13

1K 181 8
                                    

SELAMAT MEMBACA ~

_

_

_


"Sakit, berhenti, Aku mohon, berhenti Aron. " Mohon Arka terisak dalam tidurnya.

Baron terbangun, Dia berusaha menenangkan  Arka.

"Sial, badan nya panas " ucap Baron saat tangan besar itu menyentuh badan Arka

Dia mengambil ponsel, dan menghubungi Yohan.

"Arka demam, cepat datang ke sini !" Titah Baron, setelah sambungan telepon itu di angkat.

"Sudah ku katakan, untuk tidak menghubungi ku bukan ? "

"5 menit sudah di sini !" Ucap Baron langsung mematikan ponselnya sepihak.

Arka terus menangis, mengigau dalam tidurnya.
Baron berusaha menenangkan Arka, namun hal itu sia-sia. Badannya semakin panas,

"Sial, Yohan kenapa lama ?"

Sedetik kemudian Yohan datang, "awas !" Ujarnya mengusir baron untuk pindah tempat. 

"Lambat !" Kesal Baron.

"Kau gak ngotak, jarak rumah ini jauh" cerocos Yohan sambil menyiapkan suntikan untuk Arka.

Setelah semua siap, Yohan memeriksa Arka terlebih dahulu dan langsung memberikan suntikan ke Arka sehingga Arka sedikit lebih tenang.

"Aku menyuruhmu untuk membawa dia kerumah sakit, di rawat di sana supaya kejadian ini tidak menimpah Arka, Baron. "

"Aku tidak akan membawanya pergi dari kamar ini. "

"Kau egois !"

"Biarlah, Aku melakukan ini demi kebaikannya. "

"Bukan kebaikan dia yang kamu maksud! Tapi kebaikanmu sendiri !"

"Kamu terlalu banyak bicara hari ini. " Baron menatapnya tajam.

Yohan memang kalah dalam hal debat ke siapa saja, apalagi Baron yang memang wataknya keras.

"Aku pulang sekarang " ujar Yohan membereskan semua peralatannya

"Tidur di sini! Obati arka nanti, setelah dia bangun "

Yohan sangat ingin menolak itu. Tapi, sudahlah. Percuma juga.

***

Burung-burung mulai berkicau bersenandung kan nada indah sebagai alarm mentari akan kembali bersinar.

Dedaunan melambai kegirangan menyambut pagi, tapi tidak dengan Baron, dia terjaga dari kemarin malam. Karena cemas tentang Arka yang sedang demam tinggi.

Baron yang tadi duduk di sofa, kini bangkit dan menghampiri Arka.
Baron memeriksa keadaan Arka sudut bibirnya tertarik di kala badan Arka tidak panas lagi.

Ujung ekor mata Baron melirik jam. Pukul 06:00
Dia menarik nafasnya panjang, kemudian pergi ke kamar tamu di mana sosok Yohan sedang beristirahat.

"Jaga Arka, pantau terus keadaannya. " Ucap Baron ketika melihat Yohan dari arah kamar mandi.

"Aku tidak bisa, ada janji sama pasien. " Ujar Yohan.

"Aku membayarmu lebih dari yang kau dapatkan. "

"Kamu mau kemana ? " Tanya Yohan.

"Urus sidang " jawab Baron.

Yohan berpikir sejenak dan langsung menyetujui permintaan Baron. Lagi pula Yohan di bayar lebih.
Kapan bisa ada kesempatan menguras harta Baron ? Kalau bukan sekarang!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBSESIF BOS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang