessi memanas manasi.

"Heh!" Kompak Adel, kathrina dan Marsha secara bersamaan.

Chika dan Jessi yang mendengar hal itu pun tertawa, karena mereka suka sekali menggoda kakak beradik ini.

Sedangkan oline yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis, tapi sedetik kemudian ia murung kembali, mengingat apa yang ia sembunyikan dari keluarga nya itu.

"Oyin!" Panggil Marsha membuat oline tersadar dari melamunnya.

"Mikirin apaan line?" Tanya Adel penasaran.

"Mikirin pr aja" bohong oline sambil tersenyum tipis.

Sedangkan yang disana hanya ber oh ria saja, kirain apaan tapi sebaliknya Chika dan Jessi hanya saling menatap saja.

"Yaudah kak, aku pergi ke kamar dulu, mau bersih bersih" pamit oline sambil berdiri.

Mendengar ucapan oline, mereka pun mengangguk saja, dan oline pun segera pergi dari sana dan menuju ke kamarnya sungguh saat ini oline sangat kelelahan.











To be continued




Don't Tell Anyone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang