12

141 12 0
                                    

Pagi hari yang cerah, oline sudah bangun di pagi pagi ini. Padahal orang rumah belum ada yang bangun.

"Sial!" Umpat oline dengan kantung mata yang hitam, dan kamar yang berantakan.

Ya! Oline dari semalaman tidak tidur, dan ia sungguh stress dan marah. Alhasil kamarnya berantakan semua, pecahan kaca dimana mana.

Bau alkohol dan rokok yang berkumpul satu di ruangan oline, oline adalah seorang pecandu alkohol dan rokok yang lumayan keras.

Dan saat ini oline benar benar gila, ia menghabiskan 1 botol alkohol penuh dalam semalam, membuatnya mabuk sampai jam 2 pagi.

"Sialan... Kenapa?! Maaf.. maaf.." Lirih oline yang sedari tadi melontarkan  kata kata yang sama.

Tak sadar air mata oline keluar begitu saja, dan sedetik kemudian ia terisak hebat.

Memori memori yang menyakitkan seketika terlintas di pikiran Oline, membuat oline semakin menangis dan air mata yang keluar semakin deras.

Setelah 2 jam kemudian oline akhirnya kembali tenang, tapi tetap saja amarah masih melekat ke dirinya.

Oline pun dengan cepat membersihkan kamarnya yang seperti kapal pecah, juga menyemprotkan parfum di berbagai sudut kamarnya agar tidak tercium aroma minuman dan rokok.

Tak lupa juga oline membuka jendela kamarnya, agar udara yang segar masuk ke dalam dan aroma yang bau keluar.

Dirasa sudah bersih, oline segera membersihkan dirinya ke kamar mandi dan bersiap, karena hari ini keluarga Vanisa akan liburan.

Jika bukan karena kakak, mommy dan Tante nya oline tidak akan Sudi melihat oniel.

Skip!

Sekarang keluarga Vanisa sudah berkumpul di meja makan mereka, dan masing masing dari mereka juga sudah izin ke wali kelas nya.

Disana terdapat oniel sebagai kepala keluarga yang duduk di kursi khusus kepala keluarga, di samping kanan dan kiri nya terdapat indah dan fiony.

Lalu selanjutnya di isi sama Buntut buntut oniel, termasuk oline yang berada di ujung sendiri dan berhadapan dengan Olla.

Mati matikan oline menahan rasa marah nya agar tidak membuat keributan, dan agar mereka makan dengan tenang.

"Line! Mau apa?" Tanya Olla yang berada di hadapan oline.

Mendengar suara Olla, oline sedikit tersentak lalu sedetik kemudian ia menetralkan nya dan menghadap ke Olla dengan senyuman tipis.

"Mau.. ayam aja kak" jawab oline sambil tersenyum tipis.

"Nih" ucap Lulu sambil memberikan ayam yang berada di depannya ke oline, yang kebetulan berada di sampingnya.

"Makasih kak" ucap ramah oline, meskipun ia menahan amarahnya.

"Sama sama" jawab Lulu, lalu Lulu kembali fokus ke makanan nya.

Sedangkan oline ia hanya bisa terpaksa memakan makanan di depan nya, sungguh oline tidak bernafsu makan di meja makan yang sama dengan oniel.

Oline hanya bisa makan dan menelan nya secara paksa, meskipun sebenarnya oline juga lapar, tapi meskipun begitu oline tetap memilih kelaparan daripada satu meja bersama si penghianat.

Skip!

Setelah selesai makan, keluarga Vanisa menyempatkan diri berbincang sebentar karena mobilnya masih disiapkan juga.

"Jadi.. deal ke pantai?" Tanya flora dan membuat mereka semua mengangguk kecuali orang dewasa, dan oline.

"Pa.. kenapa papa lama banget pulangnya?" Tanya Ribka membuat seluruh keluarga nya menatap nya.

"Papa kan harus kerja ribi.. buat kalian" jawab oniel dengan halus.

Oline yang mendengar jawab oniel menahan diri agar tidak muntah, sungguh kebohongan yang sangat bisa di tebak.

"Tcih.. alasan nya sama Mulu, template" batin oline sambil menatap tajam oniel.

"Papa kerja apa?" Tanya ribka membuat semua orang terkekeh kecuali oline.

"Bapak mu kerja nguli rib" celetuk flora membuat semua orang tertawa.

"Ih.. papa ngapain nguli coba.. kan kita udah banyak duit" ucap Ribka pemasaran.

"Justru itu rib.. papa punya uang gara gara nguli" sahut Adel di samping ashel.

"Tumben pinter" ejek kathrina ke Adel.

"Biasa.. otak lagi encer encer nya.. iya gak del" sambar Marsha.

"Ngejek Mulu dah perasaan kalian" ucap flora heran.

"Biarin Flo.. nanti nangis sendiri" jawab Ashel dengan nada julidnya.

"Lin begadang Lo ye?" Tanya Olla membuat sekeluarga Vanisa menatap oline.

Sedangkan oline pasrah kepada tuhan yang maha esa, kenapa juga Olla harus menyadarinya.

"Iya kak.. main game" jawab oline kikuk.

"Aduh.. jangan keseringan line.. nanti sakit lho" nasehat indah ke oline.

"Siap ma" jawab oline sambil tersenyum tipis.

"Pipi Lo juga merah line.. habis ngapain?" Tanya ashel yang menotice pipi oline yang cukup merah.

"Alergi yak?" Sambar Adel penasaran.

Oke kali ini oline tidak mempunyai jawaban yang logic, dan kali ini oline agak jawab ngawur.

"Tadi malem pas di balkon kegigit nyamuk kak, dan kebetulan nyamuk nya di pipi oline jadi.. oline tangkap tuh nya eh.. malah oline tampar diri sendiri" jawab oline yang memang tidak cukup logis, tapi berusaha dikit gak papa.

"Kasian deh adek gue" celetuk kathrina.

Sedangkan oline hanya tersenyum tipis dan kikuk, sementara matanya menatap tajam oniel dan oniel membalasnya lebih tajam, tapi tak membuat oline takut.

"Eh.. nyonya, saya cariin dari tadi tapi gak ketemu" ucap art yang barus saja datang.

"Kenapa bi?" Tanya indah heran, pasalnya art nya ini akan berbicara dengan nya tentang masalah rumah.

"Ini nya.. saya habis nemuin bungkus obat yang banyak banget di sampah, jadi saya mau tanya ini siapa yang sakit ya?" Jawab art nya itu sambil membawa kantung plastik penuh dengan obat obatan.

"Gak ada yang sakit kok bi.. semua nya sehat sehat aja" jawab Ashel yang juga cukup heran.













To be continued








Don't Tell Anyone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang