Partikel Badai 31

57K 5.4K 6.4K
                                    


Peraturan lapak Fey🧚‍♀️
● WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR
● WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
● WAJIB TINGGALKAN JEJAK KOMEN

TARGET UP?

4,5k vote dan 6k komen🍒

Yuk ramaikan setiap paragraf dengan komen kalian💌

(Mohon komentar dengan bahasa yang sopan ya sayang-sayang akuu🥰)

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


31. MISALNYA, LEWAT CARA SALING MENYAKITI

Paras dingin itu sanggup melumpuhkan segala ekspektasi awal Matcha tentang harapannya kepada Hilario yang mungkin saja akan berani mengungkapkan hubungan mereka sejujur-jujurnya di hadapan keluarga besar Zachary, terlebih sudut pikirannya yang mengharap Hilario tiba-tiba menariknya dari rengkuhan Rex sialan yang agaknya terlalu betah berperan menjadi kekasih pura-pura dengan terus memeluk pinggangnya selama mereka meninggalkan kawasan lapangan diadakannya family gathering dan berjalan berombongan dengan yang lain menuju area depan rumah Pakubandanu Zachary.

Berkali-kali Matcha menoleh ke belakang, tetapi Hilario seolah tak acuh padanya. Tatapan datar itu memang sempat meliriknya, tetapi hanya beberapa detik sebelum kemudian berpaling memandang ke arah lain dengan kedua tangan Hilario yang terselip di saku celana. Hilario seperti sulit diraih meskipun mereka berada dalam jarak yang dekat.

"Lain kali, ajak pacar kamu ke rumah, Rex." Kalimat itu diucapkan Kumala saat Rex mulai pamit pada maminya.

"Gampang itu, Mi."

Layaknya orang bingung, Matcha menoleh kiri-kanan sebelum ikut menjabat tangan Kumala Zachary. Jangan ditanya seberapa cepat tempo jantungnya yang memang waswas akan penilaian orang-orang sekitar. Apalagi, ini adalah kali pertama Matcha berhadapan dengan situasi diperkenalkan ke keluarga besar seorang pria yang mana momen itu dulu pernah diimpikannya, diperkenalkan oleh suaminya sendiri, Hilario. Bukan pria lain seperti kekasih palsunya hari ini, Rex.

"Nanti main ke rumah, ya, Sayang. Nggak usah sungkan-sungkan," ujar Kumala. Postur wajah tegasnya sangat khas seperti banyaknya wanita yang terjun ke dunia pemerintahan, bertutur ramah dengan senyum anggun yang sangat karismatik. "Nanti kirim nomor handphone Matcha ke Mami, ya, Rex. Biar tali silaturahmi kami bisa terjalin lebih erat lagi."

Rex langsung terkekeh mendengar ucapan maminya, juga sebelah tangannya yang kembali mampir ke bahu Matcha, bertengger mesra di sana. Rengkuhan itu baru terlepas hingga keduanya hendak masuk ke mobil untuk kemudian menuju markas Sentana. Di dalam mobil, bahu Matcha merosot pelan akibat energinya yang tersedot tak terkira setelah harus berlakon di luar nalar. Ini betul-betul menggilakan, Matcha tahu bahwa badai besar akan segera menyambutnya dalam waktu dekat.

Partikel Badai MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang