4

5K 277 39
                                    

Selamat membaca~

_

_

_





"Apa dia tidak jawab telepon Mu ?"

"Ya, sudah dua hari dia gak pulang, " jawab Listya

"Apa kamu sudah pergi ke kantornya ?"

"Hmm " jawab Listya melempar asal ponselnya di atas kasur.

"Lalu kamu menemukan Dia ?"

"Tidak, Kata pegawainya Baron menjalani bisnis ke luar negeri bersama sekertaris nya"

Lelaki yang tengah di ajak ngobrol oleh listya mendekat memeluk Listya dari belakang.

Mengecup pelan leher Listya  "suamimu sangat sibuk" ujarnya menatap listya lewat cermin.

"Bukankah yang menyebabkan dia sibuk itu kamu ?"

Lelaki itu tersenyum, "itu dulu, bukan sekarang. Dan Dia juga anak saya jadi  saya bebas menyuruhnya. " Lanjut laki-laki itu.

Listya ikut tersenyum "jangan memberi tanda, Aku tidak mau Baron sampai curiga. " Pesannya
Kepada lelaki tua yang ada di belakangnya.

***

"Apa Aku keterlaluan ya ?" Arka terlihat berpikir keras, sebenarnya dia menghawatirkan keadaan Baron.

Arka membuka selang infus nya. Kemudian, berjalan ke arah pintu.
Ada penjaga di depan pintu, Arka menghela nafas dan meminta untuk membukakan pintu kamarnya.

Tapi Penjaga itu tidak menuruti perintah Arka, tidak mau menyerah Arka mencoba meyakinkan penjaga itu kalau dia tidak akan kabur.

"Huuh!!" Arka menghela nafas panjang, setelah berhasil keluar dari kamarnya
Tapi meski begitu penjaga yang tadi berjaga di depan kamar Arka sedang mengikuti kemana Arka pergi.

Arka menghentikan langkahnya setelah sampai di depan kamar yang katanya Baron berada di sana.

Arka mengintip sebentar, kebetulan tidak terkunci. Arka melihat keadaan di dalam kamar itu
Melihat mencari sosok Baron.

"Katanya di sini ? Tapi gak ada ?"  Gumam Arka

Arka memberanikan diri untuk masuk ke dalam tapi dia sangat terkejut saat tangan besar mencengkram erat lehernya.

"Kamu mencoba untuk kabur ?" Titah Baron

"Uhuk !! "

Arka kelihatan kesakitan dan detik itu juga Baron melepas cengkeramannya

"Uhuk, uhuk!!  "

"Saya suruh kamu diam di sana Arka! " Suara Baron meninggi.

Sedangkan Arka menatap Baron dengan tajam.

"Saya nyesel menghawatirkan anda pak!" Arka melempar kotak obat yang di bawanya tadi ke lantai lantas dia pergi, lehernya masih di rasa sakit.

Arka kembali ke dalam kamarnya.

Sedangkan Baron menunduk, melihat kotak obat yang sudah berserakan di lantai.
Baron menghela nafas panjang, Dia juga menyesal membentak Arka.

"Cih .. bajingan itu !" Kesal Arka tak henti mengumpat kasar kepada Baron.

"Bisa gak jangan ikuti kemana saya pergi ! " Saking kesalnya penjaga juga ikut kena imbasnya.

"Perasaan salah Mulu~" pikir si penjaga.

"Huh!!"

Arka masuk ke kamar dan membanting pintu itu dengan keras.

Brak!!!

OBSESIF BOS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang