LIMA BELAS

155 32 6
                                    


Adelia: Tes

Coba lihat gaunnya udah sampai mana?

Inka yang sedang berada di lift membaca pesan dari Adelia. Semalam ditemani Tante Nina, dia sudah melakukan fitting tapi lupa untuk mengabari. Inka memilih foto saat fitting yang diambil oleh pegawai butik.

Satu menit kemudian, baru saja dia ingin menaruh handphone di dalam saku blazernya, nama Adelia muncul meneleponnya.

"Ya, ada yang bisa dibantu?" Inka berjalan ke pojok lobi yang tidak terlalu banyak orang.

"Cantik banget, Beb. Gue pikir belum diapa-apain bahan yang gue kasih!" kata Adelia. "Jadi dateng sama siapa, nih? Atau butuh partner kondangan nggak?"

"Heh! Jangan macem-macem ya...," tolaknya langsung dan membuat Adelia di seberang sana terbahak.

"Ajak Bintang aja," godanya dengan nada centil. "Gue yakin seribu persen, masih single. Coba tanyain, deh! Apa perlu kita taruhan?"

Mendengar nama Bintang disebut, refleks Inka memindai area lobi. Benar saja, pria itu baru saja melewati pintu masuk. Hari ini dia menggunakan kemeja navy dan celana khaki, untuk ukuran laki-laki, Bintang tahu caranya dress up.

"Hei ... kok diam? Lagi sibuk, ya?"

"Sorry," kata Inka yang baru saja terditraksi. Rupanya begini ya rasanya melihat laki-laki yang pernah dicintainya dari jauh. Matanya masih terpaku, menyaksikan Bintang yang tengah tertawa. "Jadi gimana? Apa aja tugas gue?"

"Gue udah siapin satu kamar, make up dan hair do nggak usah dipikirin, pokoknya H-1 datang ke hotel tempat acaranya nanti. Nggak ada tugas-tugasan, ya, semua udah dipegang sama WO. Jadi duduk manis aja sambil menebar jala, oke?"

Salahnya Inka masih menatap Bintang sejak tadi ... dan lelaki itu menyadari keberadaannya di sana. Dia langsung buang muka saat tatap mereka bertemu. "Gue bawa kamera aja," jawabnya. Membayangkan dia hanya duduk manis tanpa melakukan apa-apa, pasti sangat membosankan.

"Iya, boleh."

"Mau hadiah apa?" Inka belum menyiapkan hadiah, dan sedari dulu dia lebih suka bertanya daripada harus menebak-nebak apa yang dibutuhkan sang penerima hadiah.

"Lo datang aja, gue udah senang banget...."

"Kemarin, sih, gue lihat Mulberry baru launching seri Small Islington. Cakep banget ... apalagi yang warna blue silky—"

"Heiii.... Bisa-bisanya, ya!"

"Tapi, kan, kehadiran gue udah cukup sebagai hadiah ... baguslah."

"SAVYRAAAAA....."

Inka tertawa dan saat dia membalikkan badan, rupanya Bintang berdiri menunggunya. "Del, nanti gue telepon lagi," ucapnya tanpa menunggu jawaban Adelia karena dia langsung mematikan sambungan telepon.

"Adelia?" tebaknya.

"Iya." Oke, dia harus pergi secepatnya dari sini. "Aku duluan."

Bintang mengangguk, dan baru beberapa langkah Inka melewatinya. Lelaki itu kembali bersuara.

"Rasanya masih kayak mimpi bisa lihat kamu ada di sini. Aku selalu bertanya, apakah kita masih memiliki kesempatan untuk bertemu dan ternyata doaku terjawab." Bintang berjalan mendekati Inka dengan tetap menjaga jarak agar tidak menarik perhatian. "Jangan pergi lagi, Inka."

Inka berkeras untuk tidak merespons. Hanya saja tubuhnya berkhianat, kepalanya menoleh. Dan dia mendapati wajah Bintang tengah tersenyum dengan tatapnya yang penuh cinta.

***

Yeayyyy, 2 part lagi teaser yang akan aku posting di sini yaa.

❤️❤️❤️

SCARS (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang