Wish # part 2

9 1 0
                                    


"Alice... Alice..."


Aku membuka mataku perlahan. Mengintip. Ingin melihat seseorang yang membangunkanku dan mengganggu tidurku. Tapi bukan orang yang kulihat, malah buku Romeo and Juliet karya William Shakespeare. Tanpa ragu aku langsung mengambil buku itu dan melihatnya lagi dalam genggaman tanganku.


Tidak kusangka buku yang selama ini ingin sekali kubaca ada di depan mataku. Biarpun sampulnya sudah usang, aku tidak peduli, aku benar-benar tidak sabar ingin membacanya. Aku juga sudah tidak peduli dengan siapa yang tadinya ingin mengerjaiku dengan menunjukkan buku ini. Karena buku Romeo and Juliet ini sekarang sudah jadi milikku.


Namun si pemilik buku tidak tinggal diam saja dengan perbuatanku. Ia menarik kembali buku Romeo and Juliet dari tanganku ketika aku hendak membuka buku itu.


"Kamu itu yah, nggak nyapa nggak permisi langsung ngerebut aja." Seru wanita berusia 20-tahunan yang kini berdiri di samping ranjangku. Rambutnya coklat ikal panjangnya, diikat ke belakang. Matanya pun sama persis dengan mataku berwarna coklat tua.


"Kak Erika..!!!" sapaku dengan tatapan pengin ke arah buku yang dipegangnya.


Kak Erika ini adalah kakak kandungku. Dia benar-benar saudara kandungku biarpun rentang usia kami berbeda 10 tahun. Sekarang ia sedang menyelesaikan skripsinya di jurusan kedokteran, dan rencananya bulan depan ia akan menikah dengan kak Nino, pacarnya yang juga kuliah di jurusan kedokteran. Tapi kak Nino sudah lulus dan sekarang sedang praktek di rumah sakit pemerintah. Jelas sih karena kak Nino memang lebih tua 2 tahun dari kak Erika.


Untuk urusan pernikahannya itu, kak Erika sudah menetapkan aku akan memegang ujung gaun pengantinnya bila nanti aku sehat. Bila nanti aku sehat. Ah kata-kata itu membuatku kesal. Karena jika aku sakit, aku terpaksa akan kehilangan momen bahagia kakakku itu...


"Erika...,"


Spontan aku dan Kak Erika langsung menengok ke arah asal suara tersebut. Ternyata di dekat pintu masuk berdiri seorang laki-laki yang kira-kira seumuran dengan kak Erika. Laki-laki itu tampak ragu untuk masuk.


"Nino?? Loh kok kamu ada di sini?"tanya kak Erika dengan wajah benar-benar terkejut.


Kak Nino berjalan mendekat sambil tersenyum " Tadi aku tanya sama orang di rumahmu, katanya kamu ke sini. Jadi kupikir kenapa nggak sekalian aja... Lagipula sudah cukup lama juga aku tidak menemui Alice." Kata kak Nino sambil mengelus rambutku dengan lembut.


Laki-laki berkacamata - kak Nino benar-benar mempesona. Kalau aku punya pacar nanti pasti akan kupilih yang seperti kak Nino. Sikapnya sangat baik dan sabar di atas wajah gantengnya. Kak Erika benar-benar beruntung bisa menjadi kekasihnya. Jujur kukatakan, walaupun aku hidup berkecukupan dan cukup sehat untuk menemui hari ini, tapi aku benar-benar iri pada kebebasan kak Erika, pada semua yang bisa dimilikinya di luar sana. Termasuk kekasih hatinya...


"Memang kita mau ke mana?" Tanya kak Erika lagi.


Alice - Di antara dua waktu yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang