17

9.7K 529 25
                                    

SELAMAT MEMBACA ~

_

_

_

Pagi itu, ketika mentari belum nampak, Arka terbangun, mengucek kedua matanya.
Arka merasakan tubuhnya benar-benar remuk, apalagi di bagian bawah sana yang benar-benar terasa sakit setelah di hajar berkali-kali.

Di kamar itu, arka tidak melihat sosok Baron, arka terduduk dengan pelan,
Kamar itu kembali bersih dan rapi, seprai kasur yang tadinya  kotor akibat air kencing dan sperma Arka, kini sudah terganti.

"Sudah bangun " tanya Baron yang baru keluar dari kamar mandi, dengan tubuh basahnya, yang tertutup dengan kain kecil melingkar di pinggang Baron.

Arka terdiam, dia bahkan memalingkan wajahnya tidak mau menatap si dominan.

"Aku akan pergi ke kantor, ada hal yang harus aku urus. " Sambil berjalan ke arah lemari baju.

"Makanlah kalau kamu lapar, sudah aku siapkan di atas meja makan."

Masih tidak ada tanggapan dari sang empu.
Baron menoleh, berjalan ke arah Arka

Baron mengangkat tubuh Arka dengan enteng membawanya ke sofa  "berdiri di sini " katanya tinggi badan kedua manusia itu menjadi sepadan setelah arka berdiri di atas sofa. 

Baron memberikan sebuah dasi ke arka seolah mengatakan untuk memasang dasi itu untuknya.

Arka diam, tapi menuruti permintaan Baron, dia memasang dasi itu dengan rapi.

Terlihat tampan dan juga gagah.

Baron tersenyum dia kembali mengelus rambut Arka, dan juga menciumnya.

"Aku menginjinkan mu keluar dari kamar ini, tapi tidak mengijinkan mu, keluar dari rumah ini.! baik itu di taman, Jika kamu melanggar perintah, kamu akan bernasib sama seperti pria yang kamu lihat kemarin. "

Arka menelan ludahnya kasar, tapi arka berpikir, buat apa juga hidup kalau di atur seperti ini ?

"Baron ?" Panggil arka.

"Hmm ,?"

"Aku rindu nenek, " ucap Arka

Baron menghela nafas panjang, kedua tangan besarnya menyentuh pipi Arka.

"Pulang dari kantor, aku akan mengantar mu pergi menemui nenek Mu "

"Apa itu benar ?" Tanya arka.

"Ya, jika kamu mau nurut "

Baron melirik jam tangan yang melingkar di lengannya, "aku harus pergi sekarang! Jangan berulah, ngerti ?"

Arka mengangguk sebagai jawaban, dia sedikit senang akhirnya bisa menghirup udara segar, bisa pergi menemui neneknya nanti.

Baron meninggalkan rumahnya, di antar oleh supir pribadinya, di lihat dari balik jendela kamarnya.

Setelah Baron pergi, arka menghela nafas panjang. Rasa sakitnya kembali Ia rasakan perih.

Dia berjalan pelan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Berhenti sejenak di depan cermin, keadaan arka saat ini sangat menyedihkan, banyak tanda kepemilikan di tubuhnya, raum merah keunguan melekat dengan sempurna di leher Arka akibat cengkraman Baron.

Sungguh ini tidak adil untuk nya.

Di lain sisi

Baron sudah sampai di kantornya, dia berjalan cepat menuju ruangannya.

Baron  duduk di kursi kebanggaannya, dia meraih ponsel lalu menghubungi seseorang.

"Apa kamu bosan hidup ?" Tanya Baron membuat lawan bicaranya gemetar ketakutan.

OBSESIF BOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang