03. Evening Together

69 15 0
                                    

Udara malam benar-benar menusuk, tapi tak membuat Sunghoon beranjak dari duduknya di taman tengah kota malam ini. Asap rokok mengepul di sekelilingnya, ia duduk seorang diri dengan pikiran yang berkecambuk. Sekarang, seluruh orang menyalahkannya dan terus menatapnya dengan tatapan ingin membunuh.

Entah dosa apa yang ia lakukan di masa lalu sampai semuanya sehancur ini, sampai rasanya berdiri pun Sunghoon rasa tak mampu lagi. Entah sudah berapa kali ia menghela nafas panjang, menatap langit penuh bintang dengan bulan yang menerangi langit malam ini.

"Halo!"

Sunghoon langsung menoleh, menatap pria manis yang beberapa waktu lalu ia temui di supermarket.

"Benar! Aku tadinya tidak ingin menyapa karena takut salah orang, ternyata benar Sunghoon hyung."

Sunghoon hanya diam, tak membalas karena sungguh ia tak memiliki energi lagi. Entah sudah berapa lama ia tak melihat bocah dengan dua pipi takoyaki tersebut.

"Boleh aku duduk?" tanya Sunoo.

Sunghoon menggeser tubuhnya, kemudian mengangguk pasrah. Sunoo tersenyum senang dan duduk di sebelah Sunghoon dengan bahagia.

"Boleh aku minta satu?" tanya Sunoo sambil memperlihatkan kotak rokok Sunghoon.

Sunghoon mengkerutkan dahinya, anak semanis ini merokok? Tidak mungkin. "Kau merokok?"

Sunoo mengangguk mantap, mata itu berkedip polos dan seperti penuh harap. Sunghoon mengambil kotak rokok tersebut dari tangan Sunoo, menyimpannya di kantong celananya. "Tidak."

Sunoo mencebik sedih. "Kenapa?"

"Kenapa? Tentu saja tidak sehat. Kau ingin organmu gosong atau bagaimana?" tanya Sunghoon kesal.

Sunoo menghela nafasnya, ia sandarkan tubuhnya pada kursi dengan tangan terbentang. Matanya menatap ke langit legam penuh bintang, kemudian ia tersenyum manis.

"Malam yang sempurna untuk mengamati benda-benda langit. Sejak kecil, aku selalu tertarik dengan bintang-bintang. Mereka tampak begitu dekat, namun sebenarnya sangat jauh," kata Sunoo dengan tatapan memuja.

"Bintang-bintang itu sebenarnya berada pada jarak yang sangat jauh, bahkan ada yang ribuan hingga jutaan tahun cahaya dari kita. Cahaya yang kita lihat malam ini mungkin telah menempuh perjalanan jutaan tahun sebelum akhirnya sampai ke sini."

Sunoo menoleh pada Sunghoon, ia terkejut karena Sunghoon ternyata sangat pintar dan mau berbicara sepanjang ini hanya untuk menjawab pertanyaannya? Apakah ini pesona pria pintar?

"Luar biasa kalau dipikirkan. Aku sering bertanya-tanya, apakah ada planet di sekitar bintang-bintang itu yang mirip dengan Bumi? Planet yang mungkin memiliki kehidupan, atau bahkan peradaban yang lebih maju daripada kita."

"Kemungkinan itu sangat besar. Bumi hanyalah satu dari sekian banyak planet di galaksi kita, dan galaksi kita hanya satu dari miliaran galaksi di alam semesta. Pasti ada planet lain di luar sana yang memiliki kondisi serupa dengan Bumi."

Sunoo suka berbincang seperti ini, tak ada orang yang bisa memahaminya sedalam ini, apa lagi ingin menjawab pertanyaan konyol nan spesifik miliknya. Ingin tahunya besar, itu kenapa rasanya pria seperti Sunghoon sangat cocok dengan dirinya yang banyak bertanya.

"Menyadari itu, kita jadi lebih paham bahwa meskipun kita hanyalah bagian kecil dari alam semesta yang luas, kita tetap terhubung dengan sesuatu yang begitu besar dan penuh misteri," ujar Sunoo sambil menoleh ke arah Sunghoon.

"Mengamati langit malam seperti ini membuat kita sadar betapa luasnya alam semesta dan betapa kecilnya kita sebagai manusia. Namun, di saat yang sama, ini juga mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari sesuatu yang luar biasa."

Behind Every ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang