04. Uphill

67 12 0
                                    

Terhitung sudah beberapa bulan ini Sunghoon dan Sunoo dekat, keduanya sering kali menghabiskan waktu berdua. Keduanya cukup sadar akan perasaan satu sama lain dalam waktu singkat, saling menemukan kenyamanan pada diri masing-masing.

"Makanlah pelan-pelan, tidak ada yang memintanya," kata Sunghoon penuh perhatian pada Sunoo yang sedang makan ice cream.

Sunoo mengangguk, tersenyum malu-malu. "Sebenarnya, apa pekerjaan hyung? Kenapa bisa terus membelikan ku sesuatu?"

"Kau ingin tau?"

"Tentu saja."

"Mengedarkan barang haram."

Sunoo tertawa. "Bohong, hyung bukan orang yang seperti itu."

Sunghoon pun ikut tertawa, apakah Sunoo secepat itu membaca dirinya? Sunghoon memang tak mungkin melakukan itu karena masih banyak cara lain untuknya mendapatkan uang.

"Ayolah, ceritakan sedikit saja tentang hyung. Aku ingin tau dan mendengarnya."

"Baiklah, apa yang ingin kau ketahui?" tanya Sunghoon sembari membersihkan sisa ice cream di sudut bibir Sunoo.

Sunoo berkedip beberapa kali, terkejut dengan apa yang pria di depannya lakukan. "Ish! Jangan lakukan itu lagi."

"Kenapa?" Goda Sunghoon dengan tawa kecil.

"Malu.." Cicit Sunoo.

Sunghoon tertawa mendengar penuturan kecil si manis. "Baiklah, apa yang ingin kau ketahui tentangku?"

"Apapun, tentang diri hyung. Maaf, tapi apakah aku boleh tau pekerjaan hyung?"

Sunghoon mengangguk. "Tentu, dari bagian mana harus ku ceritakan?"

"Dari awal sekali, aku akan mendengarkan semuanya."

Sunghoon kemudian menurut, ia menceritakan keseluruhan secara lengkap apa pekerjannya dan sejak awal bagaimana ia bisa berada di Seoul, serta pekerjaan apa saja yang telah ia lakukan selama ini. Sunghoon bukan orang yang mau repot-repot menceritakan soal kehidupannya, tapi untuk Sunoo akan ia lakukan.

Sunoo mendengarkan dengan seksama sambil memakan ice cream mintchoco yang tadi dibelikan oleh Sunghoon. Memang tak sopan menanyakan pekerjaan seseorang, tapi Sunoo sungguh ingin tau karena Sunghoon yang selalu menuruti segala kemauannya, bahkan sering kali memberikan hadiah beserta kejutan.

"Pasti itu berat.." lirih Sunoo setelah mendengar keseluruhan kisah yang diceritakan oleh Sunghoon.

"Hidup memang seperti itu, Sunoo. Dan aku tidak masalah untuk itu, semua sudah berlalu."

"Tapi itu terlalu berat.. bagaimana hyung bisa melewatinya? Hyung sangat hebat bisa bertahan hingga sekarang. Aku sangat bangga karena hyung bisa kuat sampai saat ini! Aku pasti akan selalu mendukung hyung, aku akan menjadi penyemangat hyung setelah ini, tidak ada yang boleh menyakiti hyung lagi.." ujar Sunoo dengan suara bergetar.

"Jangan menangis," ujar Sunghoon sembari menyeka air mata yang turun dari pelupuk mata Sunoo.

"Aku sedih.. b-bagaimana.. hyung melaluinya.." isak Sunoo.

Bukannya ikut menangis, Sunghoon justru tertawa dan membawa tubuh kecil itu masuk ke dalam pelukannya. "Hei, yang terpenting sekarang aku sudah tidak berada di sana. Aku sekarang sudah bekerja yang penghasilannya setara dengan mereka, tak masalah untuk yang kemarin karena aku menganggap semuanya sebagai pelajaran. Jika tidak begitu, aku tidak akan menjadi yang sekarang. Bukan begitu, Sunoo?"

"T-tapi mereka.. tetap saja.. jahat!"

Sunghoon mengelus punggung Sunoo, memberikan ketenangan agar tangis pemuda tersebut mereda. Sunoo total menangis dengan isakan yang memilukan. Sunghoon beberapa kali melihatnya menangis, entah karena drakor atau hal-hal kecil yang menyakitkan, tapi tak sepilu ini.

Behind Every ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang