Oline pun sampai di sekolah nya, oline segera memarkirkan motornya dan berjalan menuju kelasnya.
Selama Oline berjalan menuju kelasnya, ia melihat banyak sekali orang yang membicarakan tentang dua kata yaitu 'murid baru'
"Murid baru? Emang siapa?" Batin oline acuh, namun tetap saja ia penasaran.
Akhirnya, Oline pun sampai di kelasnya ia masuk dan langsung duduk di bangkunya, tak banyak harap oline ingin jamkos saja.
***
Di tengah tengah pelajaran, oline izin untuk pergi toilet dan guru pun mengizinkan nya.
Bukannya ke toilet, oline malah berjalan ke arah atap untuk menenangkan dirinya yang sedang banyak pikiran.
Sesampainya di atap, oline pergi ke tempat persembunyian yang biasa ia gunakan, disana ia duduk sambil memejamkan matanya.
Saat memejamkan matanya, oline mengepalkan tangannya dengan kuat dan mengeraskan rahangnya, sehingga terlihat sedikit otot di bagian lehernya.
Bugh!
Tiba tiba saja Oline memukul tembok di sampingnya dengan sangat keras, menyebabkan tembok tersebut sedikit retak dan tangan oline menjadi tergores.
Setelah oline memukul tembok tersebut, perasaannya menjadi tak karuan tapi dengan sigap oline menetralkan perasaannya saat ini.
Oline merasa akhir akhir ini ia cukup aneh, entah kenapa ia tiba tiba mudah sekali marah meskipun ia tidak tunjukkan kepada siapapun, tapi perasaan nya seperti marah dan kesal.
Dan tentu saja Oline akan berusaha menetralkan perasaan tersebut, meskipun hal itu sulit di lakukan karena perasaan tersebut kadang datang tiba tiba.
Sekarang oline menjadi pusing sendiri, cukup banyak beban yang Oline tanggung dan melewati jalan yang Oline sendiri tidak mau.
Kadang oline berpikir untuk mengakhiri kesia sia an hidupnya ini, tapi lagi lagi pikiran tersebut dipatahkan oleh canda dan tawa keluarga nya.
Meskipun oline tidak terlalu dekat dan terbuka dengan mereka, tapi oline senang mereka tertawa dan bercanda. Dan oline merasa oline harus melindungi semua itu.
"Apa setelah ini.. gue bisa ngendaliin?" Tanya oline pada dirinya sendiri.
Oline merenung cukup lama, sampai bel istirahat sudah berbunyi. Oline cukup bingung pilihan apa saja yang akan ia ambil, pilihan pilihan yang pasti akan membuat orang sakit.
Cukup lama oline berpikir, dan hal tersebut membuatnya semakin pusing. Oline pun mengeluarkan rokok dan menyalakan rokok tersebut dengan korek yang ia beli di Indomaret tadi.
"Huh...." Oline cukup lega, karena asap rokok yang keluar cukup tebal.
Sekarang oline merasa lebih tenang daripada tadi yang ia rasakan amarah memuncak.
"Apa.. itu akibat gue terlalu mendem marah gue?" Tanya oline lagi kepada dirinya sendiri.
Oline berpikir dengan merokok, tapi berujung tidak mendapatkan jawaban yang pas. Oline sebenarnya cukup stress ia juga berpikir berkali kali untuk ke psikiater, tapi ego nya menolak bahwa ia masih waras dan tidak perlu orang seperti itu untuk dirinya.
Cukup lama oline di atap, akhirnya oline mematikan rokok nya dan berjalan ke bawah, niat nya saat ini adalah ke toilet untuk mencuci tangan.
Selama di lorong lorong sekolah, oline hanya melihat siswa siswi pacaran ada juga yang berisik dan oline hanya acuh gak peduli juga.
Bruk!
Tiba tiba oline terdorong ke belakang, membuat pantat nya jatuh ke lantai yang mulus.
"Shhh....." Oline meringis cukup lirih sambil mengusap pantat nya yang menghantam lantai.
Sedangkan sang penabrak, ia juga kesakitan dan barang bawaan nya jatuh kemana mana.
"Aduh.. sakit.." keluh sang penabrak.
Setelah kejadian yang cukup singkat bagi oline, ia pun berdiri dan mengumpulkan barang barang yang berserakan.
Sedangkan yang menabrak oline, masih setia di tempat sambil mengusap pantat nya yang sakit.
"Ini" ucap oline sambil menyerahkan barang bawaan si penabrak.
Orang yang menabrak oline pun mendongak ke atas, karena ia terkejut tiba tiba sekali dan cepat sekali.
Gara gara hal tersebut, mata mereka bertemu sepersekian detik karena teriakan yang membuat sakit telinga langsung tembus di telinga mereka.
"Aaa.... Eyin... Loe gak papa!!" Teriak heboh seorang gadis, membuat Oline cukup agak tuli.
Gadis itu pun membantu gadis yang jatuh tadi, sedangkan oline ia masih setia memegang barang yang tak kunjung di terima.
"Untuk baik baik aja... Gue khawatir banget lhooo...!!" Heboh nya sambil memegang ke dua bahu gadis itu dan mengguncang nya.
"Ehem.." deheman keras yang Oline buat, cukup membuat kedua gadis itu menoleh kepadanya.
"Eh.. aduh maaf.. kirain gak ada orang" ucap gadis yang seketika melepas kedua tangan nya di bahu teman nya itu.
"Ma.. makasih ya" ucap gadis yang di pegang bahunya, lalu ia menerima barang yang di bawa oline tadi.
Sedangkan oline hanya mengangguk singkat, dengan muka datarnya yang tidak berniat untuk ramah.
Setelah selesai di terima oleh pemilik barang, Oline pun segera pergi dari sana dan berjalan menjauh.
"Dingin banget.. kek.. ada aja anak yang kayak gitu" cibir teman nya saat Oline di pastikan menjauh.
"Udahlah lan.. yok mending ke lab" ucap gadis itu mengajak teman nya.
"Siap rine" jawab Lana dengan semangat.
***
Setelah kejadian tadi, oline sekarang ke toilet ia berniat untuk mencuci mulut dan membersihkan tangan nya.
Di toilet, oline langsung membersihkan apa yang harus di bersihkan dan tak lupa mengeringkan nya dengan tisu yang sudah di sediakan.
Saat selesai, oline bukannya pergi dan menuju ke kelas nya, tapi ia menatap dirinya ke kaca besar di toilet.
"Sial.. gue benci ini" gumam oline sambil membuat raut wajah kecut, untungnya disana hanya ada oline saja.
To be continued