Sunghoon, Sunoo, dan Ni-ki berjalan memasuki sebuah mall besar di Seoul. Langit biru dan sinar matahari yang hangat menyinari kota, memberikan suasana yang menyenangkan untuk berbelanja.
Sunoo berjalan di depan, terlihat sangat bersemangat, sementara Ni-ki mengikuti di sampingnya dengan senyum lebar di wajahnya. Sunghoon berjalan sedikit di belakang mereka, memasang ekspresi masam, merasa terabaikan.
"Ni-ki, kau mau yang mana? Coba lihat yang ini," Sunoo menawarkan dengan penuh perhatian, tangannya menunjuk ke arah beberapa pilihan tablet dan laptop mahal yang dipajang di etalase.
Ni-ki, yang baru saja lulus dan akan segera masuk ke SMA, tampak takjub dengan pilihan yang ada. "Wah, semuanya bagus, hyung! Tapi... mungkin yang ini?" Ni-ki menunjuk sebuah laptop dengan spesifikasi tinggi.
Sunoo mengangguk penuh semangat, "Bagus sekali! Kau pasti akan suka ini. Gimana, mau yang ini?"
Sunghoon, yang sejak tadi mengikuti dari belakang dengan ekspresi tak senang, akhirnya bersuara, "Sayang, coba lihat dulu rekomendasi dari karyawan di sini, ya? Mungkin ada yang lebih bagus."
Sunoo menoleh ke arah Sunghoon, tersenyum tipis, lalu mengangguk. "Baiklah, sayang. Minta rekomendasi yang terbaik untuk Ni-ki."
Sunghoon pun mendekati seorang karyawan toko, seorang pria muda dengan seragam rapi, dan bertanya, "Bisa tolong rekomendasikan barang terbaik di sini untuk adik saya?"
Karyawan tersebut tersenyum profesional dan langsung membongkar beberapa barang premium dari dalam etalase. Ia memperlihatkan berbagai pilihan tablet dan laptop dengan spesifikasi terbaik yang tersedia.
Ni-ki tampak semakin takjub, matanya berbinar-binar melihat barang-barang canggih yang ditawarkan.
"Keren sekali! Aku tidak tahu yang mana yang harus dipilih," katanya, setengah berbisik ke arah Sunoo.
Sunghoon yang melihat kegembiraan di wajah adiknya merasa cukup bahagia. "Pilih saja yang paling kau suka, Ni-ki. Jangan khawatir soal harga," katanya sambil tersenyum puas.
Sunoo mengangguk setuju, "Benar, kita belikan yang terbaik untukmu, Ni-ki."
Setelah beberapa saat berpikir, Ni-ki akhirnya memilih sebuah laptop dengan desain elegan dan spesifikasi paling tinggi. "Aku pilih ini, hyung."
Sunghoon mengangguk, "Bagus pilihanmu. Kita bayar sekarang, ya."
Setelah selesai memilih, mereka pun menuju kasir untuk membayar. Sunghoon yang tadinya tampak masam sekarang merasa lebih baik melihat kebahagiaan Ni-ki. Namun, di tengah proses pembayaran, ponsel Sunghoon tiba-tiba berdering. Ia mengangkat teleponnya dan mendengar suara Heeseung di seberang sana.
"Sunghoon! Anak kami sudah lahir! Laki-laki!" Suara Heeseung terdengar penuh kebahagiaan.
Sunghoon terkejut sejenak, "Serius? Selamat, Heeseung! Kami akan segera ke sana." Sunghoon tersenyum lebar dan mengakhiri panggilan.
Ketika pembayaran selesai, Sunghoon dengan penuh semangat berkata kepada Sunoo, "Sayang, Heeseung baru saja memberi tahu kalau anak mereka sudah lahir! Laki-laki!"
Sunoo menoleh dengan mata berbinar, "Oh my God, serius? Kita harus segera ke rumah sakit! Ni-ki, ayo kita berangkat sekarang."
Mereka bertiga segera keluar dari toko setelah membayar dan langsung menuju rumah sakit tempat Jaeyun melahirkan. Sepanjang perjalanan, suasana dalam mobil terasa penuh antusiasme dan kebahagiaan.
Sesampainya di rumah sakit, Sunghoon segera menuju resepsionis dan menanyakan ruangan tempat Jaeyun dirawat. Hampir seluruh orang di rumah sakit menunduk hormat ketika Sunghoon masuk bersama Sunoo yang menggandeng tangan Ni-ki. Mereka dipandu oleh seorang perawat ke ruangan VIP yang berada di lantai teratas gedung. Lorong menuju ruangan itu tampak sunyi karena memang hanya orang-orang tertentu yang memiliki akses ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Every Scar
DiversosDulu, ketika Sunghoon masih bersekolah, ia berpikir mungkin kehidupan sebenarnya tidak terlalu sulit. Namun, pada kenyataannya tidak seperti yang di pikirkan olehnya. Ini hanya sekedar perjalanan klasik dan pelik seseorang yang menghadapi realita k...