"Gimana?" Tanya Sadam, setelahnya ia meraih cangkir miliknya, kembali meneguk isinya.
Sherina yang menyadari apa yang baru saja di ucapkannya itu seketika menggeleng, panik? Bisa di bilang begitu. Meski bagi Sadam, Sherina yang selalu vocal terhadap apapun ini adalah hal yang sudah biasa.
"Confess nih? Santai dulu kali, baru juga putus." Sadam tertawa melihat wajah yang kian memerah di hadapannya. "Hmmmm.." Sadam menghela napas, menyamankan posisi duduknya lantas menatap lekat pada Sherina meski perempuan itu tak balas menatapnya. "Lo tuh gak sadar, selama ini gue tuh tetap ada buat lo. Yaaa.. gue tahu, gue sempet jadian sama beberapa orang, tapi posisi lo gak pernah ada yang bisa gantiin." Sherina tetap sibuk memainkan gagang cangkir yang ia dorong pelan dengan telunjuknya. "Sekarang, nikmatin aja dulu moment patah hati lo. Tapi gak usah khawatir, kapan pun lo butuh gue, gue ada!" Sadam meraih tangan Sherina untuk ia genggam dengan kedua tangannya, mengusapkan ibu jarinya di punggung tangan perempuan itu pelan.
"Sher, ehhh... sorry.. sorry.. kirain gak lagi adegan film romantis." Ucap Aryo yang tiba-tiba muncul. "Mau kelarin dulu adegannya atau gimana nih?" Tanyanya kemudian saat melihat tangan dua manusia yang terdiam menatapnya itu masih bertumpuk di atas meja. Seketika Sadam menarik tangannya, keduanya tiba-tiba terlihat salah tingkah.
"Ekhemmm... Kenapa?" Tanya Sadam.
"Ini, lambe murah. Foto kalian di bandara barusan, masa muka gue nya di tutupin sama sticker monyet, kurang ajar kan?!"
"Hah?/Gimana?" Ucap Sadam dan Sherina bersamaan.
"Ini loh, lihat nih. Masa muka gue ganteng gini di tu-"
"Gue gak nanya muka lo, gak penting!!! Itu isi beritanya apa Aryo?!" Ucap Sherina, tangannya terulur hendak merebut handphone dari tangan Aryo.
Dengan cepat Aryo menjauhkan handphonenya dari jangkauan Sherina. "Kok gak penting sih Sher? Harga diri gue sebagai assisten pribadi seorang Sherina Mel-"
"Nih.." Sadam meletakkan handphonenya di hadapan Sherina. "Cepet juga tuh beruk!"
Mata Sherina membulat, bukan karena melihat foto ia bersama Sadam dan Aryo yang berjalan di hadapan mereka, namun karena isi caption yang terkesan dilebih-lebihkan.
"Lihat deh slide yang lainnya. Itu di slide ke dua, mereka dapet foto lo sama Bagas dari mana? Perasaan isi postingan instagram lo gak ada foto berdua sama dia?!" Tanya Sadam.
"Eh, ada foto lainnya juga ya?" Tanya Aryo yang kini sudah duduk di sebelah Sherina. "Muka gu- lah, ini mah foto lama kan Sher? Tapi jujur ya, jujur. Gue lebih suka foto di slide terakhir meski candid dan gue nya di monyet-monyetin."
Jemari Sherina bergerak membuka kolom komentar, membacanya beberapa lantas tertawa pelan. Benar yang di ucapkan Sadam, usaha Bagas hanya akan sia-sia, ada beruntungnya selama ini ia setertutup itu mengenai kehidupan pribadinya, sehingga kini lebih banyak komentar yang isinya justru menyudutkan Bagas di sana.
"Kok ketawa sih Sher? Kesel dong harusnya! Itu kerjaan si Bagas kan pasti?!" Protes Aryo.
"Bagas siapa sih bjir? Gue malah baru tahu kalo Sherina punya pacar!" - "Min, lo anak angkatan taun kapan dah?! Agak aneh gue bacanya Sherina Darmawan ketahuan berselingkuh dengan Sadam Ardiwilaga. Lo gak tahu min mereka udah deket dari jaman masih kecambah?!" - "Min, lo dapet berita dari mana dah min?" Sherina membaca beberapa komentar di sana sebelum mengembalikan handphone milik Sadam dan melanjutkan tawanya.
"Kata gua!" Ujar Sadam dengan senyum miringnya, bangga. "Gagal udah dia, lo tenang aja." Tangannya terulur menepuk pelan kepala Sherina membuat perempuan itu menatapnya dengan senyuman terkembang di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Hate You
Teen FictionAku suka membencimu dan aku benci mencintaimu! Aku ingin tinggal tapi juga ingin melarikan diri! Dan yang tak ku mengerti mengapa aku terus kembali? Aku memang suka dengan apa yang kita miliki. Tapi lagi, aku suka membencimu dan aku benci mencintaim...