Sherina M Darmawan, penyanyi yang merambat dunia model juga seni peran itu sedari tadi mondar-mandir di ruang tengah kediaman orang tuanya. Sang asisten yang seharusnya sudah datang menjemputnya pagi ini tak juga terlihat tanda-tanda kedatangannya. Dengan gusar ia meraih handphonenya, mencari kontak Aryo Prawiro, laki-laki berdarah Jawa yang sudah Sherina kenal sejak mereka masih kanak-kanak karena Aryo adalah keponakan dari pengasuh sekaligus asisten Sherina yang lama Mbak Dasimah namun orang-orang seringkali memanggilnya Mbak Desi. Mari kembali pada ke Sherina yang sudah memasang wajah kesalnya pagi ini.
"Aryo! Lo masih dimana sih?! Kebiasaan banget! Dimana-mana biasanya asisten yang nunggu artis nya, ini malah kebalikannya!" Ocehnya tanpa jeda saat Aryo menjawab teleponnya.
"Sorry Sher, muaceeetttt iniii.. tapi gue sebentar lagi udah masuk ke komplek kok, lima menit lagi.."
"Ya udah cepetan!" Setelahnya ia mengakhiri panggilan dengan geraman.
Bu Darmawan yang mendengar suara kencang putrinya itu menghampiri, "Masih pagi sudah marah-marah.. kenapa?"
"Ini si Aryo, telat jemput!" Gerutunya.
"Mau bareng Ayah aja gak? Nanti mang Abas biar langsung anterin kamu habis dari kantor Ayah.. ya?" Pak Darmawan yang tampak rapi dengan setelan jas nya itu menimpali.
"Beda arah Ayah.. yang ada makin telat nanti.." Sherina masih terus mondar-mandir, gelisah.
"Udaaah, nunggu Aryo nya sambil sarapan dulu yuk Sher?!" ajak ibunya, seolah tak mengerti jika putri semata wayangnya itu sedang diburu waktu.
"Aduh buuu, mana sempet?! Jam delapan aku udah harus di lokasi, ini hampir setengah delapan masih di rumah! Jadi nyesel semalam gak pulang ke apartemen aja!" Menjatuhkan diri di atas sofa, kakinya menghentak-hentak lantai sangat menunjukkan jika ia sangat gelisah.
"Pagi banget, shooting iklan?" Tanya Ayahnya.
"Photoshoot.."
"Owalaaahhh.. Santai aja kalau photoshoot, sebelum jam makan siang juga selesai! Ayo sarapan dulu.." kali ini pak Darmawan yang mengajak putrinya.
"Bukan masalah apa yang di kerjakan hari ini Ayah.. masalahnya siapa partner kerja ku hari ini! Gengsi lah kalau sampai telat!" Sherina menatap jam tangannya, sudah lima menit Aryo tak juga tiba.
"Siapa emangnya? Artis baru?" Bu Darmawan sangat tahu bagaimana Sherina berlaku pada para junior nya di dunia entertainment, selalu berusaha menjadi panutan salah satunya dengan cara selalu datang tepat waktu di lokasi.
"Bukan! Sadam!" Jawabnya ketus, hanya menyebut namanya saja rasanya Sherina enggan.
"Sadam???" Orang tuanya bereaksi sama menyebut ulang nama itu bersamaan kemudian terkekeh setelahnya.
"Akhirnyaaa Yah.." bu Darmawan tersenyum menatap suaminya seolah moment ini adalah hal yang di tunggunya sejak tiga belas tahun silam.
"Reuni dong?" Timpal Ayahnya.
Lagi-lagi Sherina menggeram kesal sebelum akhirnya terburu-buru menyambar tas miliknya saat mendengar suara mobil berhenti di depan rumah.
"AKU BERANGKAT!!!" teriaknya sedikit berlari menjauh dari kedua orang tuanya yang menggeleng melihat tingkah putrinya.
***
Di tempat lain, Sadam terlihat sudah selesai dengan segala persiapannya bahkan sejak lima menit sebelum jam kerjanya di mulai ia terlihat sudah siap di potret.
"Tunggu bentar lagi gak apa-apa ya Dam? Ngopi dulu aja.." salah satu crew di lokasi pemotretan, memintanya untuk sedikit bersabar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Hate You
Teen FictionAku suka membencimu dan aku benci mencintaimu! Aku ingin tinggal tapi juga ingin melarikan diri! Dan yang tak ku mengerti mengapa aku terus kembali? Aku memang suka dengan apa yang kita miliki. Tapi lagi, aku suka membencimu dan aku benci mencintaim...