"Sejak kapan kamu mulai suka aku hm?"
Matilah. Hidup Lino benar-benar sudah di ambang kematian. Pikirnya pria itu sudah tidak bisa merespon dengan baik, rupanya dia masih lebih kuat dari dugaannya. Dan sialnya, ketakutannya sejak tadi akhirnya kejadian juga.
Lino memilih untuk tidak menjawab dan justru mempercepat perjalanan mereka pulang ke kost. Membiarkan Hyunjin tetap memeluknya hingga motor yang ia kendarai terparkir di teras depan kost.
Ragu-ragu Lino bangunkan Hyunjin yang sudah terlelap di balik punggungnya, ingin mencolek tangannya yang melingkari pinggangnya saja ia enggan. Takut pria itu malah bangun dan menuntut jawab atas kejanggalan yang ia rasakan tadi.
Dalam sebersit takut itu, Lino memapah Hyunjin masuk ke kamar satu-satunya. Membaringkannya di atas ranjang serta menyelimuti setengah tubuhnya.
Malam ini, ia biarkan Hyunjin tidur di atas, sementara ia berencana akan tidur di tikar, tempat Hyunjin biasa tidur.
Hyunjin yang masih sedikit sadar beranjak duduk dan melepas kemeja yang dikenakannya secara asal, menyisakan celana bahan saja yang masih melekat. Tangannya mengibas leher kepanasan.
"Panas, tubuhku panas banget," gumam Hyunjin dengan mata setengah terbuka, efek alkohol masih kuasai tubuhnya.
Lino buru-buru menunduk ke bawah saat melihat Hyunjin telanjang dada. Kakinya ingin cepat-cepat kabur dari sana hingga suaranya terdengar gugup, "A-aku mau ambil tikar dulu."
Belum sempat mengambil langkah, Hyunjin sudah menariknya lebih dulu hingga terjatuh ke kasur-hampir menindih tubuh pria itu jika saja tak berusaha bertolak ke samping.
Lino melotot kaget, jaraknya dengan Hyunjin hanya terpaut beberapa senti, pemandangan Hyunjin yang sangat mabuk itu membuatnya telan ludah.
"Panas. Tubuhmu lumayan dingin, kan? Bantu aku melepas panasnya." Hyunjin menyampingkan tubuh Lino dan mendekapnya dalam keadaan telanjang dada. Tangan panjang nan kekar itu mencari bagian kulit Lino yang masih tersisa embun malam dari perjalanan mereka tadi, sehingga berpindah dingin ke kulitnya. Bahkan tangannya entah sejak kapan sudah menelusup masuk ke dalam kemeja putih Lino, kancing bawahnya terbuka dengan ujung kemeja yang sudah keluar dari apitan celana.
Pria itu meraba perutnya dengan tangan kosong, merengkuh pinggang mungil Lino dan dekatkan ke tubuhnya. Selagi mengusap-usap perut mulus milik Lino, entah sadar atau tidak, Hyunjin mulai mencumbu tengkuk belakangnya, mencari wangi yang selalu ia sukai.
Membuat Lino kegelian dan terpaksa menahan napasnya tanpa niat berkutik, ia berharap kali ini Hyunjin tak merasakan debaran itu. Ia akan malu sekali kalau keesokan harinya Hyunjin ingat kejadian malam ini.
Karena Hyunjin bersikukuh memeluknya dalam tidur, Lino pun paksa pejamkan mata dalam perasaan berdebar, belajar menerima keadaan bahwa malam ini ia memang harus tidur seranjang dengan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Summer Ends; Hyunho
FanfictionHyunjin itu aneh. Kadang nyebelin, kadang ngangenin. Jametnya gak ketolongan pula, tapi Lino suka. Warning! • Prequel of "REPLAY" • Bxb *dom! Hyunjin Rank: #4 in Hyunknow Start: 10/08/24 End: - - Book 6 - ©thkiev, 2024