14

2.9K 246 6
                                    

SELAMAT MEMBACA~

_

_

_




"Udah bangun ?" Tanya Baron kepada Arka.

"Kamu bisa kan lihat sendiri kan ?" Jawab arka terlihat kalau arka masih marah dan membenci Baron.

Meski kejadian itu sudah seminggu lalu.

Baron duduk di kursi sebelah tempat tidur Arka. Dia menaruh kotak obat di meja yang ada di sebelahnya.

"Aku akan mengobati luka mu " ucap Baron

"Tidak perlu, tinggalkan di sana. Aku bisa mengobati diriku sendiri. " Tolak Arka.

"Tolong nurut sebentar.! " Suaranya lembut tapi masih tegas.

"Sekarang buka baju "

Sekeras kepalanya seorang Arka, ada sedikit kelemahan yang membuat arka nurut.
Dia membuka bajunya.
Memperlihatkan luka gores yang di buat oleh Baron Minggu lalu

Hampir kering , dan bekasnya masih nampak.

Baron mengambil salep di dalam kotak, dia membuka dan mengoleskan salep itu ke dada Arka.

Sensasi yang Arka rasakan itu dingin kemudian perih.

Dia juga terangsang akan sentuhan Baron yang lembur di sekitaran dadanya.

"Wajahmu memerah. " Sambil menatap wajah Arka.

"Bukan urusan mu "  Arka memalingkan wajahnya dari pandangan Baron.

Baron tersenyum, mendorong pelan tubuh Arka hingga kepala arka menyentuh kasur.

"Aku kan membantumu " sambil membuka celana yang arka kenakan.

Tuwiing !!!

Benda milik Arka sudah berdiri tegak, lagi-lagi Baron tersenyum.

"Ahhh~ apa yang akan kamu lakukan ?"

"Menyesapnya"

"Itu kotor !" Menjauhkan wajah Baron dari penisnya.

"Tidak masalah, selama hal kotor itu milik mu "

"Ughh"

Lidah Baron bermain-main dengan penis kecil milik arka.
Dia begitu ahli dalam hal menyedot.
Bahkan tidak ada semenit Arka sudah di buat klimaks

Cairan kental asin yang di keluarkan  Arka di telan oleh Baron.

"Nafas arka tersengal-sengal, menatap Baron dengan sayu.

"Cukup, " ujar Arka.

"Jangan egois, Aku juga perlu mengeluarkan cairan itu. " Sambil membuka resleting celananya.

"Ini masih pagi. "

"Itu bagus. !" Baron menarik kedua kaki Arka hingga arka tertarik.
Dia mengangkang kan kaki Arka lebar-lebar

Cairan pelumas di ambil di laci, mengoleskan ke lubang penis arka.

Tidak bisa memberontak badan Arka lemas di samping itu tubuh arka sangat sensitif dia gampang terangsang.

Pertama Baron memasukan dua jarinya, kemudian tiga dan terakhir empat jari Baron masukan ke lubang pantat Arka.

"Aahh~ " arka tidak berhenti mendesah ketika jari Baron mengenai titik kenikmatannya.

"Kenapa jari dia begitu panjang ?" Batin Arka yang sudah mulai gila.

Pikirannya mulai kosong dia berbicara melantur.

OBSESIF BOS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang