⚠️ Chapter ini mengandung unsur dewasa 15+ mohon untuk usia ke bawah tidak di sarankan untuk membacanya. Silahkan di skip saja.
“Ketika aku tersesat, tolong bawa aku mendekat.”
🎀 HAPPY READING 🎀
“Kenapa lo ngga ngebiarin gue mati aja?” lirih Lentera setelah berhenti dari tangisnya.
“Lo harus tetap hidup, gue ngga tau masalah apa yang lo hadapi selain kematian nyokap lo, tapi gue ngga mau ngeliat lo terluka.” Lentera tertegun mendengar jawaban dari Afga. Gadis itu menatap manik mata Afga yang juga tengah menatapnya, terjadi keheningan beberapa saat dengan mata mereka yang saling mengunci.
“Kenapa dunia ini kejam dan ngga adil sama gue? Gue udah ngga punya harapan hidup. Gue juga lelah kayak begini terus. Gue di sini sendirian dan ngga punya seseorang yang gue tuju untuk pulang.”
Afga mengusap pipi kanan Lentera dengan lembut. “Lo bisa jadiin gue sebagai harapan lo bertahan. Lo juga bisa jadiin gue rumah, karena gue akan selalu ada buat lo. Di manapun dan kapanpun lo butuh gue, gue bakal selalu ada buat lo. Gue bisa meninggalkan apapun demi lo, gue bisa ngelakuin apapun demi bisa menemani lo. Pulang ke gue, gue nerima lo dan akan selalu nerima lo,” ucap Afga serius dengan tatapan yang lekat.
“Lo bakal bareng gue selamanya?”
“Ya. Kita bakal hidup bersama selamanya.” jawab Afga yakin.
“Lo bakal selalu ada buat gue?”
“Ya. Gue selalu ada buat lo, kapanpun dan di manapun kita berada.” lagi, Afga menjawab dengan yakin.
“Meski lo dalam keadaan penting, lo tetap bakal datang ketika gue panggil?”
“Ya. Telpon gue ketika lo merasa membutuhkan gue. Pasti gue bakal langsung nyamperin lo.” jawab Afga penuh keyakinan lagi untuk ketiga kalinya.
Lentera terdiam. Ia menelisik manik mata Afga lebih dalam, berusaha mencari kebohongan. Namun justru ia hanya mendapatkan sebuah kejujuran dan kesungguhan dalam manik hitam itu.
“Lo bisa buktikan?”
“Of course.”
“Janji?”
“Janji.”
Lentera menarik tengkuk Afga dan menciumnya. Bibir keduanya saling bertemu membuat Afga terdiam merasa sedikit terkejut. Hanya menempel saja untuk beberapa detik, lalu setelah nya gadis itu kembali menjauhkan bibir keduanya.
“Itu sebagai janji lo ke gue. Jadi lo ngga bisa mengingkari nya, karena lo udah terikat sama gue," Ucap Lentera lirih.
Afga menatap Lentera yang kini pipinya sudah bersemu. Gadis itu jadi salah tingkah sendiri akibat tatapan lekat yang dilayangkan oleh Afga kepadanya.
Afga mendekatkan wajahnya pada wajah Lentera yang sudah bersemu. Tangan Afga merapikan anak rambut Lentera dan menyelipkannya ke belakang telinga. Secara perlahan tangannya mulai merambat ke tengkuk Lentera dan mendorong nya pelan hingga bibir keduanya kembali bersatu. Kali ini bukan hanya menempel, namun Afga melumatnya dengan lembut dan menuntun Lentera agar membalasnya.
Keduanya mulai terbawa suasana panas tersebut. Hingga setelah beberapa menit akhirnya Afga melepaskan pungutan bibir keduanya karena Lentera yang mulai kehabisan nafas. Wajah keduanya masih berdekatan dengan deru nafas masing-masing yang tersengal. Sehingga rasa hangat dari nafas keduanya menerpa wajah masing-masing.
Lelaki itu mengusap bibir Lentera yang berkilau karena basah akibat ulahnya. “Sekarang percaya sama gue? Bahkan gue membuat janji kita lebih kuat,” ucap Afga yang membuat wajah Lentera semakin memerah malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE ME!
Genç Kurgu"Mau sedalam apapun laut dimata lo, tolong jangan sesekali berfikir untuk menenggelamkan diri." Terlahir dari rahim wanita gila bukanlah kemauan nya. Namun terkadang takdir memang sebercanda itu. Ayahnya seorang pejabat yang termasuk orang penting d...