Diary 6

81 21 5
                                    

Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan rumah Ayah Mada dan Bunda Riana. Mobil tersebut sengaja diparkirkan di tepi jalan alih-alih di halaman rumah tersebut karena memang di sana sudah diisi oleh dua motor dengan jenis yang berbeda. Tentu saja salah satunya adalah motornya, dan satunya lagi adalah motor ninja merah yang sekarang lebih sering digunakan oleh Ankara.

Setelah mesin mobil mati, Angkasa segera keluar dari mobil Ayahnya kemudian berjalan masuk ke dalam rumah orangtuanya dengan terburu-buru. Tentu saja karena Angkasa sadar bahwa dia meninggalkan Rihanna bersama orangtuanya dalam waktu yang cukup lama. Meskipun sebenarnya sudah biasa Anna dititipkan pada orangtuanya atau orangtua Liona ketika Angkasa dan Liona sedang benar-benar tidak bisa mengajak Anna ke tempat kerja mereka, namun hari ini kan Anna sedang cukup rewel, jadi Angkasa khawatir saja orangtuanya kerepotan menenangkan Anna selama dirinya pergi.

Tok! Tok!

Cklek!

"Assalamu'alaikum Bun---" ucapan Angkasa terhenti seketika begitu dia membuka pintu utama rumah orangtuanya kemudian disambut dengan pemandangan yang berhasil menghangatkan sekaligus menenangkan hatinya.

Di sana, tepat di atas sofa ruang tamu, Angkasa melihat Anna yang berbaring dalam keadaan tengkurap di atas tubuh Ankara yang notabenenya juga berbaring terlentang di atas sofa. Salah satu tangan Ankara tampak memegangi tubuh Anna untuk menjaganya agar tidak jatuh, sementara tangan satunya dibiarkan terjuntai ke bawah sampai keluar dari tepian sofa bahkan menyentuh lantai. Keduanya tertidur nyenyak dalam posisi yang sebetulnya tidak nyaman sekali bagi Ankara yang notabenenya memiliki tinggi badan yang melebihi panjang sofa. Lihat saja bagaimana kaki Ankara yang bertumpu sampai ke sofa satunya.

"Waalaikumsalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waalaikumsalam. Mas Kasa?"

Angkasa pun langsung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Dari posisinya Angkasa bisa melihat Bundanya yang melongokkan kepalanya ke area ruang tamu untuk mencari seseorang yang mengucapkan salam tadi. Sependengarannya sih suara tadi adalah suara putra sulungnya.

Senyuman pun tampak merekah di wajah Bunda begitu manik matanya bertubrukan dengan manik mata Angkasa. Rupanya Angkasa sudah pulang. "Eh bener Mas Kasa"

Angkasa pun langsung berjalan menghampiri Bundanya yang berdiri di antara bingkai pintu ruang tamu dan ruang makan tersebut. "Iya Bun. Maafin Mas ya Bun, Mas perginya lama"

Bunda pun langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas, "enggak papa sayang. Annanya juga anteng banget kok. Iya sih Mas tadi Anna sempet nangis karena dijahilin Adek, tapi akhirnya kan tetep akur lagi, tuh sampe tidur di sana" jelasnya seraya menunjuk ke arah Anna dan Ankara yang notabenenya masih tertidur di atas sofa.

Angkasa melemparkan senyuman manisnya mendengar cerita Bundanya tentang betapa akurnya Ankara dan juga Anna. Yah, meskipun Ankara kerap kali mengatakan betapa dia tidak menyukai Anna, Angkasa tahu bahwa sebetulnya Ankara menyayangi Rihanna selayaknya paman pada ponakannya. Memang pada dasarnya anak itu gengsinya setinggi langit, jadi kadangkala Ankara tidak mau mengakuinya.

[5] Everyday : Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang