Pukul 6 pagi, Hyunjin keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah, hanya memakai celana boxer dengan handuk tersampir di bahu telanjangnya. Ia menjemur handuk di pojok ruang tengah sembari santai menghisap sigaretnya.
"AAAA!" Suara pekikan terdengar dari pintu kamar, siapa lagi kalau bukan Lino yang bangun-bangun sudah heboh tutupi matanya dengan tangan. "KELUAR! KELUAR! JANGAN DI SINI PAKAIANNYA."
"Maksudnya kamu suruh aku pakaian di luar rumah?" Asap rokoknya berhembus dari hidung ketika Hyunjin berpaling. Setelah Lino merusak suasana paginya dengan teriakan nyaring, kini mau mengusir seenaknya?
Pria itu dekati Si surai hitam dengan perlahan, tatapannya menggelap, membidik tepat ke mana ia berdiri.
Sadar sedang dijadikan sasaran empuk, Lino perlahan mundur. Ia tak bosan untuk menunduk ke bawah dengan tangan menghalangi pandangan, hingga saat di mana langkahnya terjebak tak bisa mundur lagi, Hyunjin tepat berada di depannya.
Laki-laki yang lebih tinggi darinya itu merunduk ke bawah, tangannya singkirkan tangan Lino dan genggam dengan satu tangannya.
"Kamu gak mau nanyain keadaan punggungku akibat egoismu yang gak mau tidur seranjang hm?" tanya Hyunjin, bau rokok sudah penuhi indra penciuman Lino sangking dekatnya.
Melihat Lino setia terpejam dan tundukkan kepala, Hyunjin sudahi sigaret dari cumbunya dan taruh di jendela, kemudian ia angkat dagu Lino dengan satu jarinya. "Kalau ada orang ngomong itu ditatap, gak sopan."
Lino spontan buka matanya dan terbatuk-batuk karena asap yang sengaja disembur ke wajahnya, namun setidaknya ia lega karena hanya ada wajah Hyunjin dalam pandangannya.
"Kenapa kaget gitu? Lagipula kamu udah pernah lihat waktu aku dihukum." Hyunjin topang keseimbangan tubuhnya pada dinding di samping Lino. Matanya lekat menatap Lino yang sarat kebingungan.
"Ng-gak! Bukan gitu, situasinya sekarang beda! Kita cuma berdua di sini."
Hyunjin semakin mendekat untuk lihat lebih jelas semburat rona di pipi Lino yang tiba-tiba muncul. "Karena kita cuma berdua, jadi kamu bayangin yang aneh-aneh?"
Lino mendorong Hyunjin dengan pukulan kecil. "Aku gak semesum itu, ya!"
Hyunjin semakin mengungkungnya, tegaskan bahwa tak ada jalan keluar bagi Lino untuk kabur. Ia usap punggungnya sendiri sembari regangkan otot lehernya yang mendadak kaku. "Punggungku memar, tidurku juga kurang nyenyak.... "
Lino terkejut mengapa tiba-tiba suara Hyunjin berubah rendah, atau telinganya yang salah dengar?
"Kayaknya kamu gak percaya kalau cuma laporan, mau lihat sendiri?" Hyunjin berbalik badan perlihatkan punggungnya, namun justru itu jadi kesempatan Lino untuk meloloskan diri dari kungkungannya dan kabur sambil menutupi matanya.
"DASAR BRENGSEK! PAKAI BAJUMU DULU!" ketus Lino berlari terbirit-birit. Meninggalkan Hyunjin yang hanya tertawa tanpa dosa. Dengan gelengan kecil, Hyunjin mengambil sigaretnya kembali dan beranjak memakai seragam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Summer Ends; Hyunho
FanfictionHyunjin itu aneh. Kadang nyebelin, kadang ngangenin. Jametnya gak ketolongan pula, tapi Lino suka. Warning! • Prequel of "REPLAY" • Bxb *dom! Hyunjin Rank: #4 in Hyunknow Start: 10/08/24 End: - - Book 6 - ©thkiev, 2024