2

5.8K 333 18
                                    

Selamat membaca~

_

_




Embun pagi yang basah menyelimuti dedaunan, hari siang masih belum tampak. Seiring sang mentari menampakkan diri, Udara dingin di pagi hari kini berganti menjadi sinar hangat sang mentari.

Baron terbangun dari tidurnya, melempar pandangannya ke samping, menatap Arka yang masih tertidur pulas.

Tangannya bergerak mengelus pelan rambut Arka sedangkan tangan yang satunya meraih ponsel yang ada di nakas sebelah tempat tidurnya.

Baron sempat membalas chat pesan, yang kemungkinan dari sang istri karena semalaman Baron tidak pulang.  kemudian baron turun dari ranjang menaruh kembali ponselnya untuk pergi mandi.

Dia harus pulang, supaya sang istri tidak curiga.

Baron menghabiskan waktu di kamar mandi cukup lama, sekitar 30 menit.

Dia keluar, Arka masih tidur pulas di atas ranjang, sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil, Baron berjalan mendekat ke sisi kiri Arka.

mendekatkan jarinya ke hidung Arka memastikan kalau Arka masih bernafas.

Dia bernafas lega setelah tau Arka baik-baik saja. Baron berjalan ke arah lemari untuk mengambil baju yang akan di pakai.

Sebelum pergi Baron mengecup pelan kening Arka

"Tunggu Saya " gumamnya.

Baron meninggalkan tempat itu, meninggalkan Arka tentu saja dengan penjagaan yang ketat.
Dia tidak mau kucing nya kabur.
Karena menurutnya  kucing itu belum jinak!





---



" Sayang ? " Panggil sang istri ketika Baron sudah sampai di rumahnya.

"Hmm " Baron hanya berdehem, melanjutkan langkahnya ke kamar.

Sang istri panggil saja Listya, mengikuti Baron.

"Apa meeting nya lancar ?" Tanya Listya

"Ya "

"Aku lelah, biarkan aku istirahat " ucap Baron

Listya tersenyum, "Baiklah,— "

"Eem Sayang, apa kamu bisa menemani Aku ke acara teman ku, Dia ulang tahun hari ini dan mengundang kita."

"Jam ?"

"Malam nanti, sekitar jam 8 "

Baron terlihat berfikir sejenak, kemudian mengiyakan ajakan istrinya.

"Makasi sayang, " Listya memeluk tubuh Baron. Kamudian keluar dari kamar itu, membiarkan Baron untuk istirahat.

Meski pernikahannya sudah sangat lama, mereka belum memiliki seorang anak, karena memang Baron yang belum menginginkan seorang anak.

Di lain sisi ..

Arka terbangun, Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Dia melihat kesamping, tidak ada siapa-siapa. Mata Arka tertuju ke kertas yang ada di atas nakas

Arka meraih kertas itu, membacanya dengan malas

"Bajingan !!" Umpat Arka meremas kertas itu baru melemparnya sembarang.

OBSESIF BOS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang