19

260 26 5
                                    

Hari ini, Vanisa family akan pulang ke jakarta. Setelah melewati hiburan yang panjang.

Tapi hanya keluarga Vanisa saja, karena fiony tidak ikut pulang. Kebetulan terdapat meeting di perusahaan nya di sini, jadi fiony akan pulang terlambat.




Beberapa jam perjalanan, akhirnya keluarga Vanisa sampai di Jakarta tepatnya di rumah mereka.

Semua saudara Vanisa pun langsung masuk dan mengistirahatkan tubuh mereka di kamar masing masing, tak terkecuali oniel dan indah.

Saat ini oline bersiap akan pergi keluar, setelah tadi perjalanan panjang oline akan melakukan perjalanan lagi.

Terlihat, oline memakai topi hitam dan masker hitam. Tak lupa hodie putih yang mendominasi outfit nya.

Setelah nya, oline keluar dari kamarnya dan menuju garasi. Di garasi, oline mengambil motor sebagai kendaraan nya, lalu mengendarai nya ke sebuah tempat.



Skip!









Terlihat, oline tiba di sebuah club yang nampak sedikit besar juga populer.

Oline segera masuk, dan berjalan ke arah ruangan yang sudah ia siapkan saat perjalanan menuju ke rumah Vanisa tadi.

Cklek!

Pintu terbuka, terlihat sekumpulan orang yang sedang menunggu kedatangan oline sang pemimpin.

"Selamat datang bos!" Sambut kompak orang orang di sana.

"Bagaimana pekerjaan yang saya suruh?" Tanya oline dingin, sambil ia duduk di single sofa.

"Sudah terlaksana nona, namun ... Dia memberontak. Membuat kami sedikit kesulitan mengatasi nya, dan kami juga harus berkelahi sebentar melawan suruhan tuan oniel" jelas salah satu orang disana.

"Jadi ... Ayah ku menjaga dengan ketat van?" Tanya oline memastikan.

"Benar nona" jawab yang di panggil van, atau gevan.

"Bawa wanita itu di hadapan ku!" Suruh oline, segera beberapa anak buah menunduk sekilas lalu keluar dari ruangan.

"Van, ambil topeng ku" suruh oline ke gevan, segera gevan mengambil topeng oline yang terletak di sebuah koper milik nya.

"Ini nona" ucap gevan saat menyerahkan topeng tersebut. tanpa berbasa basi, oline memakainya.

"Lepas! Sialan kalian! Kalian gak tau siapa saya hah!" Berontak seorang wanita dengan dua orang pria yang tengah memegangi kedua tangan nya.

"Berlutut!" Ucap dingin salah satu pria, sambil ia memegang memaksa agar si wanita berlutut di hadapan pemimpin mereka.

Hal tersebut, membuat wanita itu berlutut dengan keras. Sedangkan para orang disana hanya menatap sang wanita dengan dingin saja.

"Selamat datang nyonya, perkenalan nama saya Manuel ... Saya orang nya tidak sabar dan tidak pemaaf" ucap oline santai, sambil melihat rendah di balik topeng nya.

"Siapa kamu! Berani berani nya kamu sama saya!" Balas tak terima wanita itu, tentu dengan sedikit berteriak.

"Itu bukan urusan saya nyonya, atau ... Apakah saya harus menyebut anda jalang? Atau pelakor?" Tanya oline dengan nada remeh dan merendahkan.

"Sialan!" Umpat wanita itu di hadapan oline.

Oline yang mendengar nya hanya acuh saja. Selanjutnya, oline mengambil ponsel nya dan menelpon seseorang.


'tuan Vanisa, anda harus pilih sekarang. Anda mau memilih jalang ini, atau saya hanguskan perusahaan anda? Jika tidak ingin dihanguskan ... Maka jangan mencoba melacak, dan mencari saya atau membunuh saya

Tut








Telepon tersebut, langsung dimatikan oleh oline secara sepihak tanpa peduli jawaban nya.

"Sekarang ... Anda dengan kan, nyonya ... Tuan oniel memilih perusahaan nya di bandung dengan anda, maka itu anda akan di bunuh oleh anak buah saya" ucap nya ke wanita itu.

Wanita yang di hadapan oline pun geram, dan ingin menyerang oline dengan kukunya. Namun, Kedua pria yang memegang sang wanita, langsung menghentikan nya. Sehingga oline tidak kenapa Napa dan aman.

"Tcih! Jalang" umpat oline dengan nada menjijikan.

"Sialan kau! Awas saja bajingan!" Maki wanita itu ke oline, sedangkan oline hanya terkekeh saja.

"Bunuh dia! Pastikan mayatnya tidak di temukan, dan ... Kirim foto mayatnya ke kantor ayah ku" perintah oline ke gevan.

"Baik nona" jawab gevan dengan kepala sedikit menunduk.

Gevan Langsung saja memberi perintah kepada anak buahnya, dan sebelum di bawa keluar, sang wanita di bius terlebih dahulu.

"Van! Beliin gua alkohol sama ... Narkotika" perintah kedua dari oline.

"Sebentar nona" jawab gevan, lalu ia keluar bersama anak buah nya. Dan oline pun sendirian di dalam ruangan.

"Kenyataan nya ... Gua gak bisa ninggalin dunia ini ..." Lirih oline sambil memejamkan matanya.

"Nona, saya letakkan barang nya disini" Gevan yang baru saja masuk dengan membawa alkohol dan bubuk putih.

"Keluarlah" suruh oline ke gevan, gevan pun mengangguk lalu keluar dari ruangan oline.

Setelah kepergian gevan, oline pun membuka topeng nya, lalu membuka botol alkohol nya dan meminum nya. Di barengi dengan mencoba narkotika varian baru.







1 jam kemudian, oline beranjak dari tempatnya dengan kondisi sadar. Bagaimana pun yang ia minum dan narkotika yang ia coba itu dosis nya sedikit.

Setelah di pastikan tidak ada barang nya yang tertinggal, oline segera berjalan ke arah luar ruangan.

Di luar ruangan, oline langsung menangkap musik dj yang menggelegar dengan beberapa orang yang berisik.

Oline hanya menatap datar dan menatap sekitar saja, oline berpikir sejenak bahwa ia terlalu dalam memasuki dunia gelap, namun oline langsung menghilang kan pikiran nya itu.

Tak sengaja mata oline menangkap beberapa gadis yang bersama dengan beberapa pria brengsek, oline memang tak terlalu kenal namun oline hanya tau saja.

Tak sadar, oline berjalan ke arah gadis dan pria itu. Entahlah pikiran oline sedikit ngelag untuk kali ini.














To be continued







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Tell Anyone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang