(25) Dia Siapa Bagimu?

129 37 10
                                    

AUTHOR LAGI RAJIN UP DUA BAB😱😱😱
MOHON DUKUNGAN VOTE DAN KOMENNYA AGAR CERITA INI TETAP LANJUT!!

AUTHOR LAGI RAJIN UP DUA BAB😱😱😱MOHON DUKUNGAN VOTE DAN KOMENNYA AGAR CERITA INI TETAP LANJUT!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa sesak yang menyiksa dalam dadaku. Jantungku seperti dicengkram kuat di dalam sana sampai aku tidak mendengar detaknya lagi saat aku melihat dia sedekat itu dengan perempuan lain.

🌻

Suasana menjadi canggung untukku. Aku merasakan De Javu dengan keadaan ini. Saat itu Kak Juna dan Kak Wulan belum mengenalku di perpustakaan sekolah. Kak Wulan yang memang satu klub sastra denganku, makanya dia berlahan mengenalku. Sementara Kak Juna. Aku juga tidak yakin dia mengenalku lewat jalur yang mana. Apa karna dia teman sebangkunya Mas Awan yang juga tetanggaku? Atau karna aku ketahuan jadi stalker-nya? Yang pasti kita pernah berkenalan secara langsung makanya Kak Juna dan aku mulai saling kenal.

"Belum juga kamu nanti kuliah di Jepang, Jun. Aku akan mati karna merindukanmu," ucap Kak Wulan dengan tekanan nada yang merayu.

"Biar apa ngomong kayak gitu?" Kak Juna mendengus dengan senyum tipisnya.

Kak Wulan pun terkekeh. Walaupun aku tahu Kak Wulan hanya sedang memulai dramanya, aku tetap merasakan panas menyebar di uluh hatiku.

"Aku jadi malu sama Friska," ucap Kak Wulan mengambil tempat duduk di samping Kak Juna.

"Sadar juga kalo emang malu-maluin," cibir Kak Juna.

Kak Wulan hendak mencubit pinggang Kak Juna yang berhasil menghindar. "Aku tau tubuhmu sangat lentur. Lagian aku ndak akan melakukannya!"

"Yo, jangan sampai menyentuhku. Kita belum muhrim!"

"Belum katamu? Segera muhrim kan! Biar sudah."

“Dimas menangis mendengarnya.”

Kak Wulan tertawa puas. Sementara uluman senyumanku yang terpaksa ini hanya diam memperhatikan tingkah keduanya. Perasaanku sangat terganggu dengan keakraban mereka berdua. Kenyataan bahwa ada sosok cewek yang lebih dekat dengan Kak Juna. Dan itu bukan aku.

"Mana hasil KTI-nya, katanya mau dikoreksi?" tanya Kak Juna pada Kak Wulan.

Aku lega mengetahui pertemuan mereka hanya sebatas kepentingan lomba karya tulis yang tengah Kak Wulan ikuti. Dia memang berguru dengan Kak Juna. Lalu apa bedanya alasanku juga bertemu dengan Kak Juna. Kalau bukan karna barang milik Kak Juna yang ketinggalan di tasku, kami tidak akan bertemu dan aku tidak akan ada di posisi semenyedihkan ini.

Melihat Kak Wulan makin menggeser tubuhnya dekat dengan Kak Juna, bahkan rambut mereka sampai nyaris bersentuhan ketika Kak Wulan menunjukkan berkas KTI-nya. Rasa sesak yang menyiksa dalam dadaku. Jantungku seperti dicengkram kuat di dalam sana sampai aku tidak mendengar detaknya lagi saat aku melihat dia sedekat itu dengan perempuan lain.

JUNA dan JOGJA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang