Anne membaca keterangan di atas kertas yang disodorkan detektif dengan terbelalak. Ia sengaja membayar orang untuk mencari tahu soal Rexton, menguntit laki-laki itu, dan menemukan kebenaran. Ternyata informasi yang didapatnya sungguh luar biasa.
"Pak, yakin ini informasi yang benar?" tanya Anne sedikit sangsi.
Detektif partikelir laki-laki bertopi mengangguk. "Tentu saja, Kak. Semua informasi yang tertulis di sana sangat akurat. Rexton Genaro, sebagai pewaris sah dari Genaro Group. Menghabiskan waktunya di luar negeri selama beberapa tahun untuk kuliah. Pulang kemari, mengelola beberapa restoran dan sekaligus mengambil pendidikan pasca sarjana. Punya satu kakak perempuan bernama Riona, yang sudah menikah."
Semua gambaran yang disebutkan oleh detektif sangat cocok dengan Rexton. Beberapa foto diambil saat Rexton sedang memasuki gedung Genaro Group, bicara dengan manajer restoran, dan banyak lagi. Anne menahan napas karena terkejut.
"Jadi, dia benaran anak orang kaya?"
"Kaya saja nggak cukup buat menggambarkan, Kak. Konglomerat baru benar."
"Kenapa berpura-pura?"
"Kalau itu saya kurang tahu. Tidak banyak informasi pribadi yang saya dapatkan. Ini, adalah kediaman keluarga besar Genaro. Tuan Gabino berserta istri dan anak perempuan serta menantu tinggal di sini. Sedangkan Rexton, tinggal di rumah lebih kecil. Semuanya berada di kawasan elit. Sungguh mengherankan, punya banyak uang, mobil banyak, dan rumah mewah tapi memilih tinggal di kosan."
Bukan hanya detektif yang bingung, Anne pun sama bingungnya. Di balik sikap bingung ada penyesalan karena sudah melepaskan Rexton demi Ardan. Ternyata benar kata sang mama ia telah salah melangkah dan juga salah memilih laki-laki. Tidak heran kalau Rexton mampu membeli berlian puluhan juta, karena asetnya memang tidak terbatas.
"Sial! Harusnya aku bertahan. Harusnya aku nggak tergoda Ardan sialan itu!"
Makin memikirkan tentang dirinya yang salah langkah, makin marah Anne. Satu hal yang diyakininya adalah Fiore tidak tahu tentang hal ini. Rexton menyembunyikan identitasnya, yang berarti juga tidak percaya pada Fiore. Dengan asumsi itu ia beranggapan kalau hubungan Rexton dan Fiore tidak sedekat yang terlihat.
"Aku harus mendapatkan Rexton kembali. Entah bagaimana caranya."
Anne teringat akan kejadian tahun lalu, sebuah kecelakaan yang membuat Rexton menaruh hati padanya. Ia akan menggunakan itu untuk menarik kembali Rexton ke sisinya. Kali ini tidak akan dilepaskan lagi. Mempunya pasangan kaya raya adalah impian terbesarnya, dan impian itu sudah di ujung mata untuk menjadi kenyataan.
**
Fiore mulai magang hari ini di Genaro Group. Sebelum pergi, memilih pakaian dengan gugup. Memerlukan pendapat Rexton sampai akhirnya memilih rok hitam selutut dengan blus biru laut. Mengurai rambut dan menjepit di sisi kanan, merias wajah tipis-tipis serta memoles lipstik merah muda di bibir.
"Bagaimana?" Fiore berputar di depan Rexton dengan tampilan bekerjanya.
Rexton mengacungkan dua jempol. "Cocok untuk jadi pekerja kantoran."
"Nggak kelihatan lusuh dan gembel'kan?"
"Mana ada, malah kelihatan serasi. Sudah, jangan banyak mikir. Ayo, berangkat!"
"Kamu mau antar aku?" tanya Fiore kaget.
"Iyalah, emangnya mau naik angkot? Motormu belum diambil dari rusun."
"Iya, juga. Emangnya nggak ngerepotin kamu?"
"Santai aja, sekalian aku berangkat kerja."
Fiore tidak tahu, bagaimana menjalani hari-harinya tanpa bantuan Rexton. Pulang pergi kuliah dan bekerja selalu diantar. Sekarang magang pun sama. Rasanya seperti punya kekasih atau abang yang selalu menjaga dan mengiringi langkahnya. Fiore merasakan perhatian dan kasih sayang yang tidak didapatkannya dari keluarga melalui diri Rexton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Me Softly
Storie d'amoreKisah cinta segitiga antara Rexton, Fiore, dan Anne.