17

212 19 0
                                    

Di suatu ruangan, terlihat dua manusia yang sedang saling tatap dengan tajam. Seorang pria dan seorang gadis, pria tersebut adalah ayah dari si gadis.

"Kamu tau kan line.. kenapa saya manggil kamu ke ruangan ini?" Tanya pria itu yang tak lain oniel.

"Tentu" jawab singkat oline, yang enggan berinteraksi dengan oniel.

"Kamu Tau dari mana?" Tanya to the point oniel.

"Saya tau dari mana dan dari siapa, anda tidak perlu tahu. Yang harus anda tahu adalah.. anda harus menjauh dari wanita jalang itu! Jika tidak.. maka saya akan segera menghilang kan dia dan anda tidak bisa menemukan nya lagi" Jelas oline dengan nada penuh amcaman.

Brak!

Oniel memukul keras meja yang berada di hadapan nya, dan langsung menatap oline penuh amarah.

"Jaga omong kosong kamu oline! Berani berani nya kamu berkata seperti itu di depan ayahmu!" Bentak oniel ke oline.

"Ayah!? Jika anda adalah ayah saya.. dan ayah dari kakak kakak saya! Maka anda akan selalu memiliki waktu untuk mereka!" Balas oline tak kalah tajam.

"Saya kerja juga buat kalian, kalian sekolah itu hasil kerja keras saya!" Ucap oniel tentu tak terima.

"Kerja!? Kerja membodohi istri anda sendiri? Dan berniat menguasainya!?" Ucap oline sambil terkekeh.

"Jangan tidak sopan oline! Aku tidak mendidik mu seperti itu.. dan semua omong kosong yang kamu ucapkan itu, tidak satupun benar!" Elak oniel penuh penekanan.

"Orang tua saya hanyalah mommy seorang! Anda bukan orang tua dan orang yang berhak mengatur hidup saya... TUAN DAONIELE RAKASH VANISA!" ucap oline penuh penekanan di akhir kalimat.

"Oline!" Bentak oniel murka.

"Kenapa!? Anda tidak terima hah!" Panas oline yang juga murka, sampai ia berdiri dari tempat duduknya.

Plak!

Lagi lagi, oniel menampar oline di pipi mulusnya. Membuat kepala oline menoleh.

"Jaga ucapan kamu oline!" Bentak oniel di depan wajah oline.

"Semuanya gara gara dia.. kamu harus dapat hukuman!" Lanjut oniel.

Lalu oniel pun menarik tangan oline dengan paksa, selanjutnya ia dilempar di pojok ruangan. Sehingga membuat oline kesakitan, karena dahinya menatap Dinding dengan keras.

Oniel pun melepaskan sabuknya, dan melipat sabuknya menjadi dua. Dan oniel langsung saja mencambuk oline di bagian punggung nya.

Tentu, oline yang mendapatkan perlakuan hal tersebut meringis kesakitan. Sampai, ia mengeluarkan air mata nya.





***

"Del! Ati ati woyy! Itu ada ombak" peringat Olla dari kejauhan.

"Aman kak..!" Teriak Adel tak kalah kencang.

"Aduh.. kalian jangan mencar dong.. sulit banget jadinya" keluh fiony yang bermain bersama Ribka dan Marsha.

"Astaga! Kathrina.... Stop deh" marah ashel ketika ia di tembak air oleh kathrina.

"Gak papa mom itu?" Tanya flora di sebelah indah yang tengah bersantai menikmati angin semilir.

"Udah gak papa" jawab indah, lalu flora dan indah pun melanjutkan bersantainya.

"Olla! Adel! Balikin... Pelampung gue" teriak Lulu mengejar Olla dan Adel.

Mereka pun asyik bermain bersama, dan melupakan apa yang sedang terjadi. antara kedua manusia yang sedang berada di dalam satu ruangan, dan hawa panas juga dendam yang menyelimuti nya.

Beberapa jam kemudian, anak anak ondah tampak kelelahan. Sehingga mereka berjalan ke arah indah dengan lemas.

"Oline sama papa mana mom?" Tanya Olla yang menyadari ketidakberadaan kedua manusia itu.

"Katanya lagi ngomongin hal penting" jawab indah apa adanya, karena oniel yang izin kepadanya dengan alasan begitu.

Sibiling Vanisa pun mengangguk mengerti, lalu mereka duduk membentuk lingkaran. Setelah di tempat masing masing, pelayan datang sambil membawa banyak makanan. Dan mereka semua mulai makan, kecuali oniel dan oline.




****

Setelah menyiksa oline, oniel pun langsung beranjak meninggalkan oline sendirian di dalam ruangan itu.

Oline yang melihat hal itu, mengepalkan tangannya dan menahan tangis nya. Sungguh, oniel adalah iblis dari iblis! Pikir oline yang makin membenci oniel.

Oline pun segera berdiri dari tempatnya, dan dengan segera ia keluar dari ruangan itu menuju kamarnya. Tentu dengan langkah yang tertatih tatih dan ringisan yang terdengar lirih.

Sesampainya oline di kamar, ia langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya. Setelahnya, oline berlari menuju laci dan meraih pil pil, lalu meminumnya tanpa adanya air.

Perlahan nafas oline yang semula memburu, menjadi tenang dengan sendirinya. Dan helaan nafas lega pun keluar dari oline.

"Gua gak kuat kalo terus terusan gini.. gua pengen nyerah" monolog nya dengan lirih.

Bruk!

Tubuh oline pun, langsung terjatuh di tempat dengan tangan yang ia taruh di dadanya.

Samar samar oline melihat sekitar, dan perlahan, penglihatan oline berubah menjadi gelap. Oline pun pingsan di tempat, dengan keadaan punggung nya berdarah.






****



"Habis dari mana pa?" Tanya Adel yang melihat oniel mendekat ke mereka semua.

"Terus.. oline nya mana pa?" Tanya Lulu yang tidak melihat oline bersama oniel.

"Katanya gak enak badan, tadi papa mau bicara penting sama oline" jawab oniel, sambil ia duduk di sebelah indah.

"Yaudah, kalian nanti beres beres.. mommy mau ngecek oline" ucap indah sambil ia ingin berdiri.

"Aku juga mau ikut mom!" Sambar ashel sambil mengangkat tangan nya, dan ia juga ingin berdiri seperti indah.

"Udah, gak usah.. tadi papa udah kasih obat sama oline kok. Mending kalian disini aja, lagian oline nya pasti tidur" cegah oniel sambil menarik tangan indah dengan lembut. Untuk mencegah indah memeriksa oline.

"Tapi kan pa-" ucap ashel namun dipotong oleh oniel.

"Nanti ganggu" sambar oniel cepat, ashel dan indah pun hanya bisa nurut.

Lalu mereka semua menikmati indahnya dan moment itu, kecuali oline yang sedang pingsan karena tak kuat lagi untuk sadar.













To be continued















Don't Tell Anyone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang