11. Promise For Life and Death

289 32 0
                                        

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, hari pernikahan Sunghoon dan Sunoo. Matahari pagi perlahan naik di langit Seoul, memancarkan cahaya hangat yang lembut. Acara pernikahan ini direncanakan secara private, hanya dihadiri oleh keluarga terdekat dan sahabat-sahabat yang paling berarti. Meski sederhana, setiap sudut tempat itu terasa penuh cinta dan kehangatan.

Di sebuah vila mewah yang terletak di pinggir kota, Sunghoon dan Sunoo memilih lokasi yang indah namun tetap terjaga privasinya. Taman hijau yang rapi, dihiasi dengan bunga-bunga putih dan lilin-lilin kecil yang berjejer di sepanjang lorong menuju altar, menciptakan suasana yang tenang dan intim.

Ketika prosesi pernikahan dimulai, suasana penuh haru memenuhi ruangan. Acara dimulai dengan sederhana. Hanya suara lembut piano yang mengalun, mengiringi langkah Sunoo yang berjalan perlahan menuju Sunghoon. Tatapan mereka bertemu di tengah-tengah altar, penuh kehangatan dan keikhlasan. Tidak ada kerumunan besar, hanya orang-orang yang mereka cintai dan hargai.

Sunghoon berdiri di depan altar, menanti dengan sabar saat Sunoo berjalan menuju dirinya. Di samping Sunoo, Suho, ayahnya, mendampingi dengan langkah tenang, menggenggam lengan Sunoo dengan penuh kasih sayang. Setiap langkah terasa sakral, dan semua mata tertuju pada mereka.

Saat mereka tiba di altar, Suho melepaskan lengan Sunoo dengan lembut, lalu menatap Sunghoon. Wajah Suho tampak tenang, namun jelas terlihat ada perasaan mendalam yang ia rasakan. Setelah beberapa detik hening, Suho melangkah mendekati Sunghoon, menghadapnya, lalu berbicara dengan suara penuh ketegasan dan kasih sayang.

"Sunghoon," ujar Suho dengan tenang, "Hari ini aku menyerahkan Sunoo kepadamu, bukan hanya sebagai seorang kekasihmu, tetapi sebagai seseorang yang kau pilih untuk berbagi hidup. Sunoo adalah anak yang luar biasa, kuat, dan penuh cinta. Aku ingin kau ingat, dia juga membutuhkan dukungan dan perhatianmu, sama seperti yang selalu ia berikan kepadamu."

Sunghoon mendengarkan dengan penuh perhatian, tatapannya serius, memahami setiap kata yang Suho sampaikan.

Suho melanjutkan, "Pernikahan bukan sekadar momen bahagia, tetapi perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen, pengorbanan, dan kesabaran. Aku percaya kau mampu menjalani ini dengan baik, Sunghoon. Kau harus selalu menjadi pelindung, pendamping, dan penyemangat bagi Sunoo, dalam keadaan apa pun."

Sejenak, suasana hening. Sunghoon, yang biasanya penuh percaya diri, merasa tersentuh oleh kata-kata Suho. Ia mengangguk, menunjukkan tekad dan rasa hormatnya.

Suho menepuk bahu Sunghoon dengan lembut, tatapannya berubah lembut, "Aku tahu kau adalah pria yang tepat untuk Sunoo. Aku percaya padamu untuk menjaga dan mencintai Sunoo dengan sebaik-baiknya. Jangan sakiti dia, jika kau sudah tak ingin, maka pulangkan dia padaku dengan sebaik-baiknya tanpa cela sedikit pun seperti aku titipkan dia padamu. Dia putraku satu-satunya, tolong jaga dia dan kepercayaanku."

Sunghoon menatap Suho dengan penuh keyakinan. "Aku berjanji, ayah. Aku akan selalu menjaga dan mencintai Sunoo dengan seluruh hatiku."

Suho tersenyum tipis, lalu berbalik kepada Sunoo, memberikan senyum penuh kebanggaan. Setelah itu, ia mundur perlahan, memberikan ruang bagi Sunghoon dan Sunoo untuk memulai momen sakral mereka. Kata-kata Suho terus terngiang di benak Sunghoon, menjadi pengingat akan tanggung jawab dan cinta yang kini menjadi pondasi hidup barunya bersama Sunoo.

Prosesi berlangsung khidmat. Dengan suara mantap, Sunghoon dan Sunoo mengucapkan janji pernikahan mereka di hadapan keluarga dan sahabat terdekat. Sunghoon menggenggam tangan Sunoo erat, matanya menatap dalam-dalam, seolah ingin memastikan Sunoo tahu bahwa cinta dan komitmennya tulus dan tak tergoyahkan.

"Aku, Park Sunghoon, Hari ini, di hadapan keluarga, teman, dan Tuhan, aku berjanji untuk selalu ada di sisimu, baik dalam suka maupun duka, dalam kelimpahan dan kekurangan, dalam kesehatan maupun sakit. Aku berjanji untuk mendengarkanmu dengan penuh perhatian, memahami dan mendukung impianmu, serta bersama-sama menjalani setiap langkah dalam kehidupan ini. Dengan seluruh hatiku, aku memilihmu."

Behind Every ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang