MdLK 15 - Meninggalkan Rumah Tercinta

55 22 2
                                    

Assalamualaikum...
بسم الله الر حمن الر حيم

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
(Allâhumma shalli 'alâ Muhammadin wa 'alâ âli Muhammad)

Gimana kabarnya?! Semoga sehat selalu ya✨❤️
Kalau ada typo atau kesalahan lain tandain ya biar mine koreksi..

WELCOME TO DIVA & ALFATH STORY

Read SH first for best experience

Jangan lupa follow sama vote ya

Happy reading💙

***
"Tempat dan saksi bisu diriku berproses mulai yang tak bisa apa-apa menjadi bisa pada akhirnya harus ku tinggalkan juga."
-MdLK-

Setelah berhasil melewati kecanggungan bersama, sudah waktunya mereka untuk meninggalkan pesantren.  Ini adalah hal berat terutama bagi Diva. Meninggalkan rumah tempatnya dari kecil itu adalah hal yang belum pernah terpikirkan olehnya.

Sekarang sudah waktunya mereka berpamitan kepada Bahruddin dan Salamah, tak lupa kepada sang kakak sekaligus sahabat suaminya itu.

Diva menghampiri Salamah terlebih dahulu. Ibu yang mendidiknya sampai seperti saat ini. Tangannya memeluk tubuh sang ibu, suara isakan tangis mulai terdengar dari keduanya.

"Ummi, maafin Diva, ya, kalau selama ini Diva banyak salah sama kerjaannya cuma ngerepotin," ucap Diva meminta maaf.

"Udah, Sayang, kamu gak ngerepotin ummi kok, kamu itu anak ummi bukan orang asing. Jadi, jangan merasa bersalah kayak gitu," tutur Salamah membalas pelukan Diva.

Ternyata Diva mempunyai sifat lembut yang baru ia ketahui, sifat yang hanya bisa dilihat orang-orang terdekatnya. Betapa beruntungnya Alfath berhasil menjadikan Diva miliknya, seorang perempuan yang bisa menjaga suatu hal yang dianggap sepele oleh banyak orang. Namun, ternyata bermanfaat di masa yang akan datang.

Diva mendekati Khaina, yang sedang berdiri di samping Salamah. Diva memeluk Khaina dengan lembut, "Mbak Khaina, makasih banget udah selalu jadi teman dan kakak buat aku. Aku bakal kangen sama, Mbak, pastinya, dan suasana di sini. Semoga kita bisa sering ketemu walaupun aku udah pindah.”

Khaina membalas pelukan Diva dengan hangat, matanya terlihat berkaca-kaca, “Diva, Khaina juga bakal kangen. Khaina juga udah jadi bagian dari keluarga kalian. Tapi Khaina yakin, kamu sama Gus Alfath bakal bahagia di rumah baru seiring berjalannya waktu. Jaga diri ya, dan kalau ada apa-apa, langsung aja bilang.”

Diva mengangguk, “Iya, Mbak Khaina. Kita pasti bakal sering-sering datang. Terima kasih banget buat semua perhatian dan dukungannya selama ini.”

Khaina tersenyum lembut, “Tentu aja. Dan jangan lupa, Khaina selalu terbuka buat kamu, Div.”

Sementara itu, Alfath dan Rizki masih berbincang. Alfath memulai,“Riz, gue dan Diva bakal pindah ke rumah punya gue, meski mungkin gak sebesar ndalem ini. Gue janji bakal jaga Diva dengan baik. Gue harap lo bisa maklum dan merestui keputusan kita.”

Malam Di Langit Kairo [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang