17. Bond

21 6 0
                                    

Setelah perjalanan panjang yang penuh antisipasi, Sunghoon dan Sunoo akhirnya tiba di Hammerfest, sebuah kota kecil di Norwegia yang dikenal sebagai kota paling utara di dunia. Suasana dingin dan sepi menyelimuti tempat ini, dengan salju yang lembut menutupi tanah dan bangunan. Pemandangan kota yang tenang dan indah, dengan lampu-lampu jalan yang berpendar lembut di tengah kegelapan, membuat kota ini terasa seperti negeri dongeng yang tersembunyi dari dunia luar. Hamparan lautan Arktik yang luas dan pegunungan bersalju menjadi latar belakang yang memukau, menambah kesan magis pada kota yang seolah-olah berada di ujung dunia.

Setibanya di penginapan mereka, sebuah kabin kayu yang hangat dengan perapian menyala, Sunoo langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang empuk. Matanya terpejam sejenak, merasakan kelegaan setelah perjalanan yang cukup melelahkan. Sunghoon, yang sudah terbiasa dengan keaktifan Sunoo, tersenyum kecil sambil melepaskan jaket tebalnya dan duduk di sisi tempat tidur.

Namun, momen ketenangan itu segera terpotong oleh suara dering telepon. Sunoo membuka matanya dan meraih ponselnya dari meja samping tempat tidur. Di layar, nama Jungwon muncul, dan Sunoo segera menerima panggilan video tersebut.

"Jungwon-ah!" sapa Sunoo dengan suara ceria, meski masih sedikit kelelahan.

Di layar, wajah Jungwon muncul dengan senyum ramah. "Sunoo, Sunghoon hyung, bagaimana perjalanan kalian? Apa kalian baik-baik saja?" tanya Jungwon dengan penuh perhatian.

Sebelum Sunoo sempat menjawab, seseorang muncul di sebelah Jungwon, memasukkan kepalanya ke dalam frame kamera. Itu adalah Jay, yang terlihat begitu santai dan penuh semangat.

"Kalian berdua kelihatan lelah, sudah lihat aurora belum?" Jay bertanya dengan nada menggoda, membuat Sunoo dan Sunghoon tertawa bersama.

Sunoo menggeleng sambil tersenyum lebar. "Belum, Jay hyung. Baru sampai dan langsung istirahat. Tapi, kenapa hyung di situ? Menjaga Jungwon, ya?”

Jay tertawa dan menggelengkan kepala. "Aku? Menjaga dia? Lebih tepatnya aku yang menjaga toko sementara kau pergi."

Jungwon segera memasang wajah kesal dan melotot ke arah Jay, lalu mendorongnya perlahan agar keluar dari frame kamera. "Sun, jangan dengarkan dia. Dia hanya datang untuk makan siang gratis. Aku yang sebenarnya bekerja keras di sini!” Jungwon memarahi Jay, sementara Jay hanya tertawa dan mengangkat tangannya, berpura-pura menyerah.

Sunoo dan Sunghoon tertawa melihat interaksi mereka yang penuh keakraban. Setelah tawa mereka mereda, Sunoo berkata, "Jungwon, aku titip toko, ya. Jaeyun sudah semakin susah bergerak karena perutnya yang semakin besar. Aku tahu kau sibuk, tapi—"

Belum sempat Sunoo menyelesaikan kalimatnya, Jungwon langsung memotong, "Tidak masalah, Sunoo. Aku akan urus semuanya. Tapi aku minta oleh-oleh yang banyak, ya!" ujarnya dengan nada menggoda.

Jay, yang masih berada di dekat Jungwon, menambahkan dengan senyum jahil, "Aku bahkan bisa membawanya ke negara mana saja yang dia mau! Jadi kau tidak perlu repot-repot.”

Jungwon mendelik tajam ke arah Jay, sementara Sunoo tertawa kecil dan mengangguk. "Tentu, Jungwon. Akan kubawakan banyak oleh-oleh. Terima kasih sudah mau membantu."

Mereka melanjutkan obrolan ringan selama beberapa menit lagi sebelum akhirnya menutup panggilan. Sunoo meletakkan ponselnya dan kembali merebahkan diri, merasa sedikit lebih rileks setelah berbicara dengan teman-temannya. Sunghoon, yang duduk di sampingnya, menatap Sunoo dengan penuh rasa sayang dan bangga.

"Kau lelah, sayang?" tanya Sunghoon sambil merebahkan dirinya dan menarik Sunoo ke dalam pelukannya. "Aku menawarkan penerbangan pribadi, tapi kau meminta penerbangan komersial."

Behind Every ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang