Partikel Badai 22

67.8K 4.2K 2.2K
                                    

Peraturan lapak Fey🧚‍♀️
● WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR
● WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
● WAJIB TINGGALKAN JEJAK KOMEN

TARGET UP?

2,7k vote dan 3,5k komen🍒

Yuk ramaikan setiap paragraf dengan komen kalian💌

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22. SEPUCUK DENDAM UNTUK PRIA BAJINGAN

Reaksi tubuh wanita itu selalu sama setiap menginjakkan kaki di tempat yang menjadi saksi terjadinya malam kelam yang mempertemukannya dengan Hilario. Pesan dari kontak bernama Clvn Bajingan menjadi alasan Matcha datang kembali ke markas Sentana. Jika markas kecil Mandalika terletak di tengah-tengah hutan yang menyeramkan, gedung dua lantai Sentana justru bersembunyi di belakang sebuah rumah mewah kosong yang berada di kawasan elite kota Jakarta. Orang-orang sekitar hanya tahu kalau gedung tua yang menjorok jauh dari jalan raya itu merupakan gudang tekstil dan bukan sebagai markas yang menaungi para agen bandit yang kebetulan cukup berintelektual.

Matcha menyusuri lorong ruangan yang dindingnya banyak dicoreti oleh cat semprot berbagai warna, bahkan di beberapa titik tembok usang itu digambari mural dengan bermacam gaya. Matcha paling menyoroti gambar acungan jari tengah di ujung lorong yang berdekatan dengan pintu ruang utama anak-anak Sentana.

Hilario:

Kamu di mana?

Nanti nginap di mana?

Ponsel miliknya segera Matcha turunkan ke tas yang tersampir di bahu, ia membiarkan pesan singkat itu terabaikan tanpa dibalas terlebih dahulu. Selanjutnya, Matcha mendorong pintu yang kebetulan tak tertutup rapat. Dua orang pria yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing pun langsung terlihat, salah satunya Dante yang pertama menyadari kedatangan Matcha.

Senyum culas disertai alis terangkat pelan menjadi sapaan ringan Dante.

"Istri sepupu lo tuh, Rex!"

Chiko yang berhadapan dengan monitor berbagai ukuran juga ikut menoleh, senyum miring terpatri di bibirnya.

"Setelah sekian lama." Decakan dan anggukan kecil diberikan oleh Chiko.

Matcha menyelipkan anak rambut ke belakang kuping sambil mengangkat dagunya dengan tinggi. "Rex mana?"

"Bos, dicariin Matcha tuh!" teriak Dante yang melongokkan kepala ke arah ruangan bersejarah yang membuat Matcha seketika menggenggam kuat telapak tangannya.

Benar saja, Rex Calvin Paulus muncul dari ruangan tersebut tak lama kemudian. Mata lelah lelaki blasteran itu tampak memerah seperti baru bangun tidur, kulitnya yang putih juga terlihat memucat.

Partikel Badai MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang