Orang bilang, jangan jatuh cinta di Kota Jogja. Tapi kebetulan aku bertemu dengan Arjuna Satria Girsang, manusia paling mencolok yang takkan pernah aku temukan lagi imitasinya di muka bumi ini. Sosok yang hanya dengan mendengar suara tawanya bisa me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku ingin masa depan Kak Juna, Ia bersama seseorang yang mampu menyamai langkah kakinya, sehingga dia tidak pernah sendirian. Sayang sekali bukan aku orangnya.
🌻
Yogyakarta, April 2024
"Makasih, Mas Awan selalu ada buat aku selama ini," kataku seusai mengembalikan motor Mas Awan.
"Kamu baper? Nanti kamu suka lagi sama aku karna selalu berbuat baik gini," tukas Mas Awan.
Aku lantas mencebikkan bibir. "Aku juga nggak paham. Kenapa aku nggak jatuh cinta sama Mas Awan aja yang jelas lebih peduli sama aku?"
"Aku langsung menolakmu tau!"
"Apa aku sejelek itu? Kenapa semua cowok menolakku?"
"Bercanda, Fris. Kamu itu nggak jelek. Cuma kurang cantik aja."
"Ya, ya. Yang cantik cuma mantannya Mas Awan aja kan?"
"Kamu tau itu. Tapi udahlah jangan bahas masa lalu."
Suara klason mobil memanggilku. Aku menoleh ke arah sebuah mobil yang menjemputku itu. Tirah keluar dari dalam sana dan melambaikan tangannya padaku.
"Ah sayang sekali, aku harus pamit," hela napasku.
Tiba-tiba Mas Awan berjalan ke arah mobil. Dia mengetuk kaca pintu depan. Ketika berlahan kaca itu menurun, denyut jantungku ikut tertahan. Kini aku menyaksikan Rui dan tunangannya itu bertatapan dengan Mas Awan.
"Tolong antarkan Friska dengan selamat yo," ucap Mas Awan, setelahnya langsung menyuruhku segera masuk mobil.
"Tentu," jawab Rui dengan tersenyum tipis. Sebagai mantan kekasih, apalagi sekarang Rui sudah punya pasangan baru, mereka berdua kelihatan sangat canggung. Tapi aku senang keduanya masih berteman baik.
Mungkin Mas Awan pernah bilang kalau cinta itu harus diperjuangkan seperti Impian. Tapi jangan sampai lupa kalau cinta itu juga tak harus memiliki dan tak bisa dipaksakan.