2

279 18 0
                                    

Oline pun sampai di sekolah nya, segera ia memarkirkan motornya dan berjalan ke arah atap.

Sesampainya di atap, oline duduk di tempat yang sekiranya tidak bisa di lihat dari pintu masuk.

Yaitu tempat rahasia oline, yang sudah menjadi markas oline untuk sekedar bolos atau merokok.

oline pun duduk di tempat tersebut, setelah nya ia mengambil rokok dan korek yang tadi ia beli sewaktu berangkat ke sekolah.

"mimpi itu lagi... huh.." gumam nya sambil menyalakan rokok nya.

setelah dinyalakan, oline langsung saja menghisap nya dan mengapit rokok itu di antara jari tengah dan jari telunjuk.

oline pun menghisap rokok tersebut secukupnya, lalu ia mengeluarkan asap nya dan saat mengeluarkan asap nya, asapnya mengepul dan hal tersebut membuat oline sedikit lega.

"gue nggak mau kalo keluarga gue tau, tapi di sisi lain.."

"gue bingung harus ngapain sekarang tuhan.. gue gak tau.. gue kasian sekaligus sedih, gue gak tau gimana cara bilangnya, nanti mereka percaya atau gak? gue gak tau... gue takut"  Batin oline yang sedang berkutat dengan pikiran nya, dan sesekali ia merokok.

skip!

Upacara sekolah pun selesai, dan dari tadi oline masih di atap sekolah ia menghabiskan satu bungkus rokok sendirian.

dam di sisi lain, Ribka sedang mencari Kakak nya tapi hasilnya nihil, ia sama sekali tidak menemukan kakak nya.

"udahlah rib.. lagian nanti kak oline pulang kok" ucap teman Ribka, Trisha

"tapi sha.. aku khawatir tau.." adu Ribka dengan murung.

"aku tau perasaan kamu rib.. tapi tenang aja kak oline baik baik aja, lagian tadi kamu lihat kan, kalo motor kak oline di parkiran" ucap Trisha guna menenangkan Ribka.

"yaudah deh.. huh" ucap Ribka yang akhirnya pasrah, lalu ia dan Trisha berjalan pulang karena mereka di jemput.

skip!

Oline baru saja pulang, dan ia langsung pergi ke kamarnya, entah kebetulan arah takdir, keluarganya sedang keluar masing masing.

Saat sampai di kamar, oline langsung merebahkan tubuhnya ke kasur dengan kasar.

Meskipun sakit tapi menurut oline itu nyaman, sungguh nyaman.

ting!

Ponsel oline berbunyi, segera oline mengambil ponsel nya. Disana terlihat chat dari seseorang yang oline kenal, ia pun membuka nya dan membaca apa isi pesannya.

 Disana terlihat chat dari seseorang yang oline kenal, ia pun membuka nya dan membaca apa isi pesannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Shit... sial.. Bangsat!" maki oline dengan lirih saat melihat foto yang di kirimkan oleh bawahan nya itu.

"kenapa sih!? kenapa!?" Batin oline berteriak.

oline dengan asal melempar ponsel nya, untung nya tepat pada sofa sehingga tidak pecah.

setelah nya tanpa aba aba tetesan bulir kecil di kedua mata oline mulai turun tanpa izin, bersamaan dengan Isak nya yang berusaha untuk menahan agar tidak lebih banyak lagi air tersebut mengalir.

Karena oline menahan tangisnya, membuat nya sedikit kesulitan nafas. Dengan hati hati ia perlahan menetralkan kembali nafasnya seperti semula, meskipun hati nya seperti ditusuk.

Di sisi lain*

Hari pun berganti malam, saatnya keluarga Vanisa untuk melakukan ritual bersama yaitu makan malam bersama.

Kecuali sang kepala keluarga yang masih di luar kota, karena urusan banyak pekerjaan yang cukup banyak.

Saudara Vanisa pun sekarang tengah berkumpul di meja makan, kecuali oline. Sedangkan indah sang kepala ibu rumah tangga sedang menyiapkan makanan bersama dengan art art nya.

"panggil oline gih, kasian gak makan malam" suruh ashel ke Marsha.

"oke" jawab Marsha, lalu ia berdiri dan berjalan ke atas untuk pergi ke kamar oline.

"kalian ngerasa aneh gak sih?" tanya Olla kepada para saudara nya, dan tentu saja para saudara nya menatap olla bingung.

"aneh apaan kak?" tanya Adel yang benar benar bingung.

"aneh aja gitu.. oline dari kecil kaya ngehindarin kita terus" jawab Olla.

mendengar ucapan Olla, sekarang saudara nya berpikir bahwa benar juga apa yang dikatakan oleh makhluk itu.

"apa jangan jangan.. oline gak suka sama kita?" monolog kathrina, membuat flora yang berada di dekat kathrina langsung memukul lengan nya, dan itu berhasil membuat sang empu meringis.

"gak mungkin deh kaya nya" sahut Lulu yang sedari tadi ia diam.

"bener kata kak Lulu, kalo misalkan oline gak suka sama kita.. pasti dia gak akan ngejawab pertanyaan dari kita atau obrolan gitu" ucap ashel.

"iya sih.. tapi aneh aja gitu" sahut Adel sambil mengusap dagunya.

"tapi yang lebih aneh tadi tau kak" ucap Ribka, membuat fokus saudara nya terpusat kepadanya.

"emang apa dek?" tanya Lulu penasaran.

"tadi kan aku mau rencana cari kak oline, nah aku tanya lah kepada salah satu panitia nya. Dan katanya kak Oline bukan salah satu panitia, terus pas mau pulang aku nyari kak oline lagi.. tapi tetep aja gak temu, padahal motornya masih tersimpan di parkiran" jawab Ribka sambil mengingat kejadian tadi pagi.

"jangan jangan tuh anak bolos lagi" sahut kathrina.

"kaya kak Olla sama Adel lama lama" tambah flora, membuat Olla dan Adel menatap flora tajam.

"apa bener ya.. kalo oline mau ngejauh dari kita?" tanya Lulu kepada para saudaranya, membuat mereka diam tidak bisa menjawab.

tap! tap! tap!

suara langkah kaki terdengar dari tangga, membuat seluruh saudara Vanisa yang tadinya fokus, teralihkan dengan suara langkah kaki dari tangga.

"sendirian cha?" tanya ashel yang melihat di belakang Marsha tidak ada siapa siapa.

"iya kak, tadi aku udah ngomong ke oline, eh... oline nya bilang dia udah kenyang" jawab Marsha sambil ia duduk di tempat duduk nya semula

mendengar ucapan Marsha, sontak para saudara Vanisa lagi lagi menghela nafas panjang.






To be continued









Don't Tell Anyone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang