Delapan

89 13 21
                                    

2 days later

Hyunjin cekikan saat menggambar kumis di pipi Lino yang sedang tertidur di kelas. Tak biasanya, hari ini pria itu ketiduran saat kelas sejarah dan tak terbangun hingga bel istirahat.

Sunwoo dan Erick yang menjadi saksi jahilnya, turut menertawakan dan tak sabar menunggu hasilnya.

"Kumisnya kurang tiga, Mulyono!" komentar Erick dalam bisikan, merasa tak imbang bagian kanan dan kiri.

"Ini tuh konsepnya kumis kucing atau anjing laut sih? Banyak banget jenggotnya." Sunwoo mendesis karena gambaran Hyunjin terlalu jelek sehingga sulit diperkirakan.

Erick menjawab sengit, "Heh, belajar anatomi tubuh gak? Kumis sama jenglot beda! Jenglot mah setan."

"Jenggot budek! Korek kuping dulu gih."

Pria yang diocehi sejak tadi menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap dua orang yang tengah bersitegang tak tahu tempat. "Banyak tanya, ini tuh kumis lele. Udah jangan berisik, nanti bangun anaknya."

Finalnya, ujung hidung Lino diberi warna hitam. Hyunjin pun puas berpose di samping Lino, kemudian menguploadnya di menfess.

Sembari mengetik, Hyunjin menatap usil pria yang sedang dikerjai mereka.

Menfess Today!

[Send Pict]
Bersama lele termanis yang pernah ku lihat! ><

"Kabur anjir!" Instruksi Hyunjin, sengaja larikan diri bersama antek-anteknya ke Kantin demi menghindari amukan dahsyat Lino.

Benar saja, tatkala pria terbangun, ia merasa aneh saat atensi orang-orang di kelas tertuju padanya. Ia mencoba abai saja meregangkan ototnya yang lemas, kemudian menaruh kepalanya lagi di atas meja. Namun saat melihat pantulan dirinya di layar ponsel, Lino langsung bangkit dari kursinya.

Ia mengindik malu menuju toilet, tak lupa membawa bukunya untuk menutupi wajah konyolnya dari orang-orang.

Air mengalir deras dari keran yang baru ia nyalakan. Di tatapnya pantulan dirinya yang tergambar garis-garis spidol yang menurutnya konyol.

"Hyunjin memang brengsek!" Ia basuh wajahnya, pelan-pelan hilangkan tiap tinta yang membandel.

Setelah cukup lama, ia kembali menatap wajahnya yang terlihat sudah lebih baik. Beberapanya memudar sementara sisanya masih perlu banyak usapan untuk benar-benar bisa hilang.

Lino memegangi kedua sudut wastafel dengan air bertetesan dari wajah. "Gara-gara dia selalu pulang malem, tidurku jadi kurang."

Mulutnya menguap lebar, tanda kantuk yang kembali datang. Bahkan setelah mencuri waktu pelajaran dan tidur berjam-jam, tetap tak bisa menghilangkan kantuknya.

Di sisi lain, maklum saja Hyunjin tak tahu, toh setiap Hyunjin pulang Lino langsung pura-pura sudah tidur. Ia hanya ingin memastikan pria itu pulang dengan selamat, meski sedikit cemas, takut Hyunjin diam-diam memikul bebannya sendiri.

Setelah dirasa cukup bersih, Lino matikan kerannya dan beranjak kembali ke kelas. Melihat ada yang menaruh sekotak susu beserta tempelan notes di mejanya, Lino tergerak mengambilnya.

Halo, aku Seungmin!

Baris pertama dalam notes itu buat Lino bersikeras mengingat siapa sosok yang dimaksud. Tanpa sadar mulutnya bergerak, ucapkan berkali-kali nama Seungmin. Matanya kemudian kembali menyoroti baris kedua.

Makasih udah nanya keadaanku kemarin, maaf karena meninggalkan kesan pertama yang buruk. Aku agak sensitif hari itu, tapi aku baik-baik aja setelah pertanyaan kecil itu. Mari bertemu di kedai kopi sore ini. Aku tunggu.

When The Summer Ends; HyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang