Di ruang tamu yang nyaman, Sunoo, Jungwon, dan Jaeyun duduk bersama, berbincang santai tentang rencana pembukaan toko kue milik Sunoo. Sinar matahari yang lembut menyinari ruangan, memberikan suasana yang tenang dan penuh keakraban.
"Sunoo," Jaeyun memulai pembicaraan, "dari mana kau mendapatkan pendanaan untuk toko kue ini? Barang-barang yang kau gunakan premium, tapi kau berencana menjualnya dengan harga terjangkau."
Sunoo tersenyum tenang, menatap kedua temannya. "Sunghoon yang akan mendanai semuanya. Dia sangat mendukung keputusanku. Sebenarnya, aku tidak membuka toko kue ini untuk mencari keuntungan. Ini lebih sebagai bentuk hobi dan untuk menyembuhkan luka Sunghoon."
Jungwon menatap Sunoo penuh perhatian. "Luka? Apa maksudmu?"
Sunoo menarik napas dalam sebelum menjelaskan. "Dulu, Sunghoon pernah bekerja di toko kue milik bibinya, dan pengalamannya sangat tidak menyenangkan. Dia diperlakukan dengan buruk di sana. Jadi, aku ingin mendirikan Dolci Stelle sebagai tempat yang menyimpan kenangan manis, berbeda dari masa lalu Sunghoon."
Jaeyun tersenyum lembut, mengangguk setuju. "Nama Dolci Stelle sangat indah. Apa artinya?"
"Itu berarti 'Bintang-Bintang Manis' dalam bahasa Italia," jawab Sunoo dengan bangga. "Aku ingin toko ini menjadi tempat di mana orang-orang bisa merasakan manisnya hidup, seperti melihat bintang-bintang di malam hari."
"Itu nama yang cantik, Sunoo. Aku yakin toko kuemu akan berhasil. Apa saja menu yang sudah kau siapkan?" tanya Jungwon dengan senyum penuh.
Sunoo mulai menyebutkan beberapa menu spesial yang akan ia tawarkan, dari kue-kue klasik hingga inovasi terbaru. "Aku juga berencana menambahkan beberapa kue unik yang belum banyak dikenal di sini. Mungkin kalian punya saran lagi dari yang kemarin?"
Jaeyun tertawa kecil sambil mengusap perutnya yang sedang mengandung 12 minggu. "Selama rasanya manis dan bisa mengangkat mood, aku pasti menyukainya. Apalagi, bayi ini juga sudah mulai suka yang manis-manis," ujarnya dengan nada bercanda.
Jungwon tersenyum melihat kegembiraan Jaeyun. "Kau sudah mulai ngidam, hyung?"
Jaeyun mengangguk, tersenyum cerah. "Iya, meski tidak terlalu parah. Heeseung yang lebih sering heboh, bahkan dia yang keluar malam mencari makanan yang aku inginkan."
Sunoo tertawa, merasa senang melihat kebahagiaan Jaeyun. "Heeseung hyung memang suami yang perhatian. Aku senang kau memiliki seseorang yang begitu peduli."
Jaeyun membalas dengan senyum hangat sebelum menggoda Jungwon. "Ngomong-ngomong soal perhatian, bagaimana dengan Jay? Dia sepertinya tidak pernah berhenti menggodamu, Jungwon."
Jungwon mendesah sambil tersenyum tipis. "Jay... dia memang begitu. Kadang menyebalkan."
"Tapi kau menikmati perhatiannya, bukan?" Sunoo tertawa kecil melihat reaksi Jungwon.
Jungwon sedikit merona, berusaha menyembunyikan perasaannya. "Bukan berarti aku senang digoda terus-menerus, Sunoo."
Jaeyun ikut tertawa, suasana menjadi semakin hangat dan akrab. Mereka saling menggoda, berbicara tentang masa depan, dan mendiskusikan rencana-rencana untuk toko kue Sunoo dengan penuh antusiasme.
"Sore ini kau jadi ke pengadilan?" tanya Jungwon pada Sunoo.
Sunoo yang sedang asik melahap cemilan itu pun terhenti sejenak, kemudian melanjutkan. "Tentu saja, kalian mau datang?"
Jaeyun memberikan gestur menolak. "Jika boleh kami akan pergi." Tambahnya.
Sunoo dan Jungwon saling pandang dan tertawa, siapa yang ingin meninggalkan berita panas seperti ini? Jaeyun dan Jungwon bahkan mengikuti berbagai berita mengenai konflik Sunghoon dan keluarganya. Sikap Sunghoon dalam menghadapi keluarganya cukup di acungi jempol dan membuat para netizen merasa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Every Scar
AcakDulu, ketika Sunghoon masih bersekolah, ia berpikir mungkin kehidupan sebenarnya tidak terlalu sulit. Namun, pada kenyataannya tidak seperti yang di pikirkan olehnya. Ini hanya sekedar perjalanan klasik dan pelik seseorang yang menghadapi realita k...