Partikel Badai 27

63.9K 4.9K 3.4K
                                    

Peraturan lapak Fey🧚‍♀️
● WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR
● WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
● WAJIB TINGGALKAN JEJAK KOMEN

TARGET UP?

3k vote dan 3k komen🍒

Yuk ramaikan setiap paragraf dengan komen kalian💌

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27. FILOSOFI MATCHA LATTE

Pemuda berkaus putih yang dipadu padankan dengan celana hitam santai selutut itu tampak tak masalah harus berjemur di bawah sinar matahari pagi sambil menggendong bayi perempuan berambut pendek yang diikat dua menyerupai sepasang antena. Bagian samping dari hunian baru tersebut menjadi tempat Hilario menikmati momen santai di hari Minggu bersama Yaya. Sekadar info, Hilario memboyong keluarga kecilnya pindah ke rumah tersebut, lebih tepatnya rumah yang berlokasi di kompleks Adikara Indah Rigency setelah dua minggu yang lalu mereka sempat melihat-lihat isi rumah serta kejutan kecil yang Hilario siapkan untuk Matcha.

"Bababaaa."

Yaya berceloteh riang sembari terus menunjuk ke arah kolam yang diisi oleh kawanan ikan koi yang menyelam ke sana kemari. Kolam mini itu berada di dekat kolam renang dan menjorok ke sisi tembok pembatas dengan rumah tetangga sebelah.

"Iya, Nak. Lucu, ya, ikannya?"

Senyum semringah Yaya kian terlihat. Bayi itu memandang kolam ikan dengan mata mengedip polos, tak peduli pada papanya yang terus mengecup sisi mukanya, mencium telapak tangan yang harumnya sangat khas bayi, juga pada rambut di kepala Yaya yang sudah ditata rapi oleh Matcha meskipun bocah itu belum mandi pagi.

"Yaya makan dulu, yuk!"

Teriakan Matcha sontak membuat Hilario berbalik badan, diikuti Yaya yang memamerkan senyum riang kala menemukan keberadaan mamanya. Di pembatas pintu sana, Matcha berdiri dengan berbalut daster floral hampir pas badan sembari memegang mangkuk kecil berisi MPASI milik Yaya.

Hilario mendekat ke arah Matcha yang dari jauh sudah mengulurkan tangan untuk menyambut Yaya. Sayangnya, ketika Hilario sudah berdiri tepat di depan Matcha, Yaya tampak memalingkan wajah seolah enggan digendong oleh mamanya. Hal itu kontan mengundang timbulnya cemberutan Matcha.

"Nggak mau digendong sama Mama nih?" tanya Matcha yang setelahnya berusaha mencuri kecupan di pelipis putrinya.

Tak mau kalah, Hilario turut mengambil kesempatan dengan mencuri satu kecupan singkat di pipi Matcha.

"Ih, papanya Yaya cium-cium Mama, loh." Matcha pura-pura berbisik kepada Yaya yang tentu saja masih bisa didengar oleh Hilario.

"Nggak apa-apa, biar Yaya aku gendong aja."

Partikel Badai MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang