MdLK 21 - Ngidam Aneh Alfath

71 26 17
                                    

Assalamualaikum...
بسم الله الر حمن الر حيم

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
(Allâhumma shalli 'alâ Muhammadin wa 'alâ âli Muhammad)

Gimana kabarnya?! Semoga sehat selalu ya✨❤️
Kalau ada typo atau kesalahan lain tandain ya biar mine koreksi..

WELCOME TO DIVA & ALFATH STORY

Read SH first for best experience

Jangan lupa follow sama vote ya

Happy reading💙

***

Semakin hari tingkah laku Alfath seperti bayi besar. Diva mulai menyadari bahwa perubahan hormon ibu hamil bukan terjadi padanya, melainkan pada suaminya. Pantas saja di awal kehamilannya ia sampai tak menyadari tanda-tanda hamil.

Untung saja Alfath sudah melewati masa morning sickness yang biasanya ibu hamil rasakan. Alfath sangat tidak mau Diva kewalahan dengan mual-mual dan gejala yang ia rasakan. Takut kecapean katanya.

Rasanya aneh ketika Alfath bersikap manja padanya. Gus yang ditugaskan di pondok milik abahnya dulu sangat menjaga image dan cuek. Sekarang, tidak ada yang namanya malu ataupun gengsi.

Diva terkikik geli saat Alfath semakin mengeratkan pelukannya. Ini sangat berbanding terbalik dengan kepribadian Alfath yang sebenarnya. Namun, Diva senang Alfath berani melakukan hal itu padanya tanpa rasa malu. Yang berarti Alfath benar-benar mencintai dan nyaman dengan dirinya.

"A', udah dong jangan meluk terus aku orangnya gelian. Nanti dede nya kejepit tau rasa loh!" ancam Diva.

"Aku gak ngehimpit perut kamu, By, lagian janinnya belum sebesar itu. Tadi kamu sendiri yang mau aku peluk," kilah Alfath tetap meneruskan aktivitasnya yaitu memeluk Diva.

"Aku gak minta peluk, ya, A', kamu yang minta loh!" Diva tidak terima Alfath mengatakan bahwa dirinya yang meminta untuk dipeluk.

"Emang bukan kamu yang minta, tapi, kan, aku juga izin. Terus kamunya mau toh, gak usah gengsi, By, lagian pelukan aku bikin kamu nyaman, kan?"

"Yaa, nyaman sih nyaman. Tapi gak gitu juga maksudnya, A'!" balas Diva dengan lengkungan tipis di bibirnya.

"By, aku tiba-tiba mau dibikinin martabak manis sama Khaina deh!" seru Alfath.

Indra penglihat milik Diva sontak membelalak mendengar kemauan Alfath. Mengapa harus Khaina? Dirinya bisa membuat makanan itu, Alfath malah mencari yang jauh dan sulit.

"Aku bisa bikin martabak, A', jauh-jauh minta dibikinin ke Mbak Khaina, ngerepotin juga jadinya," protes Diva tak menyetujui keinginan Alfath.

"Pengennya buatan Khaina, By," rengek Alfath.

"Yaudah, kita siap-siap buat ke sana!"

Malam Di Langit Kairo [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang