"Semuanya telah di atur oleh-Nya. Mulai dari pertemuan dan perpisahan,
hanya saja mengapa Tuhan menuliskan takdir yang berat untukku?"🎀 HAPPY READING 🎀
"Lho? Kamu belum berangkat sekolah, Af?" seorang wanita dengan daster biru itu berceletuk ketika melihat sang anak tengah duduk di sofa sembari bermain ponselnya.
Laki-laki yang sudah berseragam lengkap khas sekolah menengah atas itu melirik sang bunda. "Iyaa, nanti Afga berangkat kok bun." jawab nya acuh.
Wanita bernama Arini itu berdecak kesal. "Kamu ini, lihat sudah jam berapa? Sebentar lagi jam 7, kamu mau jadi anak badung dengan berangkat telat hah?" omel nya, lantas menjewer telinga anaknya itu.
Laki-laki bernama lengkap Afga Naufal Pratama itu terkejut saat telinga nya tiba-tiba ditarik oleh sang bunda. Ia memekik akibat merasa sakit sekaligus panas di telinga nya. "Akhh! Iyaa Bun, iya!! Afga berangkat sekarang! Aduh ntar telinga Afga bisa lepas ini, bunda."
"Makanya pagi-pagi kalau udah siap langsung berangkat, jangan malah main hape terus berangkat nungguin telat! Lama-lama bunda banting hape kamu nih yak!"
"Banting aja Bun, gapapa. Nanti minta lagi ke ayah pasti dibel-- akhh aduh iya Bunda iya!" laki-laki itu mengaduh kembali ketika sang bunda mengeraskan jeweran nya. "KAMU YAA!! BERANGKAT SANA BURUAN!!" teriakan membahana milik ibu negara keluarga Pratama itu akhirnya membuat Afga lari terbirit-birit keluar rumah dan hendak mendekati motor trail hitamnya.
Tetapi sebelum itu ia balik lagi berlari ke depan pintu utama yang terdapat Arini tengah berkacak pinggang dengan tatapan yang menghunus tajam. Afga menyengir lantas menyalimi sang bunda.
"Afga berangkat, Bun! Love you."
"Ya, hati-hati." jawab Arini jutek.
Afga geleng-geleng kepala melihat sikap bundanya yang seperti remaja kurang uang itu, jutek mulu bawaannya. Ia lantas berjalan menuju garasi di mana motor trail nya berada. Menancap gas motornya menuju sekolah nya berada. Tak memerlukan waktu banyak, kini Afga memarkirkan motornya di tempat parkir sekolah nya. SMA TINTA EMAS BANGSA itu termasuk jajaran sekolah elit. Banyak muridnya yang dari kalangan atas, bahkan anak-anak dari kalangan tersohor.
Afga sendiri termasuk orang berada karena bundanya yang memiliki rumah makan yang sudah berdiri di beberapa kota dan ayahnya yang seorang pilot. Tak dipungkiri hal itu membuatnya terlahir dengan kekayaan. Belum lagi sang kakek memiliki bisnis perikanan yang sudah mengirim ke luar negeri juga. Ia termasuk jajaran siswa biasa, tidak terbilang good boy ataupun bad boy. Namun ia terkenal akan ketangkasannya dalam permainan bola voli. Ia rajin mengikuti perlombaan bola voli sebagai perwakilan sekolah bersama teman-teman se-ekskul nya. Hal itu yang membuatnya jadi sorotan para gadis di SMA Tinta Emas Bangsa ini. Selain jago di bidang voli, ia juga memiliki band bersama empat sahabatnya, yang bernama Neptune Boys.
Tinggi badannya mencapai 180cm dengan rambut hitam legam nya yang lumayan panjang menutup dahinya. Kulitnya sawo matang membuatnya terlihat berbeda dari laki-laki yang terkenal di SMA ini. Dengan hidung mancung serta gigi gingsul nya yang menambah kesan manis. Sikapnya cuek dan tidak peduli dengan sekitar. Prinsipnya adalah jika tidak ada sangkut pautnya dengan nya, maka ia bodo amat.
Laki-laki itu memasuki kelas 11 IPA 3, lantas meletakkan tasnya di atas meja dan duduk di bangku nya. Ia memainkan ponselnya sembari menunggu keempat temannya datang.
"Woi bro! Pagi-pagi muka lo udah bete aja." sapa laki-laki bernama Rilando Safaras, salah satu sahabatnya.
Laki-laki bertindik menepuk bahu Rilan kencang, membuat sang empu nya bahu meringis sembari mengumpat. "Sialan lo." Rilan mengusap bahunya sakit.
Sedangkan Alfian Dwinata Putro Bagus --- laki-laki bertindik --- hanya mengangkat bahu nya acuh tak merasa bersalah kepada Rilan.
"Emang bawaan dari orok itu." ucap Satria Reno Kusuma --- laki-laki dengan kemeja seragamnya yang tidak dikancing, memperlihatkan kaos hitam yang ia kenakan.
"Masih pagi udah pada ribut aja sih. Mending lo semua ikut gue nyamperin bebeb Delana." ucap laki-laki dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, Elgaza Gunawan.
"Idih ogah!! Lo aja sono!!" pekik yang lain nya, terkecuali Afga. Afga berdecak kesal karena teman-temannya baru pada datang tapi langsung membuat kepalanya mau pecah dengan kerusuhan mereka.
"Yaelah, lo semua gitu amat sama gue. Gue mau pergi nyamperin bebeb Delana aja dari pada sama kalian gue gak dianggap!" ucap El lantas berlalu keluar kelas hendak menghampiri pacarnya yang anak kelas IPS.
"Bocah tolol, kan bentar lagi bel masuk bunyi." ucap Rilan.
"Eh Af, lo peer sejarah udah belum?" Tanya Fian sembari menaik-turunkan alisnya.
"Udah, ambil aja di tas." ucap Afga sembari sibuk bermain ponselnya, main game online.
Fian tersenyum lebar lantas menyalin jawaban tugas Afga. Begitupun Rilan dan Reno yang tak mau ketinggalan menyalin jawaban tugas milik Afga. "Eh lo kenal Lentera ga? Anak kelas bahasa." tiba-tiba Rilan membuka obrolan disela-sela kegiatan menyalin nya. Fian mengerutkan alisnya tampak mengingat-ingat.
"Anak DPR bukan?" cetus Afga dengan tatapan yang masih fokus ke game nya. Rilan mengangguk "Nah iya! Kok lo tau Af? Lo kan nolep." Afga hanya mengedikkan bahunya acuh.
"Sadis-a Lentera? Anak bahasa kan? Teman kelasnya kembaran nya Reno?" tanya Fian yang diangguki oleh Rilan.
"Jangan di pisah namanya tolol! Jadi sadis, serem."
"Yaudah, kenapa emang dia?" Fian memutar bola matanya malas.
"Gue lihat tadi ibu nya nganterin bekal gara-gara dia lupa bawa. Terus pelukan sama dicium pipi, harmonis banget anjir."
"Ohh. Gue juga sering lihat di akun media sosial ibu nya yang sering bikin konten bareng sama keluarganya. Katanya sih mereka keluarga termanis di media masa." ucap Reno.
Rilan mengangguk, "Beruntung banget, udah kaya, punya wajah cantik, suara cakep, berbakat di bidang seni, terus keluarganya harmonis banget. Gila, kok ada yaa orang seberuntung dia."
Fian mengedikkan bahunya, lantas kembali ke tempat duduknya. Rilan memang duduk sebangku dengan Afga. Sedangkan Fian, Reno, dan El duduk terpisah dengan teman sebangku yang berbeda.
🎀 TO BE CONTINUED 🎀
first story akuu di akun inii, pliss sedii soalnya akun akuu yg @LadiesaSr gaa bisaa di login, krn lupa pw nya🥺🥺
pliss klo lo baca cerita inii, lo abadi di dalam karya gue.
TERTULIS
17 Agustus 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE ME!
Teen Fiction"Mau sedalam apapun laut dimata lo, tolong jangan sesekali berfikir untuk menenggelamkan diri." Terlahir dari rahim wanita gila bukanlah kemauan nya. Namun terkadang takdir memang sebercanda itu. Ayahnya seorang pejabat yang termasuk orang penting d...