1- TATAPAN ITU

69 24 6
                                        

"Ketika bibir tak dapat lagi berucap, hanya tatapan yang mampu mengungkap."

🎀 HAPPY READING 🎀

Afga menghentikan langkahnya ketika melewati ruang musik yang ada di sekolah nya. Ia mendengar sebuah alunan lagu yang berasal dari gesekan biola. Suasana sekolah sepi karena jam pulang telah tiba, hanya ada beberapa anak ekskul yang jadwalnya memang hari ini untuk latihan. Sama hal nya dengan Afga yang hendak latihan voli.

Namun ketika ia ingin menuju ke gudang olahraga mengambil bola voli, ia malah mendengar suara alunan indah itu. Letaknya memang gudang olahraga melewati ruang musik. Tak lama terdengar suara lembut yang mengiringi alunan biola itu. Menarik rasa penasaran Afga karena suara lembut itu mampu menyapu indah gendang telinga nya.

Afga memilih melihat dari jendela ruang musik yang hanya tertutupi kain putih tipis. Ia dapat melihat siluet seorang gadis berambut panjang yang tengah memangku biola di bahu dan bernyanyi.

"Enchanted to meet youu..."

"Please don't be in love with someone else, please don't have some body waiting on you."

Suaranya sungguh lembut. Afga bahkan tersihir untuk mendengarkan nya sampai habis. Hingga terlihat gadis itu mengangkat pandangannya kearah jendela. Dengan spontan Afga langsung menghindar dan kembali melanjutkan langkah nya menuju gudang olahraga dengan terburu-buru. Gengsi jika ia ketahuan tengah melihat seorang gadis secara diam-diam. Meski Afga pun tak tau siapa gadis itu.

Langit mulai menunjukkan sebuah semburat jingga. Sedangkan Afga dan Reno baru saja kelar latihan. Mereka berdua memang satu ekskul. Berbeda dengan Fian yang mengikuti ekskul paskibra dan El yang mengikuti ekskul futsal.

"Mau langsung balik lo?" tanya Fian lantas meneguk air mineral nya. Afga mengangguk, ia mengelap keringatnya dengan handuk kecil. "Nyokap nyuruh gue ikut acara nanti malam."

"Acara yang ulang tahun anak keduanya keluarga Mahesa?"

"Iya, bokap lo juga ikut bukan?"

"iya, tapi gue gak ta ikut bokap tau gak." jawab Fian. Ayahnya adalah pemilik tambang batu bara, jadi pasti diundang oleh keluarga DPR tersebut.

"Siapa yang ulang tahun sih? I mean, siapanya keluarga Mahesa?"

"Edeline Permata Mahesa. Anak kedua keluarga Mahesa. Adiknya si Lentera." jawab Fian.

"Ohh."

"Balik ah ayo!"

🎀

Kini Afga berakhir menemani sang bunda untuk menghadiri acara pesta ulang tahun putri kedua Mahesa. Terlihat begitu megah rumah sang DPR itu. Rumah dua lantai yang sangat luas, serta terdapat kolam renang pribadi, lapangan golf mini, dan taman bunga yang indah. Rumah keluarga Mahesa terlihat tampak seperti istana.

Afga berdiri di pojok ruangan aula dekat dengan meja minuman. Tangannya memegang gelas berisi jus jeruk. Ia kini memakai kemeja abu-abu yang dimasukkan kedalam celana bahan berwarna hitam. Ia menggulung kemeja nya sampai siku. Bunda nya tengah mengobrol dengan para ibu-ibu sosialita lainnya.

Sedangkan sang tokoh utama acara ini berdiri di atas panggung. Terlihat Mahesa bersama istri dan kedua anaknya tampak sangat bahagia. Laki-laki paruh baya yang bernama Dito Mahesa yang menggunakan jas putih tampak serasi dengan gaun putih panjang yang dikenakan Lamaya Shauzan Mahesa sang istri. Sedangkan Edeline tampil menawan dengan gaun putih pendek nya seperti seorang peri, rambutnya di gerai bergelombang dengan mahkota kecil di atas kepalanya. Lentera juga tampil anggun dengan dress putih sebetis nya dengan lengan pendek model balon, serta rambutnya yang dikepang menyamping yang ujung kepangan nya diberi pita putih. Kelurga Mahesa tampil kompak dan manis dengan dress code putih. Sedangkan dress code untuk tamu undangan berwarna abu-abu.

Semua atensi tertuju ke atas panggung setelah MC menginterupsi bahwa acara akan segera dimulai. Tatapan datar Afga menelisik bagaimana tingkah laku keluarga Mahesa. Sangat manis dan harmonis. Dito yang tersenyum cerah sembari merangkul pinggang sang istri. Edeline yang tampak begitu ceria dan bersinar seperti seorang peri. Dan Lentera yang tersenyum manis menampilkan lesung pipinya. Tunggu, tatapan Afga berhenti tepat di manik mata Lentera yang juga tanpa sengaja menatap kearah Afga.

Afga merasa aneh. Gadis itu terus tersenyum manis, namun matanya kosong layaknya ikan mati. Gadis itu tertawa pelan saat lilin kue ulangtahun telah ditiup. Orang-orang riuh bertepuk tangan. Sedangkan Gadis yang Afga ketahui bernama Lentera itu tertawa kecil sembari bertepuk tangan, namun sorot matanya terdapat kehampaan.

"Af?"

Afga terlonjak kaget ketika sang bunda menepuk pelan bahunya. Membuat laki-laki itu mengalihkan pandangan nya dari Lentera.

"Dari tadi bunda panggilin kamu malah asik menatap Lentera mulu." ucap Arini sembari senyam-senyum sendiri.

Afga menghela nafasnya, apa yang dipikirkan bunda nya itu sehingga tersenyum seperti sekarang.

"Kamu suka yaa sama Lentera? Dia itu Sadisa Lentera. Bukannya kalian satu sekolah?"

"Iya Bun, udah tau. Tapi siapa juga yang suka." ucap Afga agak sangsi.

"Alah bilang aja kamu naksir kan?"

"Bunda apaan sih? Aku males deh ikut bunda ke acara beginian." kesal Afga tak suka bundanya membicarakan hal yang menurutnya omong kosong.

"Ya udah sih. Oh iya bunda ke toilet dulu ya. Kamu jangan kemana-mana." Arini melenggang pergi menuju toilet. Meninggalkan Afga sendirian lagi.

Sekali lagi, Afga menatap datar gadis yang bernama Lentera itu. Afga merasa aneh dengan gadis itu. Bukan, bukan nya Afga terpesona ia hanya merasa ada yang salah dengan gadis itu. Ia tidak jatuh cinta pada pandangan pertama seperti di novel-novel, ia bahkan masih sulit untuk membuka hati lagi setelah masa lalunya pergi meninggalkan nya.

🎀 TO BE CONTINUED 🎀

akuu gaa tauu bakal adaa yg baca atau gaa krn inii akun baru huhu, but it's okay akuu bakal tetep update biarpun gaa adaa yg baca sekalipun 🥺

TERTULIS
18 Agustus 2024

BELIEVE ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang